PARBOABOA, Jakarta - Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Hematologi Onkologi IDAI, Teny Tjitra Sari, menyebut terdapat beberapa gejala umum kanker pada anak yang bisa menjadi perhatian orang tua, mulai dari berat badan turun drastis hingga infeksi menetap.
"Gejala pertama adanya penurunan berat badan yang terus menerus dan tidak bisa dijelaskan," ujar Teny.
Gejala lain adalah nyeri kepala dengan atau tanpa muntah, bengkak yang membesar, nyeri yang menetap, adanya benjolan yang abnormal, serta adanya tanda pendarahan. Kemudian, ada pula gejala berupa infeksi menetap, biasanya ditandai demam terus menerus.
Teny mengimbau, apabila gejala tersebut ditemukan, orang tua harus segera memberi akses pengobatan kepada anak tersebut. Menurunya, gejala tersebut merupakan gejala umum yang dapat terlihat.
"Bila hal ini terjadi, tolong cepat ke rumah sakit," imbaunya.
Namun, pada setiap jenis kanker, ada gejala khusus yang bisa dilihat orang tua. Misalnya pada kanker darah atau leukemia yang merupakan jenis kanker anak terbanyak di Indonesia. Gejala yang muncul adalah anak umumnya pucat, lemah, rewel, dan nafsu makan turun.
Kemudian, anak juga demam tanpa sebab, pembesaran hati, limpa, kelenjar, pendarahan, nyeri tulang, dan skrotum membesar.
Sementara pada retinoblastoma atau kanker saraf mata, ada gejala khusus berupa manik mata putih atau mata kucing, mata juling, merah, hingga pembesaran bola mata. Kemudian penglihatan anak juga jadi buram.
Pada kasus osteosarkoma atau kanker tulang, anak akan mengalami nyeri tulang, pembengkakan, hingga patah tulang. Teny menyebut pada kasus ini banyak orang tua yang justru membawa anak ke dukun patah tulang. Padahal, hal tersebut bisa memperparah.
Lalu ada limfoma atau kanker kelenjar. Gejalanya adalah pembengkakan kelenjar, sesak napas, demam, keringat malam, lemah, lesu, nafsu makan menurun, dan berat badan yang juga turun.
Sementara pada kasus neorublastoma, ada gejala spesifik, yaitu mata anak akan seperti memakai perona. Gejala ini biasa disebut dengan mata rakun. Kemudian ada gejala gangguan pada kandung kemih.
Selain itu, ada pula kanker nasofaring yang biasa mengenai anak usia remaja hingga dewasa. Pada kanker ini, biasanya ada tumor antara hidung dan tenggorokan. Pada kasus tumor otak, biasanya anak akan mengeluhkan nyeri kepala, mual, dan muntah.
Teny mengatakan, gejala ini bisa saja bukan kanker melainkan adanya infeksi. Untuk memastikannya, orang tua harus berkonsultasi kepada dokter.
Sementara pada tumor ginjal, gejala yang umum adalah perut membesar, buang air kecil berdarah, hingga infeksi demam.
Untuk itu, Teny meminta agar orang tua segera membawa anak ke dokter jika menemukan gejala di atas. Anak-anak dengan kanker bisa mendapatkan berbagai pengobatan, salah satunya dengan operasi.
"Yang gampang operasi. Tujuannya ada kanker di situ harus diangkat," ujar Teny.
Ia mengatakan, pasien anak juga bisa mendapatkan prosedur kemoterapi. Pengobatan ini menggunakan obat antikanker untuk membunuh sel-sel kanker.
Terakhir, pengobatan kanker dapat dilakukan dengan radioterapi untuk memusnahkan sel kanker. Teny mengatakan anak-anak yang terkena kanker harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan pengobatan.
"Karena dia bisa dideteksi dini maka kemungkinan sembuh lebih besar dan obatnya tidak mahal, beda dengan orang dewasa. Kalau orang dewasa sangat khusus (obatnya), tertuju betul pada kanker. Pada anak obatnya tidak mahal," tandasnya.
Editor: Sondang