PARBOABOA, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian baru-baru ini mengumumkan rencana untuk melakukan pemekaran di Provinsi Papua. Disebutkan jika pemekaran Papua ini mengacu pada pada Undang-undang Otonomi Khusus Nomor 2 Tahun 2021, dimana Papua akan dimekarkan menjadi enam daerah otonomi baru yaitu Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Pegunungan Tengah, Papua Selatan, dan Papua Tabi Saireri.
Pemekaran ini diharapkan akan mempercepat pemerataan pembangunan, peningkatan pelayanan publik, kesejahteraan masyarakat, serta mengangkat harkat dan martabat masyarakat Papua. Namun rencana ini mendapat penolakan dari masyarakat dan mahasiswa Papua.
Untuk menyuarakan ketidaksetujuan atas rencana ini, sejumlah mahasiswa Papua menggelar aksi demo di Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat yang berdekatan dengan kantor Kementerian Dalam Negeri, pada Jumat (11/3).
Demo yang dilakukan dengan pengawalan polisi ini berakhir ricuh, karena pendemo memaksa untuk berorasi di kawasan Istana Negara. Sebenarnya, polisi sudah membuat brigade pertahanan agar pendemo tidak memaksa masuk. Namun, pendemo yang tidak terima mulai bertindak anarkis dengan mendorong pertahanan petugas.
Aksi saling dorong pun tak terelakkan di lokasi. Beberapa mahasiswa ada yang berhasil menembus barisan, sehingga petugas langsung mengejar para pendemo tersebut. Namun, sebagian pendemo malah terlibat aksi saling pukul dengan polisi.
Bahkan seorang Kasat Intel bernama AKBP Ferikson Tampubolon terluka di bagian kepala dan langsung dibawa untuk mendapatkan penanganan medis. Dalam foto-foto yang beredar, AKBP Ferikson tampak mengucurkan darah dari kepalanya. Bahkan masker putih yang digantungkan di lehernya tampak penuh dengan noda darah.
Polisi kemudian melakukan tindakan tegas dengan menangkap beberapa mahasiswa yang melakukan perlawanan tersebut dan dibawa ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa.