PARBOABOA, Jakarta - Gigi yang sehat dan rapi adalah idaman banyak orang karena memengaruhi penampilan.
Namun, kenyataannya, tidak semua orang, termasuk anak-anak dan orang dewasa, memiliki gigi yang sesuai harapan.
Beberapa orang mungkin kehilangan gigi mereka karena berbagai alasan.
Ada yang kehilangan gigi saat dewasa sehingga tak lagi tumbuh. Kondisi itu karena tunas gigi akan menyusut dan menghilang ketika mereka dewasa.
Selain kehilangan gigi saat dewasa, ada juga kasus di mana seseorang tidak memiliki pertumbuhan gigi yang normal karena kelainan tertentu.
Para peneliti mengungkapkan, sekitar 0,1 persen populasi dunia mengalami kondisi ini, yang disebut agenesis gigi bawaan atau kegagalan pertumbuhan tunas gigi di dalam rahim.
Selain itu, sekitar 10 persen anak-anak di seluruh dunia mengalami kehilangan sebagian gigi mereka.
Salah satu pendiri Toregem Biopharma dan juga kepala kedokteran gigi di Rumah Sakit Kitano di Osaka, Katsu Takahashi mengatakan, kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan tulang rahang.
Sebagai solusi untuk mengatasi masalah ini, biasanya orang memilih untuk menggantikan gigi yang hilang dengan implan buatan atau prostetik.
Namun, baru-baru ini, ilmuwan Jepang tengah meneliti obat yang berpotensi menumbuhkan gigi baru.
Temuan Baru Obat Penumbuh Gigi
Penelitian untuk menciptakan obat penumbuh gigi ini dilakukan oleh ilmuwan dari perusahaan farmasi rintisan Toregem Biopharma yang berbasis di Kyoto.
Mereka terinspirasi oleh penemuan tikus dengan gigi tambahan dan lalu memulai penelitian ini sekitar lima tahun yang lalu.
Pada tahap awal penelitian di laboratorium, ditemukan bahwa tikus dengan gigi tambahan dan gigi normal memiliki perbedaan akibat gen tertentu yang membatasi pertumbuhan tunas gigi yang tidak diperlukan.
Gen ini dikenal sebagai gen 1 terkait sensitisasi uterus, atau USAG-1.
Ilmuwan kemudian berupaya menciptakan obat yang mampu menekan aktivitas gen USAG-1.
Dengan cara ini, tunas gigi yang tidak aktif dapat diaktifkan kembali dan tumbuh menjadi gigi baru.
Dalam jurnal Regenerative Therapy tahun lalu, para ilmuwan Toregem mencatat, perawatan menggunakan antibodi anti-USAG-1 pada tikus berhasil dalam regenerasi gigi.
Selanjutnya, obat ini juga berhasil diujicobakan pada musang dan anjing.
keberhasilan penelitian pada hewan uji coba ini telah membuka jalan untuk menguji obat tersebut pada manusia.
Tahap awal dari uji coba pada manusia direncanakan akan dimulai pada musim panas mendatang.
Pertama, obat ini akan diujicobakan pada anak-anak yang mengalami anodontia, kondisi di mana tidak ada pertumbuhan gigi yang terjadi pada penderitanya.