PARBOABOA, Jakarta - Sebuah inovasi baru dalam pengendalian demam berdarah dengue (DBD) telah diperkenalkan melalui penggunaan nyamuk Wolbachia.
Klaimnya adalah bahwa nyamuk ini mampu efektif menurunkan penularan DBD.
Peneliti Pusat kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus anggota peneliti World Mosquito Program (WMP), Dr Riris Andono Ahmad mengungkapkan bahwa bakteri wolbachia hanya bisa tinggal di dalam sel tubuh nyamuk saja.
Menurutnya, Wolbachia tidak akan menginfeksi manusia dan minim terjadi transmisi horizontal kepada spesies lain sehingga masyarakat diimbau tidak perlu khawatir.
Lebih lanjut, Riris menyampaikan bahwa penelitian bertahap teknologi Wolbachia sudah dilakukan di Yogyakarta selama 12 tahun terakhir ini sejak 2011 lalu.
Penelitian dimulai dari tahap penelitian fase kelayakan dan keamanan (2011-2012), fase pelepasan skala dengan junlah terbatas (2013-2015), fase pelepasan skala luas (2016-2020), dan juga fase implementasi (2021-2022).
Ia menjelaskan bahwa penelitian pertama terhadap aplikasi Wolbachia untuk eliminasi Dengue (AWED) dilakukan di Yogyakarta dengan menerapkan desain cluster randomized controlled trial (CRCT).
Melalui hasil studi oleh AWED menunjukkan jika nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia bisa menurunkan kasus dengue hingga sebesar 77.1 persen.
Bahkan nyamuk ini dapat menurunkan rawat inap yang disebabkan dengue sebesar 86 persen.
Tak hanya itu, menurut hasil di beberapa negara lainnya yang menerapkan teknologi WMP ini, bakteri Wolbachia untuk pengendalian DBD sudah direkomendasikan oleh WHO Vector Control Advisory Group sejak 2021.
Apa Itu Nyamuk Wolbachia?
Nyamuk Wolbachia adalah jenis nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia, sebuah mikroorganisme yang secara alami ada dalam beberapa spesies serangga.
Penelitian telah menunjukkan bahwa nyamuk yang terinfeksi Wolbachia dapat mengurangi kemampuan virus dengue untuk berkembang biak di dalam tubuhnya.
Salah satu keunggulan utama dari penggunaan nyamuk Wolbachia adalah kemampuannya untuk bersaing dengan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyakit DBD.
Ketika nyamuk Wolbachia dilepaskan ke dalam populasi nyamuk Aedes aegypti, bakteri ini dapat mengurangi kemungkinan nyamuk tersebut menjadi pembawa virus dengue.
Penelitian dan uji coba lapangan telah dilakukan di berbagai wilayah yang rentan terhadap penularan DBD.
Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan dalam tingkat penularan penyakit tersebut.
Selain itu, keunggulan lain dari penggunaan nyamuk Wolbachia adalah keamanannya bagi manusia.
Bakteri Wolbachia tidak menyebabkan penyakit pada manusia dan tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.