PARBOABOA, Siantar – Menjelang akhir tahun, terdapat beberapa fenomena langit yang akan terjadi. Salah satunya Gerhana Matahari Total. Fenomena ini akan terjadi pada Sabtu (4/12) di bagian Bumi Selatan.
Gerhana Matahari Total akan terjadi ketika bulan menutupi matahari sepenuhnya. Dalam kondisi ini, posisi matahari, bulan dan bumi berada dalam satu garis lurus. Oleh karena itu, poisis ini akan menyebabkan cahaya matahari tertutup sepenuhnya oleh bayangan bulan.
Namun, fenomena alam ini hanya bisa dinikmati oleh orang-orang di daerah Antartika. Sebab, wilayah Antartika pas terkena umbra Bulan. Pada pukul 07.20-08.04 Universal Time, wilayah antartika akan mengalami Gerhana Matahari Total dengan durasi totalitas antara 90-116 detik.
Sementara itu, wilayah-wilayah lain akan mengalami Gerhana Matahari Parsial. Gerhana matahari ini terjadi ketika bulan berada tidak tepat di tengah-tengah garis antara matahari dan bumi, sehingga hanya menutupi sebagian matahari.
Fenomena ini biasanya terlihat di banyak titik di luar jalur gerhana total atau cincin. Sayangnya, Indonesia tidak bisa menyaksikan fenomena ini.
Wilayah yang dapat melihat Gerhana Matahari Parsial, diantaranya:
- Lebar gerhana kurang dari 10% diameter Matahari
1. Afrika Selatan
2. Namibia
3. Australia bagian selatan
- Lebar gerhana 10-40% diameter Matahari
1. Kepulauan Malvinas
2. Kepulauan Tierra del Fuego
- Lebar gerhana 93-97% diameter Matahari
1. Georgia Selatan
2. Kepulauan Sandwich Selatan
Gerhana Matahari Total di Antariksa terjadi 18 tahun sekali. Gerhana Matahari total terakhir di Antartika pada 1967 dan gerhana Matahari selanjutnya akan terjadi pada 2490.
Gerhana Matahari Total ini akan menjadi gerhana terakhir di tahun 2021 ini. Sebelumnya, sudah ada 3 gerhana yang telah terjadi sepanjang tahun 2021.
Gerhana Bulan Total (GBT) 26 Mei 2021 yang dapat diamati dari Indonesia, Gerhana Matahari Cincin (GMC) 10 Juni 2021 yang tidak dapat diamati dari Indonesia dan Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 19 November 2021 yang dapat diamati dari Indonesia.