Dimas | Kesehatan | 23-05-2022
PARBOABOA, Jakarta - Kanker usus merupakan salah satu jenis kanker yang memiliki tingkat kematian yang tinggi. Menurut data Global Cancer Observatory (Globocan), kanker usus termasuk jenis kanker keempat terbanyak yang diderita masyarakat di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri, kanker usus merupakan jenis kanker terbanyak kedua yang diidap masyarakat, khususnya kaum pria. Salah satu kasusnya terjadi pada mantan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto yang dikabarkan meninggal dunia, Sabtu (21/5) lalu, akibat menderita penyakit kanker usus stadium akhir.
Kanker usus sendiri adalah pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di usus kecil maupun usus besar. Pada stadium awal, biasanya para penderita sering tidak menyadari adanya gejala penyakit ini.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan peluang seseorang terkena kanker usus besar, di antaranya:
Pada kanker usus, sebenarnya gejala awal bisa terdeteksi lewat beberapa perubahan yang terjadi saat buang air besar (BAB). Melansir dari American Cancer Society, terdapat beberapa gejala kanker usus yang lazim dirasakan oleh penderitanya, antara lain:
Menjaga pola makan merupakan Salah satu cara utama yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko kanker usus. Menjaga pola makan bisa dilakukan dengan memilih makanan-makanan yang sehat.
Melansir dari Healthline, studi menunjukkan makan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat menurunkan risiko kanker usus serta jenis kanker lainnya.
Menurut National Cancer Institute, orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas sekitar 30 persen lebih mungkin terkena kanker usus . Selain itu, indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus, terutama pada pria. Untuk itu, menjaga berat badan sangat disarankan untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini di kemudian hari.
Melakukan olahraga secara rutin dinilai dapat membantu seseorang untuk mengatur berat badan, sekaligus mengurangi risiko kanker usus.
Selain itu, berolahraga juga dapat meningkatkan semangat, kesehatan mental, serta membantu tidur lebih nyenyak.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam World Journal of Gastrointest Oncology menemukan bahwa aktivitas fisik tidak hanya mencegah 15 persen kanker usus, tetapi turut menurunkan risiko kematian akibat kanker usus sebelum maupun sesudah diagnosis.
Merokok bukan hanya menyebabkan penyakit pada sistem pernafasan saja, namun bisa memicu munculnya kanker pada usus. Racun di dalam rokok bersifat karsinogenik dapat merusak DNA di dalam tubuh. Selain meningkatkan risiko kanker usus, rokok penyakit serius seperti penyakit jantung, stroke dan emfisema.
Mengurangi maupun menghindari konsumsi minuman beralkohol juga dapat menurunkan risiko kanker usus. Menurut penelitian yang dipublikasikan di National Library of Medicine tahun 2021, konsumsi alkohol berlebihan sejak usia dewasa muda merupakan faktor risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar. Sebab, alkohol adalah salah satu kontributor terbesar penyebab kanker tersebut.
Demikianlah informasi seputar kanker usus yang bisa Parboaboa sajikan. Apabila terdapat gejala-gejala seperti yang telah dijelaskan diatas, segera periksakan diri Anda ke dokter atau rumah sakit terdekat. Selain itu, Anda juga bisa mencoba melakukan cara-cara mencegah kanker usus secara rutin. Semoga bermanfaat!
Editor : -
Tag : #kanker #kanker usus #kesehatan #kemenkes #globocan #achmad yurianto