PARBOABOA – Keruntuhan Kerajaan Majapahit yang pernah Berjaya selalu menarik untuk dipelajari, karena memberikan wawasan tentang kompleksitas perubahan politik, sosial, dan ekonomi yang terjadi pada masa lalu.
Kerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berdiri di nusantara. Kerajaan ini dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di tanah air pada zaman dahulu, serta memiliki peran penting dalam proses persatuan wilayah-wilayah Indonesia.
Dengan segala kemegahannya, Kerajahaan berhasil membangun kekuasaan yang meluas di kepulauan Nusantara pada abad ke-13 hingga ke-15.
Namun, seperti halnya kerajaan-kerajaan besar lainnya, Majapahit juga mengalami masa-masa sulit yang mengakibatkan kemunduran dan akhirnya runtuhnya kekuasaan yang mereka bangun dengan susah payah.
Lantas, runtuhnya Kerajaan Majapahit disebabkan oleh peristiwa apa? dan apa saya peninggalannya yang menjadi bukti kebesarannya di masa lalu? Simak selengkapnya pada ulasan yang telah Parboaboa rangkum di bawah ini.
Sejarah Kerajaan Majapahit
Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya, seorang menantu dari Kertanagara, raja terakhir Kerajaan Singasari yang pada saat itu menjadi kerajaan yang paling berpengaruh di Pulau Jawa.
Kertanagara tewas dibunuh oleh Jayakatwang, seorang adipati Kediri. Raden Wijaya mendapatkan pengampunan dari Jayakatwang berkat usulan Aria Wiraraja, penasihat negara Singasari. Setelah memperoleh pengampunan, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada tahun 1293.
Selanjutnya Wiraraja mengirim utusannya ke Daha bersama dengan membawa surat pernyataan kepada Raden Wijaya. Ia diberikan lahan hutan Tarik yang kemudian dibuatnya menjadi sebuah desa bernama Majapahit.
Tanpa diduga pasukan bangsa Mongol datang menyerang kerajaan tersebut. Kemudian, Raden Wijaya bersekutu dan meminta bantuan untuk menjatuhkan Jayakatwang. Setelah Jayakatwang berhasil dijatuhkan, Raden Wijaya justru menyerang balik pasukan Mongol. Hal tersebut membuat para pendatang memukul mundur pasukannya dan kembali ke negaranya.
Peristiwa tersebut menandakan bahwa Raden Wijaya telah membangun kerajaan Majapahit. Tepatnya pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215, Raden Wijaya diberikan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
Setelah Raden Wijaya mendapatkan gelar, ternyata tidak dapat berjalan mulus. Justru ia mendapatkan masalah dari anggota pemerintah kerajaan Singasari yang pernah dipimpin oleh Kertanagara dan Jayakatwang.
Diketahui nama yang ikut memberontak dengan Raden wijaya adalah Ra Arya Sidi, Ra Jaran Waha. Ra Lintang. Ra Tosa, Ra Gelatik dan Ra Tatik.Hal itu merupakan pengaruh dari mahapayih Halayudha yang membuat konspirasi untuk menjatuhkan orangh-orang kepercayaan raja agar dirinya mendapatkan jabatan tinggi.
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit
Berikut ini dijelaskan hal-hal yang menjadi penyebab runtuhnya majapahit yang perlu diketahui:
1. Kematian Gajah Mada
Gajah Mada adalah seorang patih atau perdana menteri yang sangat berpengaruh di Kerajaan Majapahit. Ia dianggap sebagai arsitek di balik kejayaan Kerajaan Majapahit pada masa keemasannya.
Namun, setelah Gajah Mada meninggal pada tahun 1364, terjadi perpecahan antara para penguasa dan kelompok elit kerajaan, serta menurunnya kualitas pemerintahan
2. Konflik Internal dan Perang Saudara
Runtuhnya kerajaan majapahit disebabkan oleh peristiwa perang saudara atau konflik internal di antara keluarga kerajaan.
Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, terjadi persaingan antara putra Mahapatih Gajah Mada yang bernama Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi.
Persaingan ini berujung pada perang saudara yang merusak stabilitas politik dan sosial di kerajaan Majapahit.
3. Pelemahan Kekuasaan Pusat
Selain adanya perebutan kekuasaan faktor lain penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit adalah melemahnya kekusaan pusat.
Setelah masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, para penguasa setelah Raja Hayam Wuruk tidak mampu mengendalikan wilayah-wilayah di luar Jawa, sehingga terjadi kekuasaan lokal yang semakin kuat.
Selain itu, perdagangan antar negara Asia Tenggara mulai berubah dan Majapahit tidak lagi menjadi pusat perdagangan.
4. Krisis Ekonomi dan Bencana Alam
Kerajaan Majapahit mengalami krisis ekonomi yang disebabkan oleh meningkatnya biaya untuk mempertahankan kekuasaan, kurangnya sumber daya manusia, dan pengelolaan keuangan yang buruk. Selain itu, bencana alam seperti gempa bumi dan banjir sering terjadi, yang merusak infrastruktur dan mengganggu kehidupan masyarakat.
