PARBOABOA, Pematangsiantar - Penyanyi dangdut Indonesia Lesti Kejora telah melahirkan anak pertamanya pada Minggu (26/12), padahal sebelumnya Lesti diprediksi baru akan melahirkan pada akhir Januari atau awal februari 2022.
Persalinan Lesti terjadi pada minggu ke 34 secara prematur, karena Lesti mengalami flek dan kontraksi akibat kelelahan, sehingga harus dirawat. Tindakan operasi dipilih oleh dokter yang menangani persalinan tersebut untuk menyelamatkan Lesti dan bayinya.
Tak hanya karena kontraksi, dokter yang menangani persalinan Lesti mengatakan, bahwa anak Lesti dan Rizky terlahir dengan kondisi sungsang, di mana kepala bayi berada di rahim bagian atas, bukan di rahim bagian bawah mendekati jalan lahir. Beruntung tindakan operasi cepat dilakukan sang bayi lahir dengan sehat meski lahir prematur.
Dalam pembahasan kali ini, Parboaboa akan mengulas mengenai kelahiran prematur, mulai dari penyebab, hingga cara mencegahnya. Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Pengertian kelahiran prematur
Dikutip dari laman Alodokter, kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 atau lebih awal dari hari perkiraan lahir. Kondisi ini terjadi ketika kontraksi rahim mengakibatkan terbukanya leher rahim (serviks), sehingga membuat janin memasuki jalan lahir.
Bayi yang lahir prematur beresiko mengalami gangguan kesehatan karena lahir dalam kondisi organ tubuh yang belum sempurna, karena minggu terakhir kehamilan adalah masa yang penting dalam pembentukan tahap akhir berbagai organ vital, termasuk otak dan paru-paru, serta proses peningkatan berat badan janin. Sehingga bayi yang lahir prematur memerlukan perawatan yang intensif.
Penyebab kelahiran prematur
Kelahiran prematur sendiri terjadi karena beberapa faktor seperti yang terjadi pada Lesti, kelahiran prematur terjadi karena faktor kelelahan. Namun ada banyak penyebab kelahiran prematur ini terjadi yaitu:
Faktor kesehatan ibu, di antaranya:
- Preeklamsia.
- Penyakit yang bersifat kronis, seperti penyakit ginjal atau jantung.
- Penyakit infeksi, seperti infeksi saluran kemih, infeksi cairan ketuban, dan infeksi vagina.
- Kelainan bentuk rahim.
- Ketidakmampuan serviks menutup selama masa kehamilan (inkompetensi serviks).
- Stres.
- Kebiasaan merokok sebelum dan selama masa kehamilan.
- Penyalahgunaan NAPZA.
- Pernah mengalami kelahiran prematur sebelumnya.
Faktor kehamilan, seperti:
- Kelainan atau menurunnya fungsi ari-ari.
- Kelainan posisi ari-ari.
- Ari-ari yang lepas sebelum waktunya.
- Terlalu banyak cairan ketuban (polihidramnion).
- Ketuban pecah lebih awal.
Faktor yang melibatkan janin, yaitu:
- Kehamilan kembar.
- Kelainan darah pada janin.
Gejala kelahiran prematur
Kelahiran prematur mempunyai tanda-tanda yang sama dengan tanda kelahiran pada umumnya seperti:
- Nyeri punggung bagian bawah.
- Kontraksi setiap 10 menit.
- Kram di perut bagian bawah.
- Keluar cairan dan lendir dari vagina yang semakin banyak.
- Perdarahan vagina.
- Tekanan di bagian panggul dan vagina.
- Mual, muntah, hingga diare.
Untuk memastikan gejala tersebut tidak membahayakan ibu hamil dan janin, maka ibu hamil dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau berkunjung ke rumah sakit terdekat.
Pencegahan kelahiran prematur
Ada sejumlah langkah pencegahan kelahiran prematur yang dapat dilakukan oleh calon ibu dalam masa kehamilan yaitu:
- Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Melalui pemeriksaan kehamilan, dokter dapat memantau kesehatan ibu hamil dan janin dalam kandungan, serta mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi selama kehamilan.
- Menjalani diet sehat sebelum hamil. Konsumsi makanan sehat yang kaya protein, buah, dan biji-bijian sebelum hamil, dapat mengurangi risiko kelahiran prematur.
- Hindari paparan bahan kimia dan substansi berbahaya, seperti asap rokok, makanan kaleng, kosmetik, alkohol, dan NAPZA.
- Konsumsi suplemen kalsium. Konsumsi suplemen kalsium 1000 mg atau lebih per hari, dapat mengurangi risiko kelahiran prematur dan preeklamsia.
- Mempertimbangkan jarak kehamilan. Kehamilan yang hanya berjarak kurang dari 6 bulan dari persalinan terakhir, dapat meningkatkan kelahiran prematur.
- Menggunakan pesarium (cervical pessary). Ibu hamil dengan ukuran serviks yang pendek disarankan memakai pesarium guna menyangga rahim agar tidak turun. Bentuk alat ini menyerupai cincin yang dipasang di mulut rahim.
Kelahiran memang bukan peristiwa yang dapat diduga-duga seperti yang dialami Lesti Kejora, namun dengan penanganan yang tepat ibu dapat melahirkan bayi dengan selamat.