PARBOABOA - Neptunus merupakan planet kedelapan jika ditinjau dari matahari. Sejak dihapusnya planet pluto oleh International Astronomy Union (IAU), neptunus saat ini merupakan planet yang letaknya paling jauh di tata surya.
Mengingat jaraknya yang jauh, planet ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Neptunus hanya dapat diamati dari dekat pada suatu kesempatan di tahun 1989 oleh Spaceprobe Voyager 2.
Untuk memperjelas pemahaman kamu tentang planet gas raksasa ini, maka Parboaboa sudah merangkum informasi seputar planet neptunus secara lengkapnya. Yuk, simak ulasan selengkapnya di bawah ini!
Planet Neptunus
Planet neptunus adalah planet terluar dari raksasa gas yang memiliki diameter ekuatorial 49.500 kilometer (30.760 mil) atau setara dengan besar 60 bumi kita. Planet biru ini mengorbit Matahari setiap 165 tahun dan memiliki 8 satelit, 6 di antaranya ditemukan oleh Voyager. Sehari di planet ini adalah 16 jam dan 6,7 menit.
Neptunus ditemukan pada 23 September 1846 oleh Johann Gottfried Galle, dari Observatorium Berlin, dan Louis d’Arrest, seorang mahasiswa astronomi melalui prediksi matematika yang dibuat oleh Urbain Jean Joseph Le Verrier.
Dengan radius 24.622 kilometer, Neptunus sekitar empat kali lebih luas dari Bumi. Jika Bumi seukuran nikel, maka Neptunus akan sebesar bola baseball. Dari jarak rata-rata 4,5 miliar kilometer, Neptunus berjarak 30 unit astronomi dari Matahari. Satu unit astronomi, merupakan jarak dari Matahari ke Bumi.
Mengutip dari situs NASA, planet ini terbentuk ketika sisa Tata Surya terbentuk pada 4,5 miliar tahun lalu. Ilmuan mengatakan bahwa neptunus terbentuk saat gravitasi menarik gas dan debu yang berputar-putar dan menjadi planet es sekitar 4 miliar tahun lalu.
Ada lima cincin yang dimiliki oleh planet neptunus, diantaranya Galle, Leverrier, Lassell, Arago, dan Adams. Sistem cincin neptunus juga terbentuk dari gumpalan debu yang disebut busur. Empat busur tersebut bernama Liberté (Liberty), Egalité (Equality), Fraternité (Fraternity) dan Courage.
Ciri-Ciri Planet Neptunus
Jika dilihat dari gambar planet neptunus, terdapat tutupan awan berwarna biru cerah yang sebagian disebabkan oleh senyawa tak terindentifikasi dan hasil dari penyerapan cahaya merah oleh metana di planet-planet beratmosfer besar berupa hydrogen-helium.
Sering dijuluki raksasa es atau gas raksasa, dikarenakan ia memiliki campuran cairan air, ammonia, dan metana tebal di bawah atmosfernya.
Karena jaraknya yang sangat jauh dari Matahari, angin yang berada di planet ini dapat bergerak hingga pada kecepatan 1.500 mph (2.400 km/jam). Bintik hitam besar yang terdapat pada planet neptunus ialah badai besar yang berputar berlawanan arah jarum jam dan bergerak ke barat dengan kecepatan hamper 750 mph (1.200 km/jam).
Komposisi atmosfer Neptunus berdasarkan volumenya terdiri dari 80% Â hidrogen, Â 19.0% helium, dan 1.5% metana. Medan magnet Neptunus sekitar 27 kali lebih kuat dari Bumi. Isi planet Neptunus menurut massanya diperkirakan sekitar 25% batuan, 60 hingga 70% es, dan 5 hingga 15% hidrogen dan helium. Struktur internalnya terdiri atas lapisan air, es amonia dan metana, Inti besi dan magnesium silikat.
Sejarah Ditemukannya Neptunus
Dalam mitologi Romawi, Neptunus kerap disebut Poseidon atau Dewa Laut. Neptunus pertama kali diamati oleh Galle dan d’Arrest pada 23 September 1846 yang sangat dekat dengan lokasi yang diprediksi secara independen oleh Adams dan Le Verrier dari perhitungan berdasarkan posisi yang diamati dari Jupiter, planet saturnus dan Uranus.
Perselisihan internasional muncul antara Inggris dan Prancis mengenai hak pemberian nama planet ini, mereka sekarang bersama-sama dikreditkan sebagai penemu neptunus. Pada tahun 1613, Galileo mengamati Neptunus ketika kebetulan sangat dekat dengan Yupiter, tetapi ia mengira itu hanya sebuah bintang.
Neptunus hanya dikunjungi oleh satu pesawat luar angkasa, Voyager 2 pada 25 Agustus 1989. Pada saat pendaratan Voyager, penampakan neptunus yang paling menonjol yaitu Great Dark Spot atau Bintik Hitam Besar.
Ukuran Great Dark Spot ini kira-kira setengah dari bintik merah Jupiter yang berdiameter sama dengan bumi. Namun, pada tahun 1994, HST menemukan bahwa bintik hitam tersebut telah menghilang dan diperkirakan hilang karena ditutupi oleh aspek atmosfer lainnya.
Beberapa bulan kemudian, HST akhirnya menemukan Great Dark Spot kembali di belahan utara neptunus. Hal ini menunjukkan bahwa atmosfer pada planet neptunus berubah dengan cepat karena sedikit perubahan perbedaan suhu antara puncak dan dasar awan.
Demikianlah penjelasan seputar pengertian, karakteristik, dan sejarah planet neptunus. Semoga ulasan di atas dapat menambah pengetahuanmu dan selamat membaca.