PARBOABOA, Jakarta – Para ilmuwan tengah mengembangkan teknologi alternatif dari cangkang kepiting sebagai pengganti baterai. Cangkang kepiting mengandung unsur logam seperti kalsium karbonat, yang memiliki kegunaan obat dan industri, dan kitin (chitin), polimer alami yang menjadi bahan baku baterai lithium.
Dilansir dari jurnal Popular Mechanis, sekelompok insinyur dari University of Maryland membuat baterai berbahan seng-kitin yang bisa didaur ulang, dapat terurai secara alami, serta tetap memiliki daya listrik yang cukup besar.
“Ini adalah aplikasi kitin yang sangat menarik, memanfaatkan kemampuan terbarukannya dan potensinya untuk mengikat seng dapat menjadi bahan baku elektroda baru,” kata Mark MacLachlan, seorang profesor bahan supramolekul di University of British Columbia, kepada Popular Mechanics.
Sebelumnya, selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah menambang kitin dari cangkang kepiting untuk berbagai kepentingan, mulai dari rekayasa jaringan hingga pembuatan plastik yang dapat terurai secara alami. Apalagi kitin merupakan turunan polimer kitosan (chitosan) yang ramah lingkungan dan tidak beracun.
Untuk proses pengambilan kitinnya sendiri, yaitu dengan membuat pori-pori yang lumayan besar, sekitar lima mikrometer yang membuat pergerakan ion menjadi bebas.
"Ini adalah kunci karena ketika Anda mengerti soal cangkang hewan krustasea, Anda berpikir itu sangat keras dan padat dan itu tidak bagus untuk mengonduksi ion," kata Jodie Lutkenhaus, profesor teknik kimia di Texas A&M University, yang tidak terlibat dalam riset ini.
Setelah itu, akan diambil film kitosan sebesar koin, mengguyurnya dengan seng untuk mendapatkan mineralnya menempel kepada film tersebut. Kemudian mereka memeras keluar film seng-kitosan itu lalu meremasnya sehingga menjadi benar-benar berisi.
Terobosan ini tentu menjadi harapan baru untuk dapat mengganti baterai isi ulang dengan bahan alternatif, cangkang kepiting. Bahkan dapat dikembangkan untuk menjadi pengganti baterai lithium-ion dengan permintaannya terus meningkat seiring pesatnya perkembangan kendaraan listrik (EV). Apalagi, sumber daya Lithium sangat langka.
Sedangkan sampah cangkang kepiting, setiap tahunnya terdapat sekitar 6 hingga 8 juta ton, beserta sampah kulit udang, dan cangkang lobster dari seluruh dunia. Sebagian besar cangkang itu dibuang langsung kembali ke laut atau ke tempat pembuangan sampah.
Mengutip KBBI, kitin adalah zat tanduk setengah bening, yang terdapat pada rangka luar yang berfungsi sebagai kulit (pada serangga dan binatang lain, seperti kulit lebah).