parboaboa

Penyebab Gunung Meletus : Ciri, Jenis Letusan, dan Cara Mengatasinya

Nada Lingga | Sains | 07-02-2024

Ilustrasi gunung meletus mengeluarkan lava (Foto: Parboaboa/Ratni)

PARBOABOA - Gunung meletus adalah fenomena ketika berbagai material, seperti lava, abu vulkanik, gas, dan batuan lainnya dilepaskan dari dalam gunung api menuju permukaan bumi.

Proses ini melibatkan pelelehan batuan di dalam gunung berapi dan peningkatan tekanan hingga mencapai titik di mana material tersebut meledak secara spektakuler.

Letusan tersebut merupakan hasil dari aktivitas vulkanik yang kompleks dan dapat memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan sekitarnya.

Melansir jurnal Edukasi Kesiapsiagaan Bencana Gunung Meletus Melalui Pembelajaran Mosaik oleh Emilia Putri dkk, gunung meletus adalah bencana alam yang masuk urutan ketiga sebagai bencana yang memiliki risiko tinggi setelah tsunami dan gempa bumi.

Sebelum mengetahui penyebab terjadinya gunung meletus, terlebih dahulu kamu harus mengetahui tanda-tanda umum dari apa penyebab gunung meletus.

Ciri-ciri Gunung Meletus

Ilustrasi ciri-ciri gunung yang akan meletus (Foto: Parboaboa/Ratni)

Dilansir dari buku Seri Bencana Alam di Indonesia: Gunung Meletus oleh Tim Editor Atlas dan Geografi (2007), gunung meletus tidak dapat diprediksi, namun gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa ciri di bawah ini, di antaranya:

1. Suhu Sekitar Gunung Memanas

Hawa panas tidak hanya di gunung saja, namun semakin meluas ke seluruh wilayah kaki gunung.

2. Mata Air Mengering

Ketika suhu kawah panas, maka kondisi sumber air gunung ikut berkurang.

Dampak terbesar terjadi kekeringan di wilayah hutan dan sungai sekitar gunung.

3. Suara Gemuruh Diikuti Gas dan Debu Vulkanik

Tanda-tanda terjadinya penyebab gunung meletus yang seringkali muncul adalah terdengarnya suara gemuruh dari dalam perut bumi.

Aktivitas magma juga menjadi indikator adanya peningkatan tekanan. Suara ini biasanya disertai dengan pelepasan gas dan debu vulkanik.

Intensitas gemuruh bervariasi tergantung pada kondisi gunung.

Pada tahap waspada, suara gemuruh jarang terdengar, tetapi saat status berubah menjadi siaga, suara tersebut akan lebih sering terdengar setiap hari.

4. Sering Terjadi Gempa

Seringnya terjadi gempa bisa menjadi tanda bahwa gunung tersebut berpotensi meletus.

Gempa bumi sering terjadi, karena aktivitas magma di bawah permukaan bumi yang menciptakan tekanan dan gaya yang dapat menyebabkan gempa.

5. Tumbuhan di Sekitar Gunung Layu

Tumbuhan di sekitar gunung menjadi lebih rentan layu sebagai tanda terjadinya letusan.

Peningkatan suhu dari dalam bumi dapat menyebabkan layunya tumbuhan karena magma mendekati permukaan tanah, menandakan bahwa lava mungkin lebih dekat dengan puncak gunung.

6. Banyak Hewan Turun dari Gunung

Hewan mulai merasakan ketidaknyamanan dan perubahan, menjadi tanda akan adanya letusan gunung.

Mereka dapat berpindah ke wilayah penduduk atau mencari perlindungan di perkebunan untuk sementara waktu.

Penyebab Gunung Meletus

Ilustrasi gempa vulkanik yang menjadi salah satu penyebab gunung meletus (Foto: Parboaboa/Ratni)

Faktor penyebab gunung meletus adalah sebagai berikut:

1. Gempa Vulkanik

Penyebab meletusnya gunung adalah meningkatnya gempa vulkanik.

Gempa vulkanik terjadi akibat aktivitas vulkanisme atau kegiatan gunung.

Gempa bumi vulkanik juga dapat dipicu oleh aktivitas magma di dalam gunung.

Jika terjadi peningkatan gempa vulkanik secara berulang, hal tersebut dapat menyebabkan gunung menjadi meletus, yang dapat terdeteksi melalui alat pengukur getaran gempa bumi atau seismograf.

2. Gerakan Tektonik

Pergerakan lempeng tektonik pada lapisan bumi merupakan salah satu penyebab terjadinya letusan gunung.

Pergerakan lempeng tektonik ini terjadi di struktur lapisan bumi di bawah gunung, seperti gerakan lempeng.

