PARBOABOA, Jakarta – Pengamat Transportasi dan Ketua Forum Warga Jakarta (Fakta), Azas Tigor Nainggolan mendorong Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengaudit aliran uang hasil parkir liar.
"Sekarang Pj Gubernur Jakarta memiliki target memecahkan masalah kemacetan Jakarta. Manajemen parkir bisa dijadikan salah satu cara memecahkan kemacetan Jakarta seperti yang diharapkan oleh Pj Gubernur Jakarta Bapak Heru Budi," kata Tigor, Senin (05/12/2022).
Tigor meminta audit lantaran ia menilai sejauh ini belum ada kejelasan kemana mengalirnya dana hasil dari parkir liar tersebut.
Ia memberi contoh kasus parkir liar di jalanan Jatinegara Timur, tepatnya di depan Pasar Jatinegara, Jakarta Timur.
Di wilayah tersebut tarif parkir liar lebih mahal dari ketentuan seharusnya, dimana tarif parkir yang seharusnya adalah Rp 2.000 menjadi Rp 3.000, dan tarif parkir mobil yang seharusnya Rp 5.000 menjadi Rp 10.000.
"Parkir di kawasan parkir liar di jalan Jatinegara itu motor Rp 3.000 dan mobil Rp 10.000," ujar dia.
Selain di kawasan Jatinegara, Tigor memberi contoh lain yaitu di wilayah Grand Indonesia.
“Misalnya saja ada sekitar 5 ribu sepeda motor setiap hari yang parkir di sana, maka pendapatannya ada Rp 50 juta sehari; Rp 1,5 miliar sebulan; dan Rp 18 miliar dalam setahun,” tukasnya.
Tigor juga memaparkan bahwa terdapat sekitar 16 ribu satuan satuan ruas parkir (SRP) yang kembali hidup dalam lima tahun terakhir ini.
“Jika sehari 8 jam efektif parkir dan satu jam rata-rata membayar Rp 10 ribu maka pendapatannya parkir liar di Jakarta Rp10 ribu X 8 X 16 ribu adalah Rp 1,28 miliar sehari; Rp 38,4 miliar sebulan; dan Rp 460 miliar setahun,” jelasnya.
Berdasarkan perhitungan tersebut, Tigor mendorong Pemprov DKI untuk melakukan survei investigasi terhadap retribusi parkir liar seperti yang dilakukan pada tahun 2027 lalu, termasuk survei di seluruh pasar di Jakarta.
"Satu pasar di Jakarta bisa mendapatkan setidaknya Rp1 miliar setahun, pasar tradisional di Jakarta yang dikelola oleh PD Pasar Jaya setidaknya ada 96 pasar," ucapnya.
Editor: -