PARBOABOA, Jakarta – Usai ditemukannya varian omicron baru di Bali, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan tetap optimis pariwisata Bali bisa terus bangkit.
"Tentunya kekhawatiran selalu ada. Tapi, saya optimistis ketika kita disiplin dan mengikuti arahan pemerintah kita bisa melewati varian baru ini. Seperti kita juga melewati varian-varian sebelumnya," kata Sandi di Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-44, di Denpasar, Bali, Minggu (12/6).
Sandi pun menargetkan wisatawan mancanegara bisa mencapai 70 persen di akhir tahun nanti. Menurut Sandi, saat ini kunjungan wisatawan domestik ke Bali sudah mencapai 70 persen. Sedangkan wisatawan asing sudah 30 persen.
"Ini saya akan genjot di akhir tahun wisatawan nusantara ke Bali [bisa] 100 persen [seperti] sebelum pandemi di tahun 2019. Dan mudah-mudahan bisa mencapai 50 sampai 70 persen untuk wisatawan mancanegara. Dan harapannya 1,1 juta lapangan kerja tercipta sebagai bagian daripada kepulihan ekonomi kita," ujarnya.
Sandi mengatakan, pihaknya saat ini sedang menunggu konfirmasi lebih lanjut dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 terkait penemuan virus varian baru tersebut.
"Sedang menunggu. Kita harus jaga momentum kebangkitan ini dengan memastikan kewaspadaan kita sesuai arahan pemerintah. Kita tunggu bagaimana varian baru ini, harus kita sikapi agar pandemi tetap terkendali," katanya.
Varian Omicron Baru
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia sudah mengidentifikasi empat kasus mutasi SARS-CoV-2 varian Omicron, yaitu subvarian BA.4 dan BA.5. Dia menyebutkan empat kasus itu dilaporkan pertama kali di Bali.
"Memang sudah ditemukan di Indonesia kemarin di Bali, sudah ada empat orang terkena [subvarian] BA.4 dan BA.5," kata Budi kepada wartawan, Jumat (10/6).
Subvarian BA.4 dan BA.5 ini tengah diwaspadai di sejumlah negara. Singapura bahkan memprediksi gelombang baru Covid-19 akibat subvarian Omicron tersebut bakal terjadi pada Juli mendatang.
Budi memastikan Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dengan memantau ketat subvarian baru dari Omicron ini. Ia menduga subvarian ini kebal dari vaksin Covid-19.
Namun, dia meyakini saat ini imunitas masyarakat Indonesia masih cukup tinggi dalam melawan Covid-19.
Di sisi lain, Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengatakan bahwa adanya empat kasus subvarian omicron baru BA.4 dan BA.5 yang teridentifikasi di Pulau Bali.
Empat kasus tersebut, rupanya ditemukan saat kegiatan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang digelar pada tanggal 23 hingga 28 Mei 2022, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
"Memang ditemukan empat kasus itu. Kasus sebenarnya yang kita kirim itu waktu ada perserta delegasi GPDRR yang datang ke Nusa Dua, Bali," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom saat dihubungi, Jumat (10/6) malam.
Sementara, empat orang tersebut yaitu satu warga negara Indonesia (WNI) dan tiga warga negara asing (WNA). Untuk yang WNI berstatus sebagai panitia di GPDRR dari Jakarta. Sementara, tiga orang lainnya adalah Warga Negara Asing (WNA) dan mereka peserta di GPDRR di Bali yang berasal dari Amerika, Brazil dan Mauritius.
"Satu orang panitia itu dari Jakarta dan tiga orang itu adalah WNA. Waktu itu, (mereka) diceks di bandara, karena waktu itu kita tidak tau (varian baru) dan hasil PCR-nya positif dan langsung kita karantina di hotel. Lalu, spesimen yang positif itu kita kirim ke Kemenkes tanggal 26 Mei 2022 dan diceks lagi virusnya dan ternyata ada empat orang ditemukan varian baru," ungkapnya.
Namun oleh Kemenkes, hasil tersebut baru dirilis tanggal 9 Juni 2022 dan yang terpapar subvarian omicron baru satu orang BA.4 dan tiga orang BA.5.
Dia juga menyebutkan setelah kasus terkonfirmasi positif Covid-19, mereka tidak mengikuti kegiatan dan dikarantina selama lima hari di hotel. Setelah itu, mereka diperiksa kembali dan dinyatakan negatif Covid-19, lalu langsung dipulangkan.
"Acara selesai, dicek ulang lagi sudah negatif, iya pulang ke negaranya," ujarnya.