5. Penyebaran Agama Islam
Selain adanya perebutan kekuasaan faktor lain penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit adalah adanya penyebaran agama Islam di Indonesia pada abad ke-15. Masuknya agama Islam mempengaruhi masyarakat dan menyebabkan banyak pemimpin lokal yang memeluk agama tersebut, sehingga melemahkan kekuasaan kerajaan Majapahit yang masih berpegang pada kepercayaan animisme dan Hindu-Buddha.
6. Berdirinya Kerajaan Demak
Berdirinya Kerajaan Demak pada abad ke-15 di Jawa Tengah menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak mulai bangkit dan memperluas wilayah kekuasaannya dengan mengalahkan beberapa kerajaan bawahan Majapahit.
Selain itu, Demak juga berhasil merebut pelabuhan-pelabuhan penting dari tangan Majapahit, sehingga memperlemah kekuatan perdagangan Majapahit.
7. Kematian Ayam Huruf
Ayam Huruf atau yang juga dikenal sebagai Raja Hayam Wuruk merupakan salah satu raja terbesar di Kerajaan Majapahit.
Kematian Ayam Huruf pada tahun 1389 menjadi titik balik yang menandai mulainya kemunduran Kerajaan Majapahit.
Setelah Ayam Huruf meninggal, perebutan kekuasaan antara para penguasa dan kelompok elit kerajaan mulai terjadi, dan seringkali berujung pada perang saudara.
8. Serangan dari kerajaan Demak
Runtuhnya kerajaan Majapahit juga disebabkan oleh invasi dari luar. Pada tahun 1478, tentara Demak berhasil menaklukkan ibu kota Majapahit dan mengakhiri kekuasaan kerajaan ini.
Meskipun Demak mengambil alih kekuasaan di Jawa, namun kejayaan Majapahit telah berakhir dan era baru dimulai.
Itulah beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Majapahit. Kekuasaan kerajaan yang pernah berjaya ini kini menjadi sejarah yang masih dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Peninggal Kerajaan Majapahit
Berikut ini beberapa peninggalan kerajaan majapahit yang wajib diketahui, yaitu:
1. Museum Trowulan
Museum Trowulan terletak di Desa Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur dan merupakan museum arkeologi yang menampilkan berbagai artefak dan peninggalan dari Kerajaan Majapahit.
Museum ini memiliki koleksi yang sangat beragam, mulai dari prasasti, arca, keramik, hingga reruntuhan bangunan.
Pengunjung dapat melihat langsung peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit dan mempelajari lebih lanjut tentang kebudayaan dan peradaban kuno di Indonesia.
Selain peninggalan di atas, Kerajaan Majapahit juga meninggalkan beberapa situs arkeologi lainnya seperti Candi Kidal, Candi Jawi, dan Candi Surawana.
Semua peninggalan ini merupakan bukti kejayaan dan kebesaran Kerajaan Majapahit yang telah berdiri puluhan abad yang lalu.
2. Kitab Negarakertagama
Salah satu peninggalan yang terkait dengan Kerajaan Majapahit adalah Kitab Negarakertagama. Kitab ini merupakan bukti sejarah yang menegaskan keberadaan Kerajaan Majapahit.
Karena, di dalam kitab Negarakertagama yang ditulis di atas media lontar. Di mana kitab ini merupakan hasil karya dari salah satu mpu terkenal dalam sejarah Majapahit, yaitu Mpu Prapanca.
Terdapat dalam isi dari Kitab Negarakertagama mencakup berbagai aspek Kerajaan Majapahit, mulai dari sejarah berdirinya, perjalanan kerajaan tersebut, hingga wilayah kekuasaan yang meluas hingga ke luar negeri.
3. Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu, yang terletak di Desa Temon, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, adalah gapura terbesar yang pernah dibangun oleh Kerajaan Majapahit.
Hal itu dikarena, dalam Kitab Negarakertagama, Candi Bajang Ratu dijelaskan sebagai sebuah gerbang monumental yang merupakan pintu masuk ke sebuah bangunan suci. Sehingga candi Bajang Ratu dimasukkan kategori peninggalan kerajaan Majapahit.
4. Prasasti Prapancasarapura
Di Surabaya, ditemukan Prasasti Prapancasarapura yang berasal dari masa pemerintahan Ratu Tribhuwanatunggadewi di Kerajaan Majapahit.
Sebab dalam prasasti Prapancasarapura mencatat tiga tokoh yang sangat penting dalam sejarah Majapahit pada waktu itu, yaitu Hayam Wuruk, Gajah Mada, dan Adityawarman. Sehingga Prarasasti ini termasuk dalam peninggalan kerajaan Majapahit
5. Candi Tikus
Salah satu peninggalan bersejarah dari Kerajaan Majapahit adalah Candi Tikus. Candi Tikus dipercaya sebagai petirtaan atau pemandian yang digunakan oleh para bangsawan dan keluarga Kerajaan Majapahit.
