PARBOABOA, Jakarta - Pemerintah Republik Indonesia (RI) menaruh keoptimisan ke industri digital di tanah air. Saat ini kontribusinya sebesar 72 dollar amerika serikat (AS) atau setara Rp1.211 triliun di 2022 (dengan kurs Rp15.500), dan ditarget pada 2025 mencapai 130 miliar dollar AS atau Rp2.045 triliun, sedangkan di 2030 hingga 360 dollar AS.
Sekretaris Badan Kebijakan Perdagangan (BKPERDAG) Indonesia, Hari Widodo mengatakan, peran ekonomi digital mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara nasional, pemerintah mendorong para pelaku usaha mikro, kecil menengah (UMKM) dalam era perdagangan secara digital.
“Sebagaimana kita ketahui kegiatan ekonomi berbasis internet di Indonesia saat ini tengah berkembang sangat pesat khususnya semenjak pandemi COVID-19, menyebabkan pergeseran kegiatan masyarakat secara masif di tengah awal 2020 sejak dari fisik (offline) menjadi online,” kata Hari, dalam Gambir Trade Talk #9 secara virtual, Senin (20/03/2023).
Hari mengatakan, pada 2022 ekonomi digital telah mencapai 72 miliar dollar AS, setara Rp1.211 triliun atau tumbuh 22 persen secara year on year (YoY) dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ia memproyeksikan nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai sekitar 130 miliar dollar AS, setara Rp2.045 triliun pada 2025.
"Akan terus tumbuh hingga 220 - 360 miliar dollar AS pada 2030,” ucap Hari.
Hari mengaku, salah satu pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi digital adalah e-commerce dengan kontribusi lebih dari 76 persen pada 2022.
“Pada periode paska pandemi, pemerintah terus mengoptimalkan potensi dan produktivitas UMKM dengan mendorong digitalisasi atau on-boarding yang mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional,” kata Hari.
Hari menuturkan, saat ini jumlah UMKM di Indonesia mencapai sekitar 64 juta atau kurang lebih 99 persen dari seluruh pelaku usaha di Indonesia dengan kontribusi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) sekitar 61 persen dan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 97 persen.
Menurutnya data-data tersebut menunjukan UMKM memiliki peran yang sangat penting dan besar dalam kegiatan ekonomi di Indonesia, khususnya dalam masa pemulihan paska pandemi.
"Namun baru sekitar 32 persen pelaku UMKM telah memanfaatkan platform e-commerce,” terang Hari.
Hari menyebut, pemerintah menargetkan percepatan digitalisasi pada 30 juta pelaku UMKM on-boarding ke ekosistem digital di 2024.
“Di Kemendag berbagai strategi meningkatkan kualitas perdagangan digital telah dilaksanakan. Di antaranya pembinaan dan pendampingan UMKM, bantuan fasilitasi sampai dengan pencetakan fasilitator untuk meningkatkan edukasi terkait e-commerce bagi UMKM di seluruh Indonesia,” jelas Hari
Hari berharap, UMKM diberi dukungan agar bisa menguasai marketplace khususnya di dalam negeri secara berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan masukan yang konstruktif untuk menyusun strategi kebijakan yang komprehensif dan kolaboratif, dari sisi pemerintah pusat, daerah, akademisi dan pelaku usaha