PARBOABOA, Simalungun - Dinas Kesehatan Simalungun menambah 10 ribu vial vaksin jenis Human Papilloma Virus (HPV) dan Rotavirus (VR) guna mengantisipasi diare dan kanker serviks. Vaksin itu nantinya diberikan kepada bayi dengan usia 2 bulan serta anak berusia 11 tahun.
Menurut Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Dinkes Simalungun, Rohanta Saragih, penambahan vaksin imunisasi dasar tersebut dimulai sejak 8 Agustus lalu untuk vaksin HPV dan 15 Agustus untuk Vaksin Rotavirus.
"Terdapat 10.542 vial vaksin. Untuk HPV sebanyak 7.342 vial dan Rotavirus sebanyak 3.200 vial vaksin," ucap Rohanta kepada PARBOABOA, Selasa (29/08/2023).
Vaksin HPV berfungsi melindungi masyarakat dari kanker serviks. Vaksin diberikan pada anak usia 11 tahun atau anak kelas 5 SD.
“Meski sulit diobati penyakit ini dapat dicegah dengan memberikannya pada anak usia 11 tahun,” jelas Rohanta.
Ia melanjutkan, 7 ribuan vial vaksin HRV itu telah diserahkan ke puskesmas untuk disalurkan. Vaksinasi, lanjut Rohanta, dilakukan sebanyak 2 kali untuk setiap anak.
Hanya saja, kata dia, jumlah tersebut masih belum cukup untuk 8.651 orang yang menjadi target vaksinasi HRV oleh Dinkes Simalungun.
"Sekarang ini sedang disalurkan, kita pilih yang lebih prioritas penerimanya," jelas Rohanta.
Sementara vaksin Rotavirus, kata Rohanta, berfungsi mencegah anak terkena penyakit infeksi karena rotavirus, seperti diare.
Rohanta menjelaskan pemberian vaksin diberikan pada bayi mulai usia 2 bulan.
“Vaksin ini akan diberikan sesuai dengan jadwal posyandu dan setiap bayi akan divaksin 2 kali dengan interval 4 minggu setelah vaksinasi pertama. Jadi seluruh bayi wajib divaksin Rotavirus untuk mencegah bayi terinfeksi diare,” jelasnya.
Dinkes Simalungun, telah menerima 3.200 vial vaksin Rotavirus untuk disalurkan lewat puskesmas dan saat ini belum direncanakan penambahan vaksin tersebut.
"Untuk jumlah segitu, masih cukup untuk sekarang ini," imbuh Rohanta.
Diketahui, Kementerian Kesehatan telah menyusun 3 strategi menggalakkan imunisasi rutin pada anak guna memberikan perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Salah satunya menambah 3 jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin menjadi 14 vaksin. Vaksin yang ditambahkan adalah vaksin Rotavirus, vaksin PCV serta vaksin HPV.
Data Profil Kesehatan Indonesia 2020 menunjukkan diare menjadi penyumbang kematian nomor dua setelah pneumonia pada bayi usia 29 hari hingga 11 bulan sebesar 9,8 persen. Sedangkan pada kelompok balita usia 12 hingga 59 bulan sebesar 4,5 persen dari total kematian.
Sedangkan menurut sumber data Indonesia Rotavirus Surveillance Network pada 2001 hingga 2017 disebutkan, rotavirus adalah penyebab utama diare berat pada balita, yaitu sekitar 41 hingga 58 persen dari total kasus diare pada balita yang dirawat inap.
Berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 juga menunjukkan prevalensi diare yang tinggi pada balita yaitu mencapai 9,8 persen.
Selain menjadi salah satu penyebab kematian, diare juga akan menghambat pertumbuhan seorang anak sehingga mengakibatkan stunting.
Adapun data Global Organization Cancer (Globocan) di 2021 menyebut, ada 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat.
Penyebabnya beragam namun sebagian besar disebabkan oleh HPV yaitu sekitar 95 persen.
Meski memiliki risiko kematian yang tinggi, kanker serviks dapat dicegah, salah satunya upaya pencegahan pentingnya yaitu pemberian imunisasi HPV.