PARBOABOA, Simalungun - Sistem irigasi persawahan yang kerap tidak mengalir, membuat petani padi di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, kesulitan mengolah lahan sehingga hasil panen tidak maksimal.
Suprianto, petani padi asal Desa Karang Anyer, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, mengatakan bahwa sistem pengairan yang tidak berjalan lancar menyebabkan padi di lahannya seringkali mengalami kekeringan.
"Ini karena beberapa kali hujan di sini, kalau tidak keringlah sawahku ini," ungkapnya kepada PARBOABOA, Senin (16/10/2023).
Irigasi yang tidak lancar juga membuat produksi padi yang dihasilkan mengalami penurunan. Sebelumnya, ia bisa menghasilkan sekitar empat ton per hektar saat musim panen. Kini, hasilnya jauh di bawah itu.
"Terakhir per hektar hanya dapat kira-kira satu sampai dua ton," keluhnya.
Hal serupa juga dialami oleh Meswanto, seorang warga Huta Bayuraja. Ia menjelaskan bahwa minimnya debit air yang mengalir di irigasi wilayah tersebut, membuat para petani padi beralih menanam jagung.
"Sebagian besar petani beralih ke jagung, dikarenakan air tidak lancar ke persawahan," jelas Meswanto pada PARBOABOA, Sabtu (21/9/2023)
Pada mulanya, aliran irigasi di lahannya, bersumber dari mata air di wilayah itu. Namun, debitnya menurun setelah sebagian airnya digunakan untuk menyuplai kebutuhan air minum oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Lihou, Kabupaten Simalungun.
"Kalau hujan sajalah baru aliran irigasi ini besar dan dapat mengaliri persawahan. Kalau kita menambah debit airnya dari sungai akan lumayan jauh dan itu pun dari aliran sungai Bah Kasindir. Itu pun sangat sulit kalau kita buat," jelas Meswanto September 2023 lalu.
Menanggapi masalah tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Simalungun, Hotbinson Damanik berdalih bahwa anggaran yang diberikan pemerintah tidak cukup untuk mengakomodir seluruh daerah di Kabupaten Simalungun.
Hotbinson menjelaskan, jumlah anggaran yang diusulkan untuk Sumber Daya Air (SDA) Tahun 2023 di Kabupaten hanya mencapai Rp6,1 miliar, sehingga tidak semua irigasi bisa tersentuh.
"Di SDA ini termasuk lah itu irigasi, mau itu pembuatan serta perbaikan," ucap Hotbinson.
Saat ini, ia mengaku bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan pemerintahan desa untuk memanfaatkan dana desa guna memperbaiki jalan dan irigasi di beberapa wilayah.
"Mengantisipasi itu, kita juga sudah koordinasi dengan perangkat desa, untuk memanfaatkan dana desa itu untuk perbaikan jalan dan irigasi di desanya," jelas Hotbinson.
Terkait tidak lancarnya saluran irigasi, PARBOABOA juga mencoba meminta keterangan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, Sakban Saragih. Namun hingga berita ini diterbitkan, ia tidak memberikan respon apapun.
Editor: Atikah Nurul Ummah