parboaboa

Mengenal Operasi Bariatrik untuk Menurunkan Berat Badan

Fika | Kesehatan | 24-06-2024

Ilustrasi seorang wanita yang akan melakukan operasi bariatrik. (Foto: PARBOABOA/Fika)

PARBOABOA – Dunia kesehatan semakin mengalami peningkatan dalam hal menurunkan berat badan. Salah satunya adalah operasi bariatrik.

Dilansir dari laman Yale Medicine, Senin (24/06/2024), operasi bariatrik adalah operasi yang mengubah anatomi lambung untuk mengurangi jumlah makanan yang dimakan dan dicerna.

Bedah bariatrik adalah istilah umum untuk berbagai prosedur yang membantu penurunan berat badan.

Operasi ini bekerja terutama dengan mengubah anatomi dan ukuran perut untuk membatasi jumlah makanan yang dikonsumsi.

Dalam beberapa kasus, bedah bariatrik dilakukan untuk mengubah proses pencernaan dan meningkatkan metabolisme lemak.

Beberapa prosedur bedah bariatrik mempengaruhi produksi hormon usus dan mempengaruhi nafsu makan.

Penting untuk dipahami bahwa operasi bariatrik itu sendiri hanyalah sebagian dari solusi. Agar berhasil menurunkan berat badan, pasien juga harus fokus pada pengembangan kebiasaan gaya hidup sehat.

Meskipun demikian, operasi bariatrik dapat memudahkan mencapai berat badan yang lebih sehat dan mengubah beberapa kebiasaan yang berkontribusi pada kenaikan berat badan awal.

Bagi orang-orang dengan obesitas parah, National Institute of Health (NIH) mengakui operasi bariatrik sebagai satu-satunya pengobatan efektif untuk mempertahankan penurunan berat badan jangka panjang bagi orang-orang yang belum berhasil dalam diet, olahraga dan strategi penurunan berat badan umum lainnya.

Ada berbagai jenis operasi bariatrik yang bisa dilakukan dalam rangka menurunkan berat badan. Namun, penting untuk mendiskusikannya dengan dokter tentang pro dan kontra dari setiap prosedur.

Ada tiga jenis prosedur bariatrik yang ditawarkan oleh dokter di Yale Medicine. Pertama adalah balon intragastrik endoskopi.

Balon intragastrik endoskopi adalah pendekatan non-bedah yang melibatkan memasukkan balon yang mengisi sekitar setengah dari perut.

Balon meningkatkan rasa kenyang setelah makan, sehingga membatasi jumlah makanan yang ingin dikonsumsi. Sekitar enam bulan kemudian balon itu akan dihapus.

Kedua adalah bypass lambung Roux-en-Y. Prosedur ini menggunakan staples di bagian atas perut untuk membuat kantong seukuran telur.

Kantong ini dilekatkan pada bagian usus kecil berbentuk Y yang dibuat melalui pembedahan, sehingga makanan melewati perut, duodenum (segmen pertama dari usus kecil) dan bagian pertama jejunum (segmen kedua dari usus kecil).

Hal ini tidak hanya mengurangi jumlah kalori dan nutrisi yang dapat diserap oleh tubuh. Tetapi juga menghasilkan perubahan bermanfaat pada hormon usus yang mengurangi rasa lapar.

Ketiga adalah gastrektomi lengan. Dalam prosedur ini, sekitar 80 persen lambung diangkat dan sisanya dijepit untuk membuat selongsong vertikal tipis seukuran pisang.

Selongsong ini memuat lebih sedikit makanan, sehingga tubuh akan merasa puas setelah makan lebih sedikit. Cara ini juga dinilai dapat mengubah hormon pencernaan sehingga mengurangi rasa lapar.

Meski tidak optimal untuk setiap pasien, bedah bariatrik seringkali dapat dilakukan dengan pendekatan laparoskopi invasif minimal.

Ini melibatkan pembuatan beberapa sayatan kecil di perut, bukan satu sayatan besar. Manfaat dari pendekatan ini termasuk berkurangnya rasa sakit dan jaringan parut serta pemulihan yang lebih cepat.

Ada beberapa pedoman yang jelas tentang siapa yang merupakan kandidat untuk operasi bariatrik.

Hal ini termasuk persyaratan bahwa pasien harus mengalami obesitas yang tidak sehat, dengan indeks massa tubuh (Body Mass Index/BMI) 40 atau lebih tinggi.

Bisa juga mereka yang memiliki BMI 35 hingga 39, disertai dengan satu atau lebih kondisi medis, seperti diabetes, tekanan darah tinggi atau sleep apnea.

BMI adalah ukuran obesitas yang membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter persegi).

Agar memenuhi syarat untuk operasi bariatrik saat dewasa, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi seperti BMI 40 atau lebih tinggi, BMI 35 atau lebih, terkait dengan masalah kesehatan terkait obesitas, sleep apnea, tekanan darah tinggi atau diabetes tipe 2.

Remaja juga bisa menjalani operasi bariatrik jika telah mencapai tinggi badan dewasa, melewati masa pubertas dan memenuhi salah satu kualifikasi yang tercantum di atas.

Pasien yang memiliki masalah penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol, gangguan kejiwaan yang serius atau gangguan penyebab obesitas yang dapat disembuhkan tanpa operasi tidak bisa menjalani bedah bariatrik.

Agar bedah bariatrik bisa berhasil maka jumlah berat badan yang diturunkan akan bergantung pada operasi dan komitmen terhadap perubahan gaya hidup serta faktor lainnya.

Penelitian dari American Society for Metabolic and Bariatric Surgery telah menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen pasien bariatrik mampu mempertahankan penurunan berat badan sebesar 50 persen atau lebih dari kelebihan berat badan mereka dalam jangka panjang.

Dalam banyak kasus, pasien dapat meningkatkan peluang keberhasilannya dengan mengikuti saran dari ahli bedah dan tim pendukungnya tentang cara melakukan perubahan gaya hidup yang benar.

Pasien yang menjalani operasi bariatrik dapat mengharapkan komitmen sumur hidup terhadap tujuan penurunan berat badan mereka.

Operasi bariatrik membuat perubahan drastis pada sistem pencernaan. Pasien perlu mengurangi jumlah makanan yang dimakan. Selain itu juga mengonsumsi lebih banyak makanan berprotein dan lengkapi diet dengan vitamin dan mineral.

Editor : Fika

Tag : #Operasi Bariatrik    #Berat Badan    #Kesehatan    #Diet    #Gaya Hidup   

BACA JUGA

BERITA TERBARU