Gerakan tersebut dapat meningkatkan tekanan di dalam dapur magma, yang pada akhirnya mendorong magma ke atas hingga berada tepat di bawah kawah gunung.

Selain itu, pergerakan tektonik juga dapat menyebabkan peningkatan suhu di dalam kawah.

Kenaikan suhu ini disebabkan oleh naiknya magma ke wilayah tepat di bawah kawah.

Dampak dari pergerakan tektonik ini tidak hanya terbatas pada peningkatan suhu kawah, tetapi juga dapat mengakibatkan kekeringan pada air tanah di sekitar kawah.

Hewan-hewan yang berada di gunung dapat merasakan gejolak ini dan cenderung panik, bahkan mungkin turun gunung untuk menyelamatkan diri.

3. Deformasi Badan Gunung

Deformasi pada gunung melibatkan peningkatan gelombang magnet dan listrik.

Hal ini dapat memengaruhi struktur lapisan batuan gunung, termasuk dapur magma, dan menyebabkan penyumbatan akibat deformasi batuan.

Deformasi pada tubuh gunung dapat diidentifikasi melalui analisis geometrik yang dilakukan dengan menggunakan data pengamatan, termasuk pergeseran dan regangan.

4. Lempeng Bumi Bergesekan

Salah satu faktor penyebab gunung meletus disebabkan oleh lempeng bumi yang saling berdesakan atau menghimpit satu sama lain, menciptakan tekanan besar.

Tekanan ini mendorong permukaan bumi, menghasilkan berbagai gejala tektonik.

Lempeng-lempeng, bagian dari kerak bumi, terus bergerak secara terus-menerus.

Pegunungan atau gunung terletak di zona di mana lempeng-lempeng tersebut saling bertemu.

Desakan akibat pertemuan ini menjadi penyebab perubahan struktur dalam gunung berapi, meningkatkan risiko letusan gunung.

5. Tekanan Sangat Tinggi

Terdapat dorongan cairan magma yang bergerak ke atas dan masuk ke saluran kawah, lalu keluar.

Apabila di sepanjang perjalanan magma dalam menyusuri saluran kawah mengalami sumbatan, maka bisa menimbulkan ledakan yang besar, yakni letusan gunung.

Penyebab gunung meletus ini dipengaruhi besar tekanan dan volume magma.

Semakin besar keduanya, maka semakin kuat ledakan yang akan terjadi.

Selanjutnya, dampak yang akan dihasilkan oleh ledakan gunung merapi ini juga akan semakin berbahaya.

6. Suhu Kawah Meningkat Tajam

Peningkatan suhu kawah yang signifikan dapat menjadi pemicu letusan gunung.

Dalam situasi ini, hewan-hewan mungkin mulai khawatir dan mencari tempat pindah.

Tanda lainnya adalah berkurangnya air tanah di sekitar gunung, bahkan hingga menjadi kering.

Suhu yang meningkat menjadi tanda bahwa magma telah naik ke lapisan kawah terbawah, mempengaruhi suhu keseluruhan kawah.

Setelah aktivitas ini terjadi, risiko letusan gunung akan meningkat secara signifikan.

Jenis-jenis Letusan Gunung

Berbagai jenis letusan digolongkan berdasarkan cara keluar lava.

Melansir dari buku Pintar Penanggulangan Erupsi Gunung Merapi oleh Indah Arohmawati (2021), terdapat jenis-jenis letusan gunung berapi, di antaranya:

1. Letusan Hawai

Pergerakan letusan hawai biasanya lembut. Letusan ini terjadi saat lava sangat encer atau cair.

Oleh sebab itu, gas-gas yang terperangkap keluar dengan mudah.

Terkadang magma akan menyembur keluar dari tremah, membentuk pancuran lava.

Letusan ini terjadi seperti bentuk perisai atau tameng yang dapat mengalir ke segala arah. Skala letusan tipe ini relatif kecil, namun memiliki intensitas yang tinggi.

Letusan ini terjadi pada Gunung Moana Loa, Gunung Moana Kea, dan Gunung Kilauea.

Ketiga gunung api tersebut dapat ditemui di Hawai, Amerika Serikat.

2. Letusan Stromboli

Letusan stromboli terjadi saat lava terlihat kental.

Gas-gas yang terperangkap lepas dalam ledakan kecil yang menyemburkan gumpalan-gumpalan lava cair di sekitar diatrema.

Jenis letusan ini memiliki interval waktu yang hampir sama di setiap letusannya sehingga letusan dapat terjadi setiap beberapa kali dalam interval waktu yang sama.

Material-material yang keluar akibat letusan ini berupa bom, lipar, maupun abu vulkanik.

