PARBOABOA, Windhoek - Namibia, Afrika resmi menangguhkan impor unggas hidup dan produk unggas dari Denmark dan Belanda terkait wabah flu burung di dua negara Eropa tersebut.
Direktorat Layanan Veteriner Namibia dalam pernyataan tertanggal 2 Agustus mengatakan, penangguhan tersebut akan memengaruhi produk unggas yang dikemas di Denmark pada atau setelah 28 Juni. Sedangkan di Belanda pada atau setelah 11 Juli.
Nantinya, produk impor yang terlanjur terkirim ke Namibia, akan dikirim kembali ke negara asal atau dimusnahkan atas biaya importir.
Produk daging unggas yang dimasak untuk tujuan komersial masih dapat diimpor namun di bawah izin dokter hewan.
Sebagai informasi, Namibia mengonsumsi sekitar 2.500 ton ayam setiap bulan. Pemerintah mengandalkan impor terutama dari negara tetangga, Afrika Selatan, untuk memenuhi permintaan dalam negeri.
Saat ini, negara-negara Eropa tengah dilanda flu burung dalam beberapa tahun terakhir. Jutaan unggas dimusnahkan dalam dua tahun terakhir. Hal itu tentu berdampak pada pasokan daging dan telur unggas.
Di Finlandia, 50.000 ekor cerpelai dan rubah di tiga peternakan bulu dimusnahkan terkait flu burung.
Otoritas makanan Finlandia pada Selasa (8/8/2023) lalu mengatakan, cerpelai dapat menjadi inang virus. Hal itu dapat meningkatkan kemungkinan virus itu bermutasi dan berdampak pada manusia.
Finlandia dan Norwegia menghadapi rekor wabah jenis virus H5N1 tahun ini. Virus tersebut telah membunuh ribuan burung camar dan spesies burung lainnya, membahayakan ternak, dan membatasi perjalanan di beberapa daerah.