PARBOABOA - Indonesia memiliki jenis-jenis tanah yang tersebar di segala penjuru negara. Keberagaman tanah tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kondisi geografis dan iklim di setiap daerahnya.
Setiap jenis tanah memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda, sehingga perlu diperhatikan dalam pengelolaannya untuk memaksimalkan hasil pertanian atau perkebunan yang dihasilkan.
Persebaran jenis-jenis tanah di Indonesia juga berbeda-beda, tergantung dari karakteristiknya. Perlu diketahui bahwa kondisi tanah juga selalu berubah karena dipengaruhi oleh bahan induk, organisme, iklim, topografi, dan juga waktu.
Secara umum, tanah terbentuk dari bahan-bahan padatan, bahan organik, air, mineral, dan udara dengan berbagai jenis komposisi.
Untuk lebih jelasnya, berikut dijelaskan jenis-jenis tanah di Indonesia, lengkap dengan ciri-ciri dan persebarannya. Langsung saja, simak ulasannya berikut ini!
1. Tanah Latosol
Tanah Latosol atau yang juga dikenal sebagai tanah merah kuning, merupakan jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan basal. Tanah ini terdapat di berbagai daerah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera.
Ciri-ciri tanah Latosol adalah memiliki warna merah kekuningan, struktur tanah yang remah, dan kandungan unsur hara yang rendah sehingga perlu pemupukan yang tepat untuk menjaga kesuburan tanah.
2. Tanah Litosol
Tanah Litosol adalah salah satu jenis-jenis tanah di Indonesia yang terbentuk dari batuan yang sangat keras seperti batu kapur dan granit. Tanah ini terdapat di daerah pegunungan seperti di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera.
Jenis tanah yang satu ini memiliki ciri-ciri kedalaman tanah yang dangkal, struktur tanah yang keras, dan kandungan unsur hara yang rendah sehingga perlu pemupukan yang tepat untuk menjaga kesuburan tanah.
3. Tanah Regosol
Jenis-jenis tanah di Indonesia yang berikutnya adalah tanah regosol, yakni salah satu jenis tanah vulkanik yang terbentuk dari hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair dari gunung api.
Ciri-ciri tanah regosol antara lain berwarna kelabu, teksturnya kasar seperti pasir, dan memiliki konsistensi lepas yang artinya tidak lengket di tangan ketika dipegang.
Selain itu, tanah regosol sangat cocok untuk ditanami tumbuhan karena memiliki pH yang netral. Tanah jenis ini umumnya dapat ditemukan di daerah pegunungan, terutama di dekat lereng vulkanik seperti di daerah Bengkulu, Jawa, dan Bali.
4. Tanah Andosol
Mirip dengan tanah regosol, tanah andosol juga merupakan jenis tanah vulkanik. Ciri-ciri tanah andosol antara lain berwarna coklat-hitam, teksturnya halus, dan konsistensinya gembur.
Selain itu, tanah ini memiliki permeabilitas sedang sehingga mampu menyerap banyak air, sehingga kelembapannya cenderung tinggi.
Tanah andosol tersebar di wilayah vulkanik yang jauh dari lerengnya, dan banyak ditemukan di beberapa wilayah Indonesia seperti Pegunungan Ijen, Gunung Salak, dan Gunung Rinjani.
5. Tanah Aluvial
Tanah Aluvial merupakan jenis tanah yang terbentuk dari endapan lumpur, pasir, dan kerikil yang terbawa oleh air sungai. Jenis tanah ini dapat dijumpai di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di bagian utara Jawa, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi, Sumatra, dan Selatan Papua.
Proses terbentuknya tanah aluvial disebabkan oleh endapan lumpur yang terbawa oleh aliran sungai. Dalam konteks pertanian, kesuburan tanah aluvial cenderung bervariasi sesuai dengan bahan pembentuknya.
Meskipun begitu, tanah aluvial umumnya dapat dijadikan lahan perkebunan atau sawah, dan banyak dimanfaatkan untuk menanam padi dan palawija.
Ciri-ciri tanah aluvial antara lain berwarna kelabu dan keras, dan jika terkena air, sifatnya menjadi lengket. Tanah ini memiliki pH yang cenderung lebih rendah dibanding jenis tanah lainnya, yakni sekitar 5,3 sampai 5,8.
Dikombinasikan dengan kandungan mineral yang tinggi, tanah ini memiliki kemampuan yang baik dalam menyerap air, sehingga sangat cocok digunakan untuk bercocok tanam.
6. Tanah Organosol
Jenis-jenis tanah di Indonesia yang berikutnya adalah tanah organosol. Tanah yang juga dikenal sebagai tanah gambut ini terbentuk melalui pelapukan bahan-bahan organik di alam, dan biasanya dapat ditemukan di daerah pantai atau rawa.
Tanah organosol tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Papua, Sumatra, Kalimantan, Jawa, hingga Nusa Tenggara. Karakteristik tanah ini membuatnya sangat cocok untuk dijadikan lahan pertanian, terutama untuk menanam karet dan kelapa.
Tanah organosol umumnya memiliki kandungan bahan organik lebih dari 30 persen dengan ketebalan sekitar 50 cm.
