PARBOABOA, Pematangsiantar - Aplikasi kencan online belakangan ini sedang populer untuk para jomblo mencari pasangan. Namun karena dimulai di dunia maya, kewaspadaan akan orang yang baru dikenal di aplikasi harus selalu dilakukan.
Jangan sampai kejadian yang menimpa 3 orang wanita yang mengalami kerugian hingga miliaran Rupiah karena seorang pria yang mengaku bernama Simon Leviev ini juga menimpa kamu.
Kisah penipuan Simon ini telah diangkat menjadi sebuah film dokumenter yang tayang di Netflix yang berjudul The Tinder Swindler. Film ini bahkan menjadi trending dan berhasil masuk dalam top 10 di Netflix Indonesia.
Cerita film ini merupakan penipuan yang dilakukan oleh seorang pria yang mengaku bernama Simon Liviev, putra miliarder berlian Lev Leviev melalui aplikasi kencan Tinder. Padahal aslinya Simon adalah seorang warga Israel yang bernama Shimon Yehuda Hayut.
Jadi Simon Liviev bergabung di aplikasi Tinder dan berkenalan dengan beberapa wanita. Di akun Tinder dan Instagramnya, Simon selalu menunjukkan gaya hidup mewah dengan bepergian menggunakan jet pribadi, naik mobil mewah, menginap di hotel mewah, dan hal-hal mewah lainnya. Jadi tidak ada yang menyangka jika dia adalah seorang penipu.
Melalui aplikasi Tinder kemudian Simon berkenalan dengan tiga wanita dari negara yang berbeda-beda yaitu Cecilie Fjellhoy, Pernilla Sjoholm, dan Ayleen Charlotte.
Di awal-awal berkenalan dengan korban, Simon selalu menunjukkan sisinya yang baik, romatis, penyayang, dan sangat meyakinkan jika dia adalah seorang kaya raya. Ia tidak segan untuk membeli makanan mewah, berpelesir, berbelanja barang mewah, dan lainnya bersama para korbannya.
Para korban tentu saja terbuai dengan kemewahan dan semua hal yang ditawarkan oleh Simon, sehingga hubungan mereka semakin dekat. Bahkan dia juga berjanji untuk menikahi korban-korbannya. Namun saat itulah Simon kemudian memulai aksi tipu menipunya dengan meminjam uang kepada korban.
Ia mengarang cerita dengan skenario dirinya dikejar-kejar musuh. Dia bahkan mengirimkan foto di mana bodyguard-nya bersimbah darah karena berusaha menyelamatkan Simon dari orang-orang yang benci dirinya. Setelahnya, Simon pun akan meminta sang korban untuk mengirimkan uang dengan jumlah besar kepada dirinya dengan alasan sang musuh melacak rekeningnya, sehingga ia tak bisa menggunakan uangnya.
Karena imagenya yang baik dan kaya, para korban dalam hal ini tentu saja tidak merasa tertipu dan mengirimkan uang yang diminta Simon kepadanya. Namun ternyata uang tersebut tidak pernah dikembalikan oleh Simon, sehingga mereka sadar telah ditipu.
Di akhir dokumenter, diceritakan Simon ditangkap dan dipenjara di Israel. Namun dia hanya dihukum 15 bulan penjara, bahkan hanya menjalani 5 bulan masa hukuman tersebut karena potongan hukuman karena pandemi Covid-19.
Di sisi lain, sejumlah korban Simon masih harus membayar utang mereka ke bank. Salah satu koban Cecilie mengatakan jika dia mempunyai utang hingga USD 250.000 karena pria tersebut, sehingga dia sangat kecewa akan masa hukuman singkat yang dijatuhkan kepada Simon.
Itu dia review dari film The Tinder Swindler yang tayang sejak 2 Februari lalu. Semoga kisah ini dapat menjadi pelajaran dalam berkenalan dengan seseorang melalui aplikasi kencan.