PARBOABOA, Jakarta – Kericuhan antara suporter sepak bola kembali terjadi di Indonesia. Pendukung Persija (The Jack Mania) dan Persib (Bobotoh) terlibat dalam insiden kekerasan setelah pertandingan pada Sabtu (2/9/2023) pekan ke-11 Liga 1 2023/2024 berakhir dengan skor imbang 1-1.
Ketegangan muncul ketika sejumlah suporter merasa tidak puas dengan hasil pertandingan tersebut. Alhasil, beberapa kerusuhan meletus di luar stadion, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan.
Di sana, sejumlah suporter Persija berkumpul, dan beberapa di antaranya terlibat dalam serangan terhadap seorang pemuda.
Rekaman CCTV yang diberikan oleh Dinas Perhubungan Bekasi pun berhasil mendokumentasikan kericuhan ini yang bahkan menutupi jalan utama di depan stadion.
Dalam rekaman tersebut, terlihat beberapa individu terlibat dalam kerusuhan, mereka saling menuding dan bahkan ada yang melemparkan benda-benda.
Polisi lalu lintas bahkan mengaku kesulitan dalam mengendalikan kerumunan yang semakin memanas.
Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Dani Hamdani, dalam pernyataannya mengonfirmasi bahwa kericuhan ini terjadi setelah pertandingan selesai.
Dia menjelaskan bahwa konflik ini melibatkan dua kelompok suporter yang sama.
Akibat insiden ini, warga sekitar dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari ruas jalan yang terlibat dalam insiden tersebut.
Kericuhan antara The Jack Mania dan Bobotoh
Kerusuhan antara The Jak Mania dan Bobotoh bukanlah kejadian yang baru. Pada 2012 silam, kejadian serupa pernah terjadi di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
Bentrokan tersebut mencapai tingkat kekerasan yang sangat serius, dengan penggunaan senjata tajam dan berbagai tindak kekerasan fisik yang melibatkan sejumlah pihak.
Sejumlah kendaraan dan fasilitas stadion juga mengalami kerusakan yang signifikan dalam insiden ini. Tragisnya, kericuhan ini mengakibatkan tiga korban jiwa dan puluhan orang mengalami luka-luka.
Empat tahun kemudian, tepatnya di pada 27 November 2016, kerusuhan terjadi lagi di lokasi yang sama. Insiden tersebut terjadi sebelum, selama, dan setelah pertandingan leg kedua final Piala Presiden 2016.
Suporter dari kedua tim terlibat dalam bentrokan fisik, dan polisi harus turun tangan untuk mengendalikan situasi. Akibatnya, terjadi kerusakan yang cukup parah di dalam stadion dan di sekitarnya.