PARBOABOA, Makassar – Aksi demonstrasi di Jalan AP Pettarani Makassar berujung ricuh. Dalam aksi tersebut seorang polisi bernama AKP Widodo menjadi korban pelemparan batu saat mengamankan mahasiswa demo. Widodo yang merupakan kapolsek Rappocini pun saat ini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara. Ia mengalami luka pada bagian wajahnya.
Kejadian itu bermula saat massa Forum Mahasiswa Papua Kota Studi Makassar tengah melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor DPRD Kota Makassar di Kecamatan Rappocini, Kota Makassar Selasa (26/10/2021) sekitar pukul 15.00 Wita.
Aksi itu dihadiri sekitar 20 orang mahasiswa. Mereka menuntut dibebaskannya tokoh pendukung gerakan Papua merdeka, Viktor Yeimo, serta menutup perusahaan asing di tanah Papua. Saat unjuk rasa berjalan dari satu kubu, terus tidak lama kemudian muncul kelompok lainnya.
Saat aksi berjalan, tiba-tiba Ormas Brigade Muslim Indonesia (BMI) datang untuk membubarkan aksi demonstrasi mahasiswa Papua tersebut hingga terjadi kericuhan.
Kapolsek Rappocini, Kompol Syamsir Syamsuddin saat dikonfirmasi membenarkan adanya anggota kepolisian yang terkena lemparan batu.
"Iya betul ada anggota saya (AKP Widodo) terkena lemparan batu dan sekarang sudah dirawat di RS Bhayangkara. Kita belum tahu lemparan itu dari mana, sementara kita lidik pelakunya siapa," kata Kapolsek Rappocini, Kompol Syamsir Syamsuddin saat dikonfirmasi, Selasa (26/10/2021) sore.
Sementara itu, Ketua BMI Muhammad Zulkifli mengakui pihaknya telah membubarkan paksa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Forum Mahasiswa Kota Studi Makassar tersebut.
Zulkifli mengaku sebelum dilakukan aksi unjuk rasa berlangsung pihaknya telah mengutus anggota BMI ke asrama mahasiswa Papua untuk mengimbau agar mahasiswa Papua tersebut tidak turun aksi.
"Kami sebelumnya telah mengutus anggota ke asrama Papua untuk mengingatkan agar tidak meneriakkan dukungan ke Papua merdeka dan kepada salah satu tokoh pergerakan yang mendukung kelompok teroris Papua Merdeka” kata Zulkifli saat dikonfirmasi.
Tetapi faktanya, kata Zulkifli, mereka tetap turun sehingga anggota kami terpaksa membubarkan dan memukul mundur aksi mereka hingga ke dekat asrama Papua lain di Jalan Rappocini. Zulkifli mengaku bahwa jiwa nasionalismenya terganggu lantaran aksi mahasiswa Papua tersebut meminta agar Victor Yeimo dibebaskan.