PARBOABOA, Jakarta - Dety Revoliatuty (66) terpaksa menerima vonis bronkitis dari dokter karena batuk yang ia alami berkepanjangan dan tak kunjung sembuh.
Sudah lebih dari 1 tahun penghuni rumah susun warga (Rusunawa) Marunda, Jakarta itu dipaksa akrab dengan penyakitnya yang diduga karena pencemaran udara imbas bongkar muat batu bara di Pelabuhan Marunda yang tak jauh dari pemukiman warga.
Kepada PARBOABOA, Dety bercerita ia terlebih dahulu mengalami gatal-gatal hingga kemerahan pada kulitnya sebelum menderita batuk menahun.
"Awal batuk itu di bulan Januari 2022. Saat itu pas lagi banyaknya debu batu bara, eyang batuk-batuk karena kondisi debunya itu memang parah banget," kata Dety kepada Parboaboa, Jumat (30/6/2023).
Akibat batuk yang tak kunjung sembuh, perempuan kelahiran Banjarmasin ini akhirnya memutuskan untuk pergi berobat dan divonis menderita bronkitis oleh dokter. Vonis itu diberikan karena ada flek putih di paru-paru Dety. Dokter saat itu juga berkesimpulan kalau bronkitis yang diderita Dety disebabkan oleh debu batu bara.
"Iya di paru-paru ada flek karena debu batu bara. Itu sudah dirasakan sejak 2019 tapi enggak parah, 2021 juga, nah 2022 parah banget," ungkapnya.
Setelah divonis menderita bronkitis, Dety lantas diberikan obat-obatan dan terpaksa menjalani perawatan hingga delapan bulan. Namun upaya Dety mengkonsumsi obat pun tak kunjung membuatnya sembuh. Ia masih mengalami batuk.
Puncaknya, pada Agustus 2022, Dety merasakan sakit terutama setiap ia bangun dari tidur. Ia pun kembali mengunjungi dokter dan saat itu dokter berkesimpulan ia terkena penyakit hernia akibat tekanan dari batuk yang berkepanjangan dan harus segera menjalani operasi besar. Padahal ia tidak pernah bekerja berat atau mengangkut beban berat.
"Dan setelah diperiksa di Rumah Sakit Cilincing, ada riwayat batuk jadi akhirnya diambil kesimpulan (hernia) dari batuk," katanya.
Kendati demikian, Dety yang telah menghuni Rusunawa Marunda hampir lima tahun lamanya itu bersyukur seluruh biaya pengobatannya ditanggung BPJS, sehingga ia tak perlu mengeluarkan biaya untuk berobat.
"Enggak ada sama sekali biaya, satu sen pun enggak ngeluarin duit. Tapi tetep kita dikasih rincian biayanya sekitar Rp22 juta," jelasnya.
Dety saat ini hanya bisa berharap mendapatkan tempat tinggal dengan udara yang sehat tanpa ada polusi udara di sekitar rumahnya.
"Harapan eyang ya pengennya udaranya bagus, enggak ada polusi yang kaya tahun 2022. Hanya pengen bersih aja," harapnya.