Dan diketahui, Candi Tikus terbuat dari bata merah dan terletak 3,5 meter di bawah permukaan tanah. Selain sebagai tempat pemandian, Candi Tikus juga memiliki fungsi sebagai reservoir air.
6. Kitab Sutasoma
Selain kitab Negarakertagama, ternyata Kitab Sutasoma atau Kakawin Sutamo merupakan peninggalan kerajaan Majapahit. Hal itu dikarenakan dalam isi kitab mengisahkan tentang kehidupan religius di dalam kerajaan kerajaan Hindu-Buddha atau Majapahit.
Selain itu, dalam Kitab Sutasoma terdapat sebuah slogan yang kini menjadi semboyan nasional yang mencerminkan persatuan Indonesia, yaitu "Bhinneka Tunggal Ika". Slogan ini memiliki makna bahwa meskipun berbeda-beda, kita tetap satu.
7. Candi Penataran
Terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Candi Penataran merupakan kompleks candi yang paling megah dan luas di Jawa Timur. Berjarak sekitar 12 km dari pusat kota Blitar, candi ini berlokasi di sebelah barat daya Gunung Kelud.
Dibangun pada masa pemerintahan Raja Srenggana dari Kerajaan Kediri, Candi Penataran kemudian diteruskan pembangunannya hingga masa pemerintahan Wikramawardhana, maharaja kelima dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1415, Dan sampai saat ini menjadi salah satu destinasi wisata budaya terbaik di Jawa Timur. Pada tahun 1995, sehingga UNESCO menetapkan Candi Penataran sebagai Warisan Budaya Dunia.
8. Candi Sukuh
Kerajaan Majapahit tidak hanya membangun candi di wilayah Jawa Timur, tetapi juga meluas hingga ke Jawa Tengah. Salah satu contohnya adalah Candi Sukuh, sebuah candi dengan desain bangunan yang sangat unik.
Candi Sukuh terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini memiliki bentuk yang menyerupai piramida suku Maya, membuatnya menjadi salah satu candi yang berbeda dan menarik di Indonesia.
9. Prasasti Waringin Pitu
Prasasti Waringin Pitu, peninggalan berikutnya dari Kerajaan Majapahit, ditemukan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Prasasti ini, yang berasal dari tahun 1447 M, berisi catatan tentang sistem administrasi pemerintahan Kerajaan Majapahit, termasuk 14 keraton yang berada di bawah kekuasaannya.
Keraton-keraton tersebut antara lain Bhre Daha, Bhre Kahuripan, Bhre Pajang, Bhre Wengker, Bhre Wirabumi, Bhre Matahun, Bhre Tumapel, Bhre Jagaraga, Bhre Tanjungpura, Bhre Kembeng Jenar, Bhre Kabalan, Bhre Singhapura, Bhre Keling, dan Bhre Kelinggapura.
10. Prasasti Kusmala
Peninggalan Kerajaan Majapahit berikutnya adalah Prasasti Kusmala yang terdapat di Kediri, Jawa Timur. Prasasti ini menjadi tanda selesainya pembangunan suatu dawuhan atau waduk wilayah Kusmala yang berada di sekitar Kaki Gunung Kelud.
Benda yang berumur ribuan tahun ini dahulunya ditemukan di wilayah Kecamatan Kandangan yang ada Di Kediri. Namun, kini disimpan di Museum Airlangga kawasan Goa Selomangleng, Kota Kediri, Jawa Timur.
11. Surya Majapahit
Salah satu ciri khas seni dari peninggalan Kerajaan Majapahit adalah Surya Majapahit, yang memiliki sembilan dewa penjaga arah mata angin yang disebut "Dewata Nawa Sanga" di bagian dalamnya. Surya Majapahit juga sering disebut sebagai sinar matahari yang melambangkan kehidupan.
12. Candi Pari
Candi Pari termasuk dalam kategori peninggalan Kerajaan Majapahit. Candi ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, yang didirikan pada tahun 1293 S / 1371 M. Di sisi lain, Candi Rimbi didirikan pada tahun 1384 M sebagai tempat upacara keagamaan Raja Tribhuwana Tunggadewi, yang merupakan raja ketiga dari Kerajaan Majapahit.
Kita telah mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Melalui analisis penyebab tersebut, kita dapat melihat kompleksitas perubahan yang terjadi pada masa lalu dan bagaimana faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dalam mempengaruhi kejatuhan sebuah kerajaan yang pernah begitu berjaya.
Dengan demikian, mari kita menjaga warisan budaya dan sejarah yang kita miliki, dan terus menghargai dan mempelajari dari pengalaman dan kejayaan yang pernah ada dalam peradaban kita.