Apple dikabarkan tengah mengembangkan fitur di iPhone yang dapat membantu mendeteksi depresi dan penurunan kognitif lainnya.
Seperti dilansir dari New York Post, fitur penurunan kognitif yang dilaporkan akan menggunakan data pribadi yang dikumpulkan oleh sensor pada perangkat Apple seperti iPhone dan Apple Watch. Ini mencakup informasi yang berkaitan dengan pola tidur pengguna, aktivitas fisik, perilaku mengetik, dan banyak lagi.
Disebutkan Apple sedang mengembangkan software tersebut bersama para peneliti dari University of California, Los Angeles. Sebanyak 3.000 sukarelawan pengguna Apple Watch dan iPhone dipelajari data-datanya.
Studi tersebut dikabarkan mulai pada 2021 ini. Fase pilot sudah dimulai 2020 melibatkan data dari 150 peserta. Apple juga bermitra dengan perusahaan farmasi Biogen Inc. yang melakukan penelitian tentang penurunan kognitif pada penyakit Alzheimer.
Kolaborasi ketiga yang dilaporkan dalam pengembangan perangkat lunak adalah dengan Duke University yang menggunakan kamera iPhone untuk mengamati perilaku fisik anak-anak dan membantu mendeteksi autisme.
Apple diduga membagi usahanya untuk mewujudkan fitur tersebut menjadi dua proyek. Yang pertama dengan nama kode 'Seabreeze,' Apple bermitra dengan University of California, Los Angeles untuk menangani depresi dan kecemasan. Sementara proyek 'Pi' membuat Apple bekerja dengan perusahaan farmasi Biogen untuk fokus pada penurunan kognitif.
Dalam dokumen dan wawancara yang diperoleh, Apple sedang mencari cara untuk membangun algoritma deteksi yang andal dengan mengidentifikasi sinyal yang ditemukan dalam data biometrik pengguna iPhone .
Deteksi depresi dan penurunan kognitif ini akan menggunakan data pribadi ekstensif yang dikumpulkan oleh sensor pada perangkat Apple seperti iPhone dan Apple Watch. Data-data yang dikumpulkan tersebut termasuk informasi pola tidur pengguna, aktivitas fisik, perilaku megnetik, dan lain-lain.
Jika proyek penelitian berjalan seperti yang diharapkan, Apple akan menghadirkan fitur iPhone di masa depan yang akan memperingatkan pengguna tentang kemungkinan menderita kondisi mental, seperti dilansir dari MySmartPrice.
Menurut laporan tersebut, peneliti UCLA juga menganalisis ekspresi wajah, pola suara, dan kelancaran menggunakan kamera pada perangkat. Penelitian ini juga akan memperhitungkan perilaku mengetik yang akan mencakup kecepatan mengetik, jumlah kesalahan ketik dan semacamnya.
Kendati demikian, proyek tersebut kabarnya masih dalam tahap penelitian awal dan belum ada konfirmasi apakah produk tersebut nantinya akan diperkenalkan ke publik atau tidak. Hingga saat ini, Apple belum mengeluarkan pernyataan atau komentar apa pun atas laporan terkait hal itu.