PARBOABOA, Jakarta - Gangguan tidur menjadi masalah serius yang dialami oleh masyarakat dari berbagai kategori umur.
Masalah ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas tidur, serta gangguan kesehatan mental dan fisik.
Menurut National Sleep Foundation (2022), gangguan tidur ditandai dengan gejala seperti mengantuk di siang hari, sulit tidur di malam hari, serta siklus tidur yang tidak teratur.
Dampak dari gangguan tidur yang tidak ditangani dapat menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit, termasuk hipertensi dan penyakit jantung, sebagaimana dilaporkan oleh Haines (WebMD, 2022).
Di tengah kehidupan modern yang serba cepat, gangguan tidur pun semakin umum terjadi. National Sleep Foundation (2022) melaporkan, bahwa banyak orang tidak menyadari betapa seriusnya masalah ini, yang dapat berdampak besar pada kesehatan mereka.
Kesadaran akan pentingnya kualitas tidur perlu ditingkatkan, mengingat dampak buruk dari kurang tidur dapat merugikan kesehatan fisik dan mental.
Kualitas tidur yang dimaksud tersebut meliputi durasi, kedalaman, dan konsistensi, sementara tidur yang berkualitas berarti tidur yang teratur dan mendalam.
Penelitian oleh Sleep Foundation (2023) menunjukkan bahwa tidur yang buruk dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan gangguan mental.
Dengan memahami dan menerapkan praktik tidur yang baik, masyarakat bisa lebih sadar akan seriusnya masalah tidur ini dan konsekuensinya bagi kesehatan jangka panjang.
Jenis-jenis dan Penyebabnya
Terdapat beberapa jenis gangguan tidur yang sering dialami oleh banyak orang, di antaranya adalah insomnia, hipersomnia, sleepwalking, mimpi buruk, dan teror tidur.
- Insomnia
Adalah kondisi ketika seseorang kesulitan untuk tidur atau memerlukan waktu yang sangat lama hingga bisa tertidur.
Penyebab insomnia meliputi kebiasaan buruk sebelum tidur, gangguan mental seperti stres dan kecemasan, sindrom kaki gelisah, serta gangguan pada kelenjar pineal.
National Institutes of Health (2020) menyatakan bahwa insomnia sering dihubungkan dengan pola pikir dan perilaku yang dapat memperburuk kondisi ini, seperti terlalu banyak menggunakan gadget sebelum tidur.
- Hipersomnia
Umumnya, kondisi ini ditandai dengan tidur yang sangat lama dan mengantuk di siang hari.
Penyebab utama hipersomnia mencakup gangguan psikologis seperti depresi, serta kondisi kesehatan tertentu yang mengakibatkan tidur berlebihan.
Seseorang yang mengalami hipersomnia mungkin merasa sangat lelah meskipun sudah tidur dalam waktu yang cukup.
- Sleepwalking
Sleepwalking atau Tidur berjalan adalah gangguan yang terjadi ketika seseorang bangun, berjalan, atau melakukan aktivitas lain saat tidur tanpa menyadari tindakannya.
Gangguan ini bisa dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Sementara itu, faktor pemicunya bisa berupa kelelahan, demam, atau gangguan neurologis
- Mimpi Buruk
Adalah pengalaman yang dapat dialami oleh siapa saja dan seringkali dipicu oleh stres atau trauma.
Pada anak-anak, mimpi buruk sering terjadi karena rasa cemas saat jauh dari orang tua.
Meskipun penyebab pasti mimpi buruk belum sepenuhnya dipahami, stres dan kecemasan diketahui sebagai faktor utama.
- Teror Tidur
Gangguan ini sering dialami oleh anak-anak. Kondisi ini muncul pada usia 4–8 tahun.
Gejalanya meliputi berteriak atau tampak ketakutan saat tidur, dan faktor pemicu bisa meliputi kelelahan atau demam.
Semua jenis gangguan tidur dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan memerlukan perhatian serta penanganan yang tepat.
Gejala-gejalanya
Menurut penelitian Roddick dan Cherney (Healthline, 2020), gejala umum gangguan tidur meliputi tidur dan bangun di waktu yang tidak teratur, kesulitan tidur di malam hari, gerakan anggota tubuh yang tidak disengaja saat hendak tidur, dan irama nafas yang tidak normal saat tidur.
