Kiky Saputri Jalani Operasi Ovarium, Bagaimana Peran Penting Indung Telur dalam Reproduksi Wanita?

Ilustrasi penjelasan mengenai peran penting indung telur dalam reproduksi wanita. (Foto: PARBOABOA/Beby Nitani)

PARBOABOA, Jakarta - Kiky Saputri, seorang komedian ternama, baru-baru ini mengalami keguguran yang mengharuskannya menjalani operasi pengangkatan ovarium kiri.

Meskipun ovarium kiri Kiky harus diangkat, ovarium kanannya tetap ada dan berada dalam kondisi baik. Artinya, Kiky masih memiliki satu ovarium sehat di sisi kanan, sehingga peluangnya untuk hamil masih ada.

Melalui siaran pada kanal YouTube pribadi Kiky Saputri Official, ia menjelaskan bahwa keguguran yang dialaminya disebabkan oleh kelelahan dan keberadaan kista di rahim.

Sebelum kehamilannya, Kiky sudah mengetahui adanya kista namun memutuskan untuk menunda pengobatan karena ia kemudian hamil dengan anak pertamanya.

Namun, secara ironis, kista itu tumbuh lebih cepat selama kehamilannya, yang pada akhirnya menyebabkan ia mengalami keguguran.

Kejadian ini membuat wanita menyadari betapa pentingnya fungsi ovarium atau indung telur dalam sistem reproduksi.

Memahami Peran Vital Ovarium dalam Sistem Reproduksi Wanita

sistem reproduksi wanita

ketgamb Ilustrasi sistem reproduksi wanita (Foto: PARBOABOA/Beby Nitani) #end

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, sistem reproduksi wanita mencakup bagian dalam dan luar yang memainkan peran penting dalam produksi hormon, serta bertanggung jawab atas kesuburan, siklus menstruasi, dan aktivitas seksual.

Ovarium, yang merupakan bagian dari bagian dalam ini, adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di kedua sisi rahim.

Ovarium memiliki fungsi menghasilkan dan menyimpan ovum serta memproduksi hormon yang esensial untuk mengatur siklus menstruasi dan proses kehamilan.

Selama proses ovulasi, salah satu dari ovarium akan melepaskan sebuah sel telur. Jika sel telur tersebut dibuahi oleh sperma, kehamilan dapat terjadi.

Setiap siklus menstruasi, ovarium akan melepaskan sel telur hingga memasuki fase menopause, di mana ovarium berhenti melepaskan sel telur.

Terkadang, ovarium mungkin juga melepaskan lebih dari satu sel telur dalam satu siklus.

Ovarium memegang peranan penting dalam proses menstruasi dan pembuahan, menghasilkan sel telur yang siap untuk dibuahi serta mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron.

Sel telur dilepaskan oleh ovarium sekitar pertengahan siklus menstruasi (biasanya hari ke-14 dari siklus 28 hari) dalam sebuah proses yang dikenal sebagai ovulasi.

Sel telur memulai perjalanannya menuju rahim melalui sebuah struktur berongga dan sempit yang dikenal sebagai tuba falopi.

Selama perjalanan ini, tingkat hormon progesteron meningkat, yang berfungsi untuk mempersiapkan lapisan rahim agar siap untuk kehamilan.

Jika kehamilan tidak terjadi dalam siklus tersebut, sel telur akan terurai dan diserap kembali oleh tubuh yang memungkinkan menstruasi untuk dimulai.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Pembentukan Kista

Dilansir dari laman Morulaivf Indonesia, Kista adalah kondisi yang sering ditemukan pada wanita belakangan ini, dengan berbagai penyebab yang penting untuk dipahami.

Kista terbentuk dari pertumbuhan sel yang tidak normal, membentuk kantong berisi cairan di dalam ovarium.

Mengingat gangguan kesehatan ini sering dialami oleh wanita, ada banyak faktor yang dapat memicu penyakit ini, dan penting untuk mengetahuinya agar dapat melakukan pencegahan dari awal.

Berikut adalah beberapa penyebab utama pembentukan kista, seperti dilansir dari Morulaivf Indonesia:

Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap risiko terbentuknya kista, di mana wanita dari masa pubertas hingga menopause memiliki risiko tinggi.

Pada rentang usia ini, wanita masih mengalami menstruasi yang dapat menyebabkan terbentuknya benjolan berisi cairan.

Sementara itu, wanita yang telah melewati masa menopause memiliki risiko yang lebih rendah untuk menderita kista.

Akan tetapi, jika terdapat benjolan berisi cairan pada masa ini, perlu diwaspadai karena dapat menandakan risiko tinggi terhadap kanker ovarium.

Siklus Menstruasi yang Tidak Teratur

Siklus menstruasi yang tidak teratur bisa berdampak buruk pada kesehatan tubuh wanita, termasuk meningkatkan risiko terkena kista.

Kondisi ini tidak boleh dianggap sepele karena pada wanita dengan menstruasi yang tidak teratur, penumpukan darah yang tidak bersih bisa memicu munculnya kista di ovarium.

Menstruasi Dini

Menstruasi yang terjadi terlalu dini pada anak perempuan ternyata dapat meningkatkan risiko terkena kista.

Oleh karena itu, sangat disarankan bagi yang memiliki adik atau anak perempuan yang mendekati masa pubertas untuk mengajarkan pentingnya pola makan sehat.

Gangguan Hormon

Ketidakseimbangan hormon merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya kista.

Untuk menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh, dianjurkan untuk menerapkan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat ini membantu dalam menjaga keseimbangan hormon yang stabil.

Mengonsumsi Obat Penyubur Kandungan

Ketidakmampuan untuk memiliki anak meskipun telah lama menikah seringkali menyebabkan stres pada wanita, yang bisa mendorong mereka untuk mengonsumsi obat penyubur kandungan.

Namun, penggunaan obat-obatan tersebut secara berlebihan dapat menimbulkan berbagai efek samping, termasuk risiko menderita kista ovarium.

Untuk menghindari hal ini, disarankan untuk memilih penyubur kandungan yang terbuat dari bahan alami, seperti tauge atau kacang hijau.

Memiliki Kebiasaan Merokok

Umumnya diketahui bahwa merokok berdampak buruk bagi kesehatan, khususnya pada paru-paru. Zat adiktif dalam rokok juga dapat mengganggu fungsi rahim dan berpotensi memicu pembentukan kista di ovarium.

Jika memiliki kebiasaan merokok, disarankan untuk segera berhenti agar mengurangi risiko terkena kista.

Keturunan atau Genetik

Selain keenam penyebab yang telah disebutkan sebelumnya, faktor keturunan atau genetik juga berperan dalam terjadinya kista.

Jika memiliki riwayat keluarga seperti nenek, ibu, atau saudara perempuan yang pernah menderita penyakit ini, risiko untuk mengidapnya menjadi lebih tinggi.

Editor: Beby Nitani
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS