PARBOABOA, Pematang Siantar – Gempuran pertumbuhan bacaan gratis melalui daring atau online, baik yang menggunakan aplikasi maupun melalui media sosial seperti Facebook semakin pesat.
Banyak masyarakat, termasuk di Kota Pematang Siantar, Sumatra Utara yang memilih membaca berbagai jenis konten literatur, seperti komik dan novel lewat aplikasi atau media sosial tersebut.
Bacaan yang bisa diakses secara online ini telah menggeser preferensi pembaca. Dampaknya, penjualan buku fisik pun menurun, termasuk penyewaan novel atau komik fisik yang dulu sempat digandrungi anak muda di masanya.
Pesatnya perkembangan teknologi itu turut yang dirasakan Astri (35) yang kesehariannya menyewakan novel dan komik di Kota Pematang Siantar.
Astri mengaku tetap bertahan, meski internet, aplikasi atau medsos menyediakan bacaan secara online dan gratis.
Ia bahkan menjadi menjadi satu-satunya penyewaan buku yang masih bertahan di sepanjang jalan Ade Irma Suryani, Pematang Siantar, sejak 2005. Astri mendatangkan komik dan novel yang juga menjadi koleksinya itu dari Jakarta.
“Saya buka setiap hari Senin-Sabtu, mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. Kalau Minggu cuma setengah hari," katanya kepada PARBOABOA, Sabtu (14/10/2023).
Astri menilai, minat membaca buku fisik di kalangan generasi muda secara bertahap menurun sejak 2017, ketika semakin banyak orang beralih ke novel dan komik digital.
Sebagian besar penyewa komik atau novel di tempatnya adalah anak sekolah dasar dan orang yang sudah bekerja.
"Kalau anak SMA itu jarang," ungkap Astri.
Ia mengatakan, remaja lebih banyak memilih buku digital karena gratis dan lebih beragam pilihannya.
Adapun tarif sewa buku yang ditawarkan Astri didasarkan pada harga buku yang ia beli. Semakin mahal buku tersebut, semakin tinggi harga sewanya.
Astri mencontohkan, harga penyewaan novel per hari berkisar antara Rp6 ribu hingga Rp15 ribu, sedangkan harga sewa komik per hari berkisar antara Rp2.500 hingga Rp3.500.
Untuk menjaga kualitas dan keamanan buku yang dipinjam, Astri akan mencatat data identitas peminjam berdasarkan KTP dan mengharuskan uang jaminan sebesar Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Jaminan akan dikembalikan ketika buku dikembalikan dalam kondisi baik.
Astri juga menerapkan denda sebesar Rp1.000 per hari bagi peminjam yang terlambat mengembalikan buku.
Namun perkembangan zaman belum membuat Astri memikirkan untuk mengembangkan usahanya melalui media sosial atau platform online. Ia hanya berdalih penawaran dari mulut ke mulut sudah cukup.
Sementara itu, salah seorang penyewa buku Mei (29), menilai, menyewa buku merupakan pilihan yang paling ekonomis, karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli buku.
Meskipun banyak aplikasi membaca digital yang tersedia secara gratis saat ini, tenaga pendidik ini merasa buku fisik memiliki nilai dan keistimewaan yang unik. Selain itu, membaca menggunakan handphone membuat matanya cepat lelah.
"Lagian bukunya kan dibaca cuma sekali, sayang aja kalau harus beli," kata Mei.
Berbeda dengan Mei, Intan (14) mengaku lebih memilih buku digital menggunakan aplikasi.
Intan beralasan membaca di aplikasi praktis hanya dengan membuka telepon selulernya.
"Kalau Wattpad atau Webtoon (aplikasi baca digital) pilihannya banyak dan juga ada yang gratis," imbuhnya.