PARBOABOA – Pernah nggak sih, habis nonton film aksi terus kepikiran, "Kalau kejadian kayak gini beneran, dunia bakal gimana?" Salah satu film yang bikin mikir begitu adalah White House Down.
Film ini gak cuma seru dan penuh aksi, tapi juga ngasih gambaran tentang ancaman keamanan yang relevan di dunia nyata.
White House Down menceritakan serangan terorganisir ke Gedung Putih yang melibatkan teknologi canggih, pengkhianatan orang dalam, dan celah keamanan yang dieksploitasi.
Walaupun terlihat dramatis, situasi seperti ini nggak sepenuhnya mustahil terjadi. Misalnya, pada tahun 2021, peretasan Colonial Pipeline di Amerika Serikat menunjukkan bagaimana sistem digital yang vital bisa dieksploitasi.
Ini menjadi pengingat bahwa keamanan tidak hanya soal melindungi fisik, tapi juga menjaga infrastruktur digital dari ancaman siber.
Tokoh utama dalam film, John Cale, dengan cepat mengambil tindakan untuk menyelamatkan situasi. Ini menggarisbawahi pentingnya memiliki tim keamanan yang selalu siap menghadapi krisis kapan pun, dilengkapi dengan latihan rutin dan protokol darurat yang solid.
Respons cepat seperti ini juga relevan di dunia nyata, terutama saat menghadapi ancaman yang bisa muncul tanpa peringatan.
Salah satu pelajaran penting dari White House Down adalah bahaya pengkhianatan dari dalam. Dalam film, seorang pejabat tinggi menjadi biang kerok serangan.
Hal seperti ini juga pernah terjadi di dunia nyata, seperti kasus Wikileaks tahun 2010, di mana informasi penting bocor karena pengkhianatan orang dalam.
Dari sini, pentingnya screening ketat untuk pegawai, pengawasan rutin, dan pemanfaatan teknologi seperti AI untuk mendeteksi perilaku mencurigakan menjadi jelas.
Sistem keamanan modern kini banyak yang menggunakan analitik perilaku untuk mencegah ancaman semacam itu.
Film ini juga menyoroti bagaimana komunikasi yang buruk bisa memperburuk situasi. Kurangnya koordinasi antar tim atau departemen dalam keadaan darurat bisa membuat respons menjadi lambat dan tidak efektif.
Hal ini mengingatkan pentingnya sistem komunikasi yang terintegrasi dan mampu beroperasi secara real-time.
Teknologi canggih seperti drone dan komunikasi terenkripsi yang muncul dalam film juga menarik perhatian.
Di satu sisi, teknologi ini membantu pengawasan dan pengamanan, tapi di sisi lain juga bisa menjadi ancaman.
Misalnya, insiden di Bandara Gatwick, Inggris, pada 2018, di mana drone tak dikenal membuat bandara ditutup selama berhari-hari.
Untuk mengatasi ancaman seperti ini, teknologi anti-drone mulai dikembangkan untuk melumpuhkan perangkat sebelum mencapai target.
Selain itu, komunikasi terenkripsi kini menjadi standar untuk melindungi data penting dari ancaman peretasan.
Inspirasi dari film aksi seperti White House Down sering kali melahirkan inovasi nyata. Teknologi pengenalan wajah, yang sering digunakan untuk akses keamanan dalam film, kini menjadi salah satu alat efektif di dunia nyata.
Bahkan, beberapa negara menggunakan simulasi berbasis AI untuk menguji kesiapan sistem keamanan mereka menghadapi berbagai ancaman, mulai dari serangan fisik hingga siber.
Lewat skenario ekstremnya, White House Down mengajak kita berpikir lebih jauh tentang pentingnya persiapan menghadapi berbagai ancaman.
Film ini mengingatkan bahwa keamanan adalah kombinasi dari teknologi, manusia, dan strategi yang matang. Dari hiburan semacam ini, kita bisa belajar banyak hal yang relevan untuk diterapkan di dunia nyata.