PARBOABOA, Haiti - Geng Haiti yang melakukan penculikan kepada 17 orang misionaris AS dan keluarga, meminta tebusan sebesar USD 17 juta atau setara Rp 240 miliar.
Para misionaris tersebut berasal dari Christian Aid Ministries (CAM) yang berbasis di Ohio, AS. Mereka diculik di tengah perjalanan pulang setelah melakukan kunjungan ke sebuah panti asuhan di Croix-des-Bouquets, pinggiran timur laut ibu kota Port-au-Prince.
Penculikan yang terjadi pada Sabtu (16/10) lalu di ibu kota Port-au-Prince dilakukan oleh geng bernama 400 Mawozo. Menteri Kehakiman Haiti Liszt Quitel mengatakan Biro Investigasi Federal (FBI) AS dan polisi berusaha untuk bernegosiasi dengan geng tersebut. Diperkirakan upaya pembebasan itu dapat memakan waktu hingga berminggu-minggu.
"Mereka meminta USD 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar per orang," kata Prettyl, dikutip dari Reuters pada Rabu (20/10).
Dari 17 orang disandera, lima diantaranya merupakan anak-anak dan enam orang wanita.
Keadaan Haiti saat ini memang sangat memprihatinkan. Presiden Haiti Jovenel Moise meninggal setelah ditembak pembunuh bayaran pada bulan Juli lalu.
Ditambah lagi dengan gempa bumi yang melanda pada bulan Agustus lalu. Krisis ekonomi dan politik semakin mengakibatkan kebrutalan dan kekerasan merajela di Haiti.
Ibukota Haiti sudah dikuasai oleh geng-geng kekerasan yang menyebabkan banyak warga telah meninggalkan daerah tersebut. Masyarakat Haiti pada Senin (18/10) melakukan protes dan mogok kerja atas tingginya kejahatan dan penculikan yang semakin meningkat di negara termiskin di kawasan Amerika Utara itu.