Letusan ini terjadi di Gunung Raung (Jawa Timur) dan Gunung Vesuvius (Italia).

3. Letusan Plini

Salah satu faktor penyebab gunung meletus ini terjadi ketika lava sangat kental dan gas yang terperangkap menyebabkan terjadinya ledakan yang sangat dahsyat.

Selama terjadinya ledakan, sejumlah besar abu vulkanik tersebar tinggi ke udara.

Letusan ini pernah terjadi pada Gunung Krakatau (1883) dan Gunung St. Helens (1980).

4. Letusan Vulkanis

Letusan ini terjadi saat lava terlihat jauh lebih kental dan gas yang terperangkap lepas secara eksplosif, meledakkan kepingan-kepingan padat batuan dan sejumlah besar abu vulkanik dari gunung berapi.

Letusan ini pernah terjadi pada Gunung Semeru, Jawa Timur.

5. Letusan Merapi

Letusan ini terjadi untuk gunung yang memiliki lava yang kental yang dapat menyumbat mulut kawah.

Hal ini akan berakibat tekanan gas menjadi semakin kuat dan menyebabkan sumbatan di mulut kawah menjadi pecah dan terangkat ke atas.

Sumbatan tersebut terangkat ke atas dan pecah ini pada akhirnya terlempar keluar.

Material ini akan turun ke lereng gunung menjadi sebuah lahar atau gloedlawine.

Tipe letusan ini juga mengeluarkan awan panas atau yang disebut dengan gloedwolk.

Letusan ini pernah terjadi di Gunung Merapi Yogyakarta yang menimbulkan banyak korban jiwa.

6. Letusan Pele

Letusan pele terjadi apabila terdapat sumbatan kawah di puncak gunung api yang berbentuk jarum sehingga akan menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.

Apabila sumbatan pada kawah gunung tersebut tidak terlalu kuat maka gunung ini akan meletus. Letusan ini pernah terjadi di Gunung Pele, Perancis.

Gunung Pele meletus pada pagi hari.

7. Letusan Saint Vincent

Letusan ini terjadi pada gunung api yang memiliki danau kawah.

Ketika gunung ini meletus, maka air danau kawah tersebut akan tumpah bersama lava.

Letusan ini pernah terjadi di Gunung Kelud, Jawa Timur dan Gunung Saint Vincent di Kepulauan Antilles.

Cara Mengatasi Gunung Meletus

Ilustrasi para penduduk yang berlarian akibat gunung meletus (Foto: Parboaboa/Ratni)

Untuk mengatasi faktor penyebab gunung meletus, dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan, dan setelah terjadi letusan.

Dikutip dari laman resmi BPDB kota Kediri, berikut cara-cara yang dilakukan untuk mengatasi bencana penyebab gunung meletus.

1. Sebelum Terjadi Letusan Gunung 

Sebelum terjadi letusan gunung berapi, tindakan yang harus dilakukan oleh pihak berwenang/pemerintah mengenai apa penyebab gunung meletus meliputi:

  • Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada gunung berapi yang sedang aktif.
  • Pembuatan dan penyediaan peta kawasan rawan bencana letusan gunung berapi, peta zona risiko bahaya gunung berapi, serta peta pendukung lainnya, seperti peta geologi gunung berapi.
  • Pembuatan langkah-langkah prosedur tata penanggulangan bencana letusan gunung berapi.
  • Melakukan bimbingan dan penyebarluasan informasi gunung berapi kepada masyaraka.
  • Penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika, dan geokimia di gunung berapi.
  • Peningkatan sumber daya manusia dan pendukungnya, seperti peningkatan sarana dan prasarana.

Tindakan yang harus dilakukan oleh individu/masyarakat sebelum gunung meletus meliputi:

  • Mengenal daerah setempat yang dapat dijadikan tempat mengungsi.
  • Memantau dan mendengarkan informasi tentang status gunung berapi.
  • Mengikuti bimbingan dan penyuluhan dari pihak yang bertanggung jawab.
  • Memiliki persediaan kebutuhan dasar, seperti obat-obatan dan makanan yang memadai.
  • Mengikuti arahan evakuasi dari pihak berwenang.
  • Membawa barang-barang yang berharga, terutama dokumen dan surat penting.

