PARBOABOA - Lewis Capaldi adalah seorang penyanyi dan penulis lagu asal Skotlandia yang terkenal dengan lagu-lagunya yang penuh emosi seperti ‘Someone You Loved’ dan 'Before You Go’. Meskipun kesuksesannya dalam dunia musik, sedikit yang diketahui bahwa ia menderita sindrom Tourette.
Kondisi Lewis Capaldi yang mengalami kesulitan melantunkan lagu karena gerakan kepala yang tidak terkendali disebabkan oleh gejala sindrom Tourette. Hal ini menunjukkan betapa sulitnya bagi orang yang menderita sindrom Tourette untuk mengendalikan gerakan dan suara tiba-tiba yang tidak dapat dikendalikan.
Namun, meskipun Lewis Capaldi mengalami kesulitan dalam melantunkan lagu tersebut, para penonton dan fansnya menunjukkan dukungan mereka dengan mengambil inisiatif untuk melanjutkan lagu tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan dan empati dari orang-orang terdekat untuk membantu orang yang menderita sindrom Tourette untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya.
Tidak hanya Lewis Capaldi, beberapa sosok ternama seperti Billie Eilish, David Beckham, dan Tora Sudiro juga diketahui mengidap sindrom Tourette. Hal ini menunjukkan bahwa siapa pun, termasuk orang yang sukses dan terkenal, bisa mengalami kondisi ini dan menghadapi tantangan yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kesadaran tentang Sindrom Tourette dan dukungan dari orang-orang terdekat, orang yang menderita kondisi ini dapat merasa lebih diterima dan dihargai dalam masyarakat. Kita dapat belajar untuk lebih memahami dan menghargai perbedaan dalam kondisi dan tantangan yang dihadapi oleh orang lain, dan bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua orang.
Lantas, apa itu sindrom tourette yang dialami Lewis Capaldi? Simak penjelasannya di bawah ini
Apa Itu Sindrom Tourette
Sindrom Tourette adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan tics, yaitu gerakan tiba-tiba yang tidak disengaja dan suara atau kata-kata yang tidak diinginkan. Tics ini seringkali berulang-ulang, tidak dapat dikendalikan, dan muncul secara spontan. Penderita Tourette dapat mengalami tics motorik (gerakan tubuh) seperti mengedipkan mata, mengangkat bahu, atau mengepalkan tangan, serta tics vokal (suara) seperti mengeluarkan suara atau kata-kata yang tidak diinginkan, seperti mengatakan kata-kata kasar atau berulang-ulang.
Sindrom Tourette sering kali berkembang pada masa kanak-kanak dan remaja, dan dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari penderitanya, seperti dalam aktivitas sosial dan akademis. Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan Tourette secara total, terapi dan pengobatan dapat membantu mengurangi keparahan tics dan gejala lainnya.
Penyebab Sindrom Tourette
Penyebab Sindrom Tourette belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga bahwa faktor genetik, lingkungan, dan perubahan kimia di dalam otak dapat berperan dalam terjadinya gangguan ini. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami Sindrom Tourette antara lain:
- Riwayat keluarga: Sindrom Tourette cenderung menyebar dalam keluarga, sehingga jika seseorang memiliki anggota keluarga yang memiliki Sindrom Tourette, kemungkinan untuk mengalami gangguan ini menjadi lebih tinggi.
- Perubahan kimia di dalam otak : Sindrom Tourette terkait dengan perubahan pada neurotransmitter di dalam otak, khususnya dopamin, serotonin, dan asam gamma-aminobutirat (GABA).
- Faktor lingkungan: Beberapa faktor lingkungan seperti infeksi streptococcus, trauma kepala, dan pengaruh obat-obatan tertentu dapat memicu terjadinya Sindrom Tourette.
- Gangguan perkembangan: Beberapa gangguan perkembangan seperti ADHD, OCD, dan gangguan spektrum autis juga dapat meningkatkan risiko terjadinya Sindrom Tourette.
- Meskipun belum ada cara untuk mencegah Sindrom Tourette, pengobatan dan terapi dapat membantu mengurangi gejala dan memperbaiki kualitas hidup penderitanya.
Cara Mengobati Sindrom Tourette
Tidak ada obat atau terapi yang dapat menyembuhkan Sindrom Tourette sepenuhnya, tetapi terdapat beberapa cara untuk mengobati gejala Sindrom Tourette, antara lain:
- Terapi perilaku: Terapi perilaku dapat membantu mengurangi gejala Sindrom Tourette, seperti tics dan kecemasan, dengan mengajarkan teknik-teknik relaksasi, modifikasi perilaku, dan keterampilan sosial.
- Obat-obatan: Beberapa jenis obat, seperti antipsikotik dan obat stimulan, dapat membantu mengurangi gejala Sindrom Tourette, terutama jika disertai dengan ADHD atau OCD. Namun, penggunaan obat-obatan ini harus selalu diawasi oleh dokter dan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
- Terapi bicara: Terapi bicara atau terapi wicara dapat membantu penderita Sindrom Tourette mengurangi gejala vokal dan mengembangkan kemampuan komunikasi yang lebih baik.
- Terapi fisik: Terapi fisik dapat membantu mengurangi tics motorik dengan menggunakan teknik seperti biofeedback dan terapi fisik.
- Terapi gabungan: Kombinasi dari terapi perilaku, obat-obatan, dan terapi bicara dapat membantu mengurangi gejala Sindrom Tourette secara signifikan.
Selain pengobatan medis, dukungan keluarga dan lingkungan juga sangat penting dalam mengurangi dampak Sindrom Tourette pada kehidupan sehari-hari penderitanya.
Saksikan juga ulasan selengkapnya di platform media sosial Parboaboa:
YouTube:Â https://youtube.com/shorts/nB_fl4QmmD0?feature=share
Twitter:Â https://twitter.com/parboaboa/status/1633074283877662720?s=20
TikTok:Â https://vm.tiktok.com/ZS8Quwqax/
Instagram:Â https://www.instagram.com/reel/CpfIN1CjrcC/?hl=id