Diduga Mengalami Baby Blues, Seorang Ibu di Jakarta Selatan Menenggelamkan Bayinya

Diduga mengalami baby blues, seorang ibu di Jakarta Selatan menenggelamkan bayinya pada Senin, (16/10/2023). (Foto: Freepik)

PARBOABOA, Jakarta – Belum lama ini, viral sebuah video seorang ibu yang menenggelamkan anak bayi tiga bulan ke dalam bak sambil merekam kejadian tersebut pada Senin (16/10/2023) di Jakarta Selatan.

Dalam rekaman video, sang ibu terdengar tertawa sambil mengatakan bahwa mereka sedang berenang, sementara anaknya menangis kencang.

Beruntungnya, bayi tersebut selamat dan saat ini diasuh oleh keluarga untuk sementara waktu.

Menanggapi peristiwa tersebut, Pjs Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak (PA), Ida Lathifah menyebut bahwa ibu dari bayi tersebut kemungkinan mengalami baby blues dan depresi.

Ida menambahkan, bahwa ibu tersebut mengalami kelelahan saat mengurus bayi dan kemungkinan timbul rasa bosan saat mengasuh. Akibatnya, ia melakukan hal-hal di luar kesadarannya.

Bagaimana Gejala Baby Blues Menghampiri Ibu Pasca Melahirkan?

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), baby blues merupakan perasaan sedih yang dialami oleh banyak perempuan setelah melahirkan.

Baby blues cenderung akan muncul pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan. Biasanya, terjadi dalam kurun waktu dua minggu.

Kemenkes menyebut, dalam sebuah riset ditemukan data bahwa gejala ini dialami oleh 60-70 persen para ibu baru di seluruh dunia.

Gejala yang sering terjadi pada baby blues mencakup kesulitan berkonsentrasi, mudah merasa khawatir, hilangnya nafsu makan, cepat merasa lelah, kurangnya motivasi untuk merawat bayi, dan berkurangnya produksi ASI.

Namun, tidak menutup kemungkinan terjadi dalam rentang waktu yang lebih dari itu sang ibu bisa mengalami depresi.

Depresi pasca melahirkan dapat berlangsung selama hingga satu tahun,tergantung kondisi psikologis ibu, bayi dan keadaan sekitarnya.

Depresi yang dialami ibu pasca melahirkan atau postpartum, menyebabkan sang ibu mengalami halusinasi dan delusi yang dapat membahayakannya dan bayinya.

Gejalanya bahkan bisa lebih parah dari baby blues, yakin perasaan sedih, putus asa, kelelahan, yang bisa mengganggu kehidupannya dan tumbuh kembang bayi.

Hal-hal yang Dapat Dilakukan untuk Mengatasi Baby Blues

Menurut Kemenkes, gejala baby blues dapat dicegah dan dikurangi dengan melakukan gaya hidup yang sehat, mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan berolahraga ringan.

Lalu, kedekatan antar keluarga juga dapat mencegah gejala baby blues. Hubungan yang harmonis dan saling membantu antar keluarga dapat meringankan pekerjaan sang ibu sehingga tidak merasa sendirian dalam mengurus buah hati.

Ketiga, ibu dapat meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai agar tidak bosan saat harus kembali mengurus bayi.

Apabila sang ibu mengalami masalah, bisa membicarakan hal yang tidak mengenakkan ke keluarga, suami, teman, psikolog ataupun orang yang dipercaya untuk mencegah hal-hal yang diinginkan terjadi.

Editor: Atikah Nurul Ummah
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS