PARBOABOA – Tahukah kamu, ada sebuah istilah yang disebut sebagai "inner child" atau anak kecil dalam diri kita.
Anak batin atau Inner child adalah bagian dari kepribadian kita yang masih mempertahankan perasaan dan reaksi seperti anak kecil. Perasaan ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupan dewasa kita.
Meskipun sudah dewasa, pikiran dan emosi dari layaknya seorang anak-anak tetap hadir dalam diri kita dan mempengaruhi cara kita berpikir, merasakan, dan bertindak. Kondisi ini memainkan peran penting dalam membentuk siapa kita sekarang.
Untuk memahami lebih jelas tentang apa itu inner child, Parboaboa telah menyediakan penjelasan lengkap tentang konsep ini.
Apa Itu Inner Child?
Dikutip dari dictionary.cambridge.org, inner child adalah bagian dari kepribadian seseorang yang masih berekasi dan merasa seperti anak kecil.
Para terapis menganggap, penting sekali untuk orang dewasa memiliki hubungan batin dengan perasaan seperti ini.
Secara umum, inner child artinya bagian dari diri kita yang tetap menyimpan kenangan dan perasaan saat masih kecil, baik itu ingatan menyenangkan, keceriaan, bahkan kepolosan sekalipun.
Lantas, mengapa emosi seperti ini begitu penting bagi seseorang? Ketika kita dewasa, tuntutan hidup sering membuat kita terjebak dalam rutinitas dan tanggung jawab.
Tidak jarang, kita sering kali melupakan bagaimana rasanya bersenang-senang tanpa beban, bermimpi tanpa batas, dan menjalani hidup dengan bebas.
Dari sinilah, menghubungkan perasaan tadi dengan anak batin adalah sesuatu yang dapat memberikan manfaat luar biasa bagi kita.
Namun, hal ini bukan berarti kita harus kembali menjadi anak-anak secara fisik, tetapi lebih tentang, bagaimana menghidupkan kembali semangat dan kepolosan yang ada dalam diri kita.
Ciri-ciri Inner Child yang Terluka
Arti inner child tidak hanya mencakup kenangan indah masa kecil, tetapi juga bisa melibatkan luka batin yang mengganggu kesehatan mental seseorang.
Penelitian oleh Dube, Anda, dan Felitti (2002) menunjukkan, pengalaman traumatis pada masa kecil, seperti pelecehan seksual, kekerasan fisik, dan penelantaran, berhubungan dengan peningkatan risiko gangguan mental, kecanduan, dan penyakit fisik di masa dewasa.
Tidak hanya itu, penelitian oleh Liotti (2004) juga menyatakan, anak batin yang terluka juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk membentuk hubungan yang aman dan intim dengan pasangan.
Kondisi ini dapat menghasilkan pola hubungan yang tidak sehat, seperti ketakutan akan penolakan atau ketergantungan berlebih. Adapun beberapa ciri yang menunjukkan anak batin yang terluka adalah:
Emosi Tidak Stabil
Anak batin yang terluka dapat menyebabkan fluktuasi emosi yang signifikan. Seseorang mungkin mengalami perasaan yang intens, mudah marah, mudah menangis, atau kesulitan mengatur emosi secara umum.
Perasaan Rendah Diri
Selain itu, perasaan rendah diri juga bisa terjadi karena adanya keterlukaan di dalam anak batin. Seseorang mungkin merasa tidak berharga, tidak pantas dicintai, atau merasa bahwa mereka selalu salah atau gagal.
Ketakutan dan Kecemasan yang Berlebihan
Dampak inner child yang terluka dapat menyebabkan kecemasan yang berlebihan dan ketakutan kronis. Seseorang mungkin memiliki kekhawatiran yang berlebihan terkait dengan penolakan, kehilangan, atau merasa tidak aman secara konstan.
Pola Hubungan yang Tidak Sehat
Mengalami perasaan terluka juga dapat memengaruhi pola hubungan seseorang.
Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam membina hubungan yang intim dan sehat, atau cenderung menjalin hubungan yang tidak seimbang, toksik, atau mengulangi pola yang merugikan.
Perilaku Menghindar atau Menutup Diri
Kondisi terluka dari perasaan ini seringkali membuat seseorang cenderung menghindar dari situasi atau emosi yang memicu luka masa kecil
Mereka mungkin memiliki kecenderungan untuk menutup diri, mengisolasi diri, atau menghindari situasi yang membutuhkan keterbukaan emosional.
Perilaku Pengganti atau Kompulsif
Beberapa orang dengan keterlukaan anak batin juga dapat mengembangkan perilaku pengganti atau kompulsif sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit atau ketidakpuasan dalam diri mereka.
Hal ini termasuk perilaku kecanduan, makan berlebihan, berbelanja berlebihan, atau kegiatan lain yang digunakan sebagai pelarian dari emosi yang tidak dihadapi
Penyebab Inner Child yang Terluka
Ada berbagai faktor yang menyebabkan anak batin seseorang dapat terluka. Beberapa di antaranya adalah:
Penelantaran
Penyebab umum terlukanya inner child adalah ketika seorang anak yang tumbuh tanpa perhatian atau kasih sayang yang memadai dari orang tua.
Rasa tidak diinginkan dan kesepian yang dirasakan saat kecil bisa berdampak pada hubungan interpersonal di masa dewasa.
Kekerasan Fisik atau Emosional
Anak yang sering mengalami kekerasan fisik atau emosional, baik di rumah atau di lingkungan sekitarnya, akan memiliki keterlukaan anak batin.
Pengalaman tersebut dapat menyebabkan rasa takut, rendah diri, dan masalah emosional yang berlanjut hingga dewasa.
Perceraian atau Kehilangan Orang Tua
Ketika orang tua bercerai atau meninggal dunia, perasaan seorang anak bisa terluka secara emosional.
Perasaan kehilangan, ketidakstabilan, atau kebingungan menghadapi perubahan besar dalam kehidupan keluarga dapat meninggalkan bekas yang dalam pada anak batin.
Pelecehan Seksual atau Penyalahgunaan
Anak batin yang terluka juga bisa dikarenakan pengalaman pelecehan seksual atau penyalahgunaan fisik dan emosional pada masa kecil.
Hal ini bisa mempengaruhi rasa keamanan, harga diri, dan kemampuan untuk membina hubungan yang sehat di kemudian hari.
Pemisahan dari keluarga atau migrasi
Anak yang dipisahkan dari keluarga atau dipaksa untuk berpindah tempat tinggal karena alasan tertentu (seperti migrasi, pengungsian, atau adopsi) dapat mengalami kerentanan dan luka pada inner child mereka.
Ketidakpastian, perasaan kehilangan, dan adaptasi pada lingkungan baru dapat memberikan dampak jangka panjang.
Cara Menyembuhkan Inner Child yang Terluka
Cara menyembuhkan inner child yang terluka merupakan subjek kompleks dan bervariasi, tergantung pada individu. Namun, berikut adalah beberapa poin yang sering disarankan oleh para psikolog dalam proses penyembuhan perasaan ini.
Menerima dan Mengakui luka
Langkah pertama menyembuhkan luka inner child adalah mengakui keberadaan luka dan menerima bahwa pengalaman tersebut benar-benar terjadi.
Langkah ini melibatkan kesadaran akan rasa sakit dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Menjaga Hubungan yang Sehat dengan Diri Sendiri
Menjaga hubungan dengan diri anda sendiri juga merupakan salah satu penanganan tepat untuk menyembuhkan luka anak batin.
Dengan memberikan perhatian, kasih sayang, serta self reward kepada diri sendiri, maka emosional, fisik, dan mental akan lebih mengarah positif.
Terhubung dengan Emosional
Ciptakan ruang dan waktu untuk berkomunikasi dengan anak batinmu, melalui meditasi, visualisasi, atau tulisan jurnal.
Menyembuhkan Trauma
Jika luka pada anak batinmu berhubungan dengan pengalaman traumatis, bekerja dengan seorang terapis yang terlatih dalam pemulihan trauma bisa sangat bermanfaat.
Bentuk terapi tertentu dapat menjadi penyembuhan luka-luka dan membantu melepaskan emosi terkait dengan pengalaman tersebut.
Mengubah Pola Pikir dan Keyakinan Negatif
Gantilah pola pikir negatif dengan pikiran yang lebih positif dan mendukung, guna membantu menyembuhkan anak batin terluka.
Latih diri untuk mengubah perspektif dan menghadapi tantangan dengan keyakinan yang baru.
Melakukan Perawatan Diri Secara Holistic
Penerapan perawatan diri secara holistic, yang meliputi perawatan fisik seperti olahraga teratur, nutrisi seimbang, dan tidur cukup menjadi salah satu cara menyembuhkan anak batin yang terluka.
Penting juga untuk menjaga keseimbangan sosial, mengembangkan minat dan hobi yang membangkitkan kegembiraan, serta mencari kegiatan yang memberikan rasa pencapaian dan kepuasan.
Contoh Inner Child
Ada banyak sekali contoh inner child yang sebenarnya tidak kamu sadari. Beberapa yaitu:
Bermain di Taman
Salah satu contoh paling sederhana dan kuat dari inner child adalah ketika kita bermain di taman.
Berlari, melompat, dan merasakan kegembiraan yang tak terbatas saat kita mengelilingi taman memberikan kebebasan yang luar biasa.
Anak batin kita memunculkan kembali semangat petualangan dan keajaiban saat kita mengeksplorasi alam dan bersenang-senang dengan cara yang murni dan bebas.
Berkreativitas dengan Seni
Ketika kita menghadirkan anak batin dalam seni, kita merasakan kebebasan berekspresi tanpa batasan.
Menggambar, melukis, atau membuat kerajinan tangan dengan imajinasi yang liar memungkinkan kita untuk mengungkapkan perasaan, memvisualisasikan ide-ide, dan mengekspresikan diri dengan kegembiraan murni.
Perasaan seperti anak kecil ini menjadi sumber inspirasi tanpa henti dalam menciptakan karya-karya unik dan orisinal.
Bermain dengan Anak-Anak
Ketika kita berinteraksi dan bermain dengan anak-anak, anak batin kita bangkit secara alami. Melihat dunia melalui mata anak-anak membawa kita pada keajaiban yang sebelumnya terlupakan.
Kita dapat menghidupkan kembali keceriaan, imajinasi, dan rasa ingin tahu kita saat kita bermain, tertawa, dan mengeksplorasi dunia bersama mereka.
Itulah penjelasan lengkap mengenai inner child artinya apa untuk kamu pahami. Semoga penjelasan kami dapat menambah wawasanmu dan selamat membaca!