PARBOABOA, New Delhi - Kepolisian New Delhi, India, menangkap wartawan Muslim atas tuduhan mengeluarkan sentimen kepada agama tertentu.
Dilansir Associated Press, Rabu (29/6/2022), penangkapan itu lantas memicu kecaman dan kemarahan dari berbagai pihak yang menyebut pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi membungkam kebebasan pers.
Mohammed Zubair ditangkap pada Senin petang karena tulisannya di Twitter yang menurut polisi "dengan sengaja menghina dewa dari agama tertentu". Zubair merupakan salah satu pendiri situs pengungkap fakta, Alt News.
Polisi Senior Malhotra mengatakan jika kasus ini diangkat menyusul keluhan dari seorang pengguna Twitter, dan Zubair ditahan selama satu hari.
Sebagai informasi, para jurnalis di seluruh India telah menjadi sasaran penangkapan oleh pemerintah. Beberapa di antaranya bahkan ditangkap atas tuduhan kriminal gara-gara unggahan mereka di Twitter.
Akun-akun para jurnalis itu juga kerap menjadi sasaran ejekan dan ancaman. Pemerintah India bahkan meminta Twitter untuk memblokir akun-akun mereka.
Penangkapan Zubair memicu serangkaian kecaman dan kemarahan dari para aktivis, jurnalis, serta politisi oposisi yang meneriakkan pembebasan Zubair dan menyebut pemerintah telah melecehkan media.
"Dalam demokrasi, di mana seseorang memiliki hak untuk menyampaikan kebebasan berbicara dan berpendapat, sangatlah tidak dibenarkan jika hukum yang tegas digunakan untuk melawan para jurnalis," demikian pernyataan DIGIPUB, jaringan organisasi berita digital India.
"Menahan satu suara kebenaran hanya akan membangkitkan ribuan (suara) lainnya," kata pemimpin Kongres dari partai oposisi, Rahul Gandhi, melalui Twitter.
Menurut salah satu pendiri Alt News, Pratik Sinha, Zubair ditahan tanpa pemberitahuan sebelumnya dari polisi, hal yang menjadi kewajiban sesuai hukum yang berlaku terkait penangkapannya.
Alt News merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk pada 2017. Situs pengungkap fakta ini menjadi terkenal dan memiliki reputasi yang baik dalam melaporkan komentar kebencian dan mengungkap kebenaran di balik informasi yang salah.
Karena hal itulah para pendirinya kerap kali menerima ancanan oleh kelompok-kelompok sayap kanan, bahkan beberapa di antaranya terkait dengan Partai Bharatiya Janata (BJP) pimpinan Narendra Modi, yang merupakan partai Hindu Nasionalis.
Zubair sebelumnya pernah dijerat kasus serupa. Awal bulan ini polisi mendakwanya dengan tuduhan menyebut pemuka agama Hindu sebagai "penebar kebencian", menurut laman The Wire.
Pemuka agama Hindu itu telah mengeluarkan pernyataan kasar terkait umat Muslim. Bahkan seseorang di antaranya telah menyerukan "pembantaian massal" terhadap para Muslim, yang menjadi minoritas di India. Para pemuka agama itu sempat ditahan, namun kemudian dilepaskan dengan jaminan.
Zubair merupakan salah satu jurnalis yang pertamakali menyoroti komentar juru bicara BJP yang menghina Nabi Muhammad beberapa waktu lalu. Komentar yang kemudian menimbulkan kemarahan diplomatik terhadap pemerintahan Modi.
Posisi India menurun delapan peringkat dan menempati posisi ke-150 dari 180 negara di Indeks Kebebasan Pers yang dirilis kelompok pengawas Reporters Without Borders.