7. Tanah Podsolik Merah Kuning
Tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) adalah jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan granit. Tanah ini ditemukan di daerah pegunungan seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, dan Sulawesi.
Ciri-ciri tanah PMK adalah warnanya merah kekuningan, struktur tanah yang gembur, dan kandungan fosfat yang tinggi.
8. Tanah Grumosol
Tanah Grumosol merupakan salah satu dari sekian banyak jenis-jenis tanah di Indonesia. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan yang mengandung lempung dan mineral yang mudah mengering.
Tanah ini ditemukan di daerah-daerah yang kering seperti di wilayah Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, dan Papua. Ciri-ciri tanah grumosol adalah warnanya kecoklatan, struktur tanah yang gembur, dan kandungan unsur hara yang rendah.
9. Tanah Humus
Tanah humus adalah jenis tanah yang paling banyak ditemukan di Indonesia dan banyak digunakan untuk pertanian. Tanah humus terbentuk dari bahan organik seperti daun, ranting, dan bahan organik lainnya yang terdekomposisi.
Tanah ini memiliki warna yang gelap karena kandungan bahan organik yang tinggi dan memiliki kandungan unsur hara yang cukup tinggi sehingga sangat subur untuk menanam berbagai jenis tanaman.
Padi, nanas, dan kelapa menjadi tanaman yang cocok tumbuh di atas tanah humus. Umumnya, tanah humus terdapat di Pulau Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Jawa Barat, dan Papua.
10. Tanah Laterit
Tanah laterit merupakan salah satu dari sekian banyaknya dituliskan jenis-jenis tanah di Indonesia. Tanah laterit terbentuk dari batuan beku dan metamorf yang telah mengalami pelapukan.
Jenis tanah ini memiliki warna yang merah atau coklat kemerahan, dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga kurang subur untuk pertanian.
Meskipun demikian, tanah laterit dapat diolah menjadi lahan pertanian yang produktif dengan menggunakan teknik pengelolaan tanah yang tepat.
11. Tanah Rendzina
Dalam daftar jenis-jenis tanah di Indonesia, terdapat juga tanah rendzina. Tanah ini terbentuk dari batuan kapur yang berdebu dan tererosi. Tanah ini memiliki kandungan kapur yang tinggi dan pH yang berkisar antara 7 hingga 8,5.
Tanah rendzina umumnya subur dan cocok digunakan untuk pertanian, terutama untuk menanam tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai.
12. Tanah Mediteran Merah Kuning
Tanah merah kuning berasal dari pelapukan batuan karst dan vulkanik. Ciri-ciri tanah merah kuning antara lain berwarna coklat atau putih, memiliki horizon B argilik, teksturnya halus, dan strukturnya gumpal. Tingkat konsistensinya lekat dan pH tanahnya bersifat basa.
Persebaran tanah merah kuning terdapat di daerah vulkanik atau karst dengan ketinggian kurang dari 400 meter. Tanah jenis ini umumnya subur dan cocok untuk digunakan sebagai lahan pertanian, terutama untuk menanam tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai.
13. Tanah Inceptisol
Tanah inceptisol adalah salah satu dari sekian jenis-jenis tanah di Indonesia yang terbentuk dari batuan metamorf atau sedimen dengan warna kecoklatan dan kehitaman, dan bercampur warna keabu-abuan.
Tanah ini adalah pembentuk hutan yang asri dan sangat cocok untuk tanaman perkebunan seperti karet dan kelapa sawit. Sebaran tanah inceptisol dapat ditemukan di beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
14. Tanah Kapur
Tanah Kapur terbentuk dari batuan kapur yang berdebu dan tererosi. Tanah ini memiliki kandungan kapur yang tinggi dan pH yang berkisar antara 7 hingga 8,5.
Jenis tanah ini umumnya subur dan cocok digunakan untuk pertanian, terutama untuk menanam tanaman pangan seperti padi, jagung, dan kedelai.
15. Tanah Pasir
Jenis-jenis tanah di Indonesia yang selanjutnya adalah tanah pasir, yang memiliki tekstur yang kasar dan kandungan air yang rendah. Tanah ini cenderung kurang subur karena kurangnya kandungan unsur hara dan kemampuan menahan air yang buruk.
Meski demikian, tanah pasir hanya cocok digunakan untuk menanam tanaman yang tahan kekeringan seperti kaktus, melon, dan kacang hijau.
16. Tanah Mergel
Tanah mergel adalah salah satu dari daftar jenis-jenis tanah di Indonesia yang hampir sama dengan jenis tanah kapur. Tanah ini terbentuk dari batu kapur yang berdebu dan tererosi yang bercampur dengan pasir dan tanah liat.
Tanah ini umumnya cukup subur dan cocok untuk digunakan sebagai lahan pertanian, terutama untuk pertanian padi dan perkebunan.
Demikian penjelasan tentang jenis-jenis tanah di Indonesia dan manfaatnya, lengkap dengan ciri-ciri dan persebarannya. Selamat membaca dan sampai jumpa di artikel seputar sains berikutnya!