2. Saat Terjadi Letusan Gunung 

Saat terjadi letusan gunung berapi, tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah/pihak berwenang mengenai apa penyebab gunung meletus meliputi:

  • Membentuk tim gerak cepat.
  • Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan penambahan peralatan yang lebih memadai.
  • Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan sesuai dengan alur dan frekuensi pelaporan yang dibutuhkan.
  • Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai dengan prosedur.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat saat terjadi gunung meletus meliputi:

  • Jika evakuasi diperlukan, pastikan tidak kembali ke kediaman sampai keadaan dianggap aman.
  • Hindari daerah rawan bencana, seperti lereng gunung, lembah, dan daerah aliran lahar.
  • Ketika melihat lahar atau benda lain mendekatirumah, selamatkan diri dan cari perlindungan terdekat.
  • Lindungi diri dari debu dan awan panas, pakailah kacamata pelindung, serta masker kain untuk menutup mulut dan hidung.

3. Setelah Terjadi Letusan Gunung 

Setelah terjadi letusan gunung berapi, tindakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah/pihak berwenang setelah terjadi gunung meletus meliputi:

  • Menginventarisasi data, termasuk sebaran dan volume hasil letusan.
  • Mengidentifikasi daerah yang terkena dan terancam bahaya.
  • Memberikan saran penanggulangan bahaya.
  • Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak.
  • Menurunkan status tingkat kegiatan.
  • Melanjutkan pemantauan rutin meskipun keadaan sudah menurun.
  • Memberikan saran penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang.
  • Membangun kembali bangunan, sarana, dan fasilitas lainnya yang terkena bencana.

Tindakan yang dapat dilakukan oleh individu/masyarakat setelah gunung meletus meliputi:

  • Mengikuti informasi perkembangan status gunung berapi.
  • Setelah dianggap aman, periksa rumah dan barang lainnya.
  • Hubungi dan periksa saudara serta kerabat lainnya.
  • Bergotong royong dengan warga dan pemerintah untuk membersihkan dan memperbaiki sarana yang masih dapat dimanfaatkan.
  • Hindari daerah yang terkena hujan abu.
  • Bantu tim medis menolong para korban.

Dampak Positif dan Negatif Gunung Meletus

Erupsi gunung dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.

Proses ini melibatkan serangkaian peristiwa geologis kompleks yang menimbulkan dampak signifikan pada lingkungan sekitar.

Beberapa dampak positif dan negatif dari penyebab gunung meletus adalah sebagai berikut:

1. Dampak Positif Gunung Meletus

Berikut dampak positif dari letusan gunung berapi, yaitu:

  • Pembentukan Tanah Subur Erupsi dapat menyebabkan pengendapan material vulkanik, yang kemudian membentuk tanah subur yang mendukung pertanian.
  • Pembentukan Tanah Baru Material vulkanik yang terdeposit dapat membentuk lapisan tanah baru, memperkaya keberagaman jenis tanah di wilayah tersebut.
  • Pembentukan Keanekaragaman Hayati Meskipun awalnya terjadi destruksi, erupsi menciptakan habitat baru yang mendukung pertumbuhan beragam flora dan fauna.
  • Sumber Mineral Material vulkanik yang terkumpul dapat menjadi sumber mineral berharga bagi industri.
  • Pemandangan Unik dan Keindahan Alam Terbentuknya bentang alam baru dan unik yang meningkatkan nilai estetika wilayah tersebut.

2. Dampak Negatif Gunung Meletus

Berikut dampak negatif dari letusan gunung berapi, yaitu:

  • Kerugian Manusia dan Infrastruktur Kerugian nyawa, kerusakan infrastruktur, dan kehilangan harta benda akibat aliran piroklastik dan material vulkanik.
  • Kehilangan Sumber Daya Kehilangan sumber daya alam dan potensi kerugian ekonomi.
  • Gas Beracun dan Debu Vulkanik Emisi gas beracun dan debu vulkanik dapat membahayakan kesehatan manusia dan hewan.
  • Aliran Lumpur dan Banjir Lahar Erupsi dapat menciptakan aliran lumpur dan banjir lahar yang merusak lingkungan sekitar.
  • Gangguan Penerbangan Abu vulkanik dapat mengganggu lalu lintas udara, menyebabkan pembatalan penerbangan.

Penyebab gunung meletus adalah contoh nyata kekuatan alam yang mampu membentuk dan mengubah lanskap serta kehidupan di sekitarnya.

Penanggulangan erupsi adalah tugas kolaboratif yang melibatkan masyarakat, ilmuwan, dan pemerintah untuk melindungi nyawa dan harta benda serta meminimalkan dampak negatifnya.

Meskipun erupsi gunung dapat membawa bencana yang menghancurkan, penting untuk diingat bahwa fenomena alam ini juga memainkan peran dalam membentuk keanekaragaman hayati dan lingkungan yang subur.

Editor : Ratni Dewi Sawitri

Tag : #gunung meletus    #penyebab gunung meletus    #sains    #ciri gunung meletus    #cara mengatasi gunung meletus   

BACA JUGA

BERITA TERBARU