Mayo Clinic (2021) pun menambahkan bahwa teriakan, mimpi buruk, atau berjalan dalam tidur juga sering terjadi.
Kebiasaan mendengkur, berhenti bernafas sejenak, atau menggeretakkan gigi merupakan tanda bahwa seseorang mungkin mengalami gangguan tidur yang serius.
Selain itu, ketidakmampuan untuk tidur kembali setelah terbangun di malam hari, sensasi kesemutan di tangan atau kaki, sleep paralysis atau ketindihan, dan mengantuk berat di siang hari hingga tertidur saat berkegiatan juga merupakan gejala yang umum terjadi.
Jika anda mengalami beberapa atau semua gejala ini, penting untuk mencari bantuan medis agar dapat melakukan evaluasi lebih lanjut.
Diagnosis dan Pengobatan
Untuk mendiagnosis gangguan tidur, umumnya pemeriksaan akan dimulai dengan menilai saluran pernapasan pasien.
Dokter umumnya menanyakan tentang kebiasaan tidur pasien kepada orang terdekat dan juga menilai kesehatan emosional pasien.
Menurut Mayo Clinic (2016), pemeriksaan gangguan tidur biasanya dimulai dengan menilai saluran pernapasan pasien. Dokter umumnya juga menanyakan tentang kebiasaan tidur pasien kepada orang terdekat dan menilai kesehatan emosional pasien.
Proses ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tidur pasien dan untuk merancang penanganan yang tepat. Penilaian yang menyeluruh sangat penting untuk menangani masalah tidur dengan efektif.
Pemeriksaan lanjutan yang mungkin dilakukan meliputi polisomnografi (sleep study) untuk menganalisis level oksigen dan gelombang otak selama tidur, electroencephalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas listrik di otak, CT scan untuk mendeteksi kelainan otak, serta tes darah untuk mencari penyakit lain yang menyebabkan gangguan tidur.
Pengobatan gangguan tidur bergantung pada penyebabnya. Peri (WebMD, 2014) menyebutkan, metode pengobatan meliputi perubahan gaya hidup, psikoterapi, alat khusus saat tidur, serta obat-obatan.
Penerapan pola hidup sehat seperti makan makanan berserat, mengurangi konsumsi gula, mengelola stres, dan membuat jadwal tidur yang teratur dapat meningkatkan kualitas tidur.
Psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif, juga dapat membantu mengubah pola pikir yang menghambat tidur.
Pencegahan dan Komplikasi
Pencegahan gangguan tidur melibatkan penciptaan lingkungan yang nyaman untuk tidur, menghindari kafein, alkohol, dan rokok, serta berolahraga rutin.
Tidur sesuai jadwal juga dianjurkan oleh Haines (WebMD, 2022) untuk menjaga ritme sirkadian yang sehat.
Namun, jika ini tidak segera ditangani, gangguan tidur dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
Ambardekar (WebMD, 2021) menekankan bahwa dampak dari gangguan tidur yang tidak diobati bisa berbahaya, termasuk penurunan libido, munculnya keriput dan kantung mata, gangguan ingatan dan konsentrasi, serta kenaikan berat badan.
Selain itu, ada risiko gangguan mental seperti depresi, yang dapat diperburuk oleh kurangnya tidur yang berkualitas.
Kecelakaan saat berkendara atau bekerja pun juga dapat menjadi ancaman nyata, terutama jika pengendara atau pekerja merasa sangat mengantuk.
Peningkatan risiko penyakit serius seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung, sebagaimana dilaporkan oleh Peri (WebMD, 2014), menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan tidur agar tetap optimal.
Gangguan tidur memerlukan perhatian khusus karena berpotensi menyebabkan dampak serius pada kesehatan fisik dan mental.
Mayo Clinic (2019) pula menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala gangguan tidur agar dapat menerima penanganan yang tepat dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Dengan memperhatikan tanda-tanda gangguan tidur dan mengambil langkah-langkah pencegahan serta pengobatan yang tepat, kita dapat meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.