Presiden Joe Biden Sebut Facebook dkk Membunuh Masyarakat

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menuding platform media sosial Facebook “membunuh orang “ karena peredaran misinformasi terkait berita vaksin COVID-19.

Pernyataan itu dilontarkannya ketika Gedung Putih meningkatkan retorikanya seputar informasi palsu di media sosial mengenai pandemi.

"Mereka membunuh orang, satu-satunya pandemi yang kita miliki adalah mereka yang tidak tervaksin, dan mereka (Facebook) membunuh warga," ujar Biden saat ditanya apa pesan yang ingin disampaikan Biden untuk platform media sosial seperti Facebook.

Gedung Putih pun belum memberi keterangan lebih lanjut terkait pernyataan Presiden Amerika Serikat ke-46 itu.

Dikutip dari CNN, salah satu sumber terdekat mengatakan bahwa pertemuan antara pemerintah AS dan Facebook selama beberapa pekan ini memang cukup “panas”.

Sumber tersebut mengatakan para pejabat Biden yang khawatir tentang kesalahan infromasi tentang vaksin di Facebook telah menyimpulkan bahwa perusahaan itu tidak menganggap masalah ini sangat serius.

Ahli Bedah Umum Amerika Serikat, Dr. Vivek Murthy, memperingatkan bahwa kesalahan informasi kesehatan merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Ia juga mengusulkan agar media sosial lebih tegas dalam menindak akun yang terbukti telah menyebarkan informasi yang salah.

Murthy juga menyebut mesin algoritma yang merekomendasikan kiriman seperti yang muncul di Facebook News Feed, berkontribusi menyebarkan misinformasi.

"Mereka merancang fitur produk, seperti tombol "like", yang memberikan kepuasan kami karena membagikan konten bermuatan emosi, bukan konten yang akurat, “ jelas Murthy seperti dilansir dari The Verge.

Ia juga menambahkan bahwa algoritma tersebut cenderung memberi kita lebih banyak dari apa yang kita klik, menarik kita lebih dalam, dan lebih dalam lagi ke dalam sumur misinformasi.

Di AS sendiri, pemerintah telah menyediakan vaksin untuk warganya, namun tingkat vaksinasi melambat dalam beberapa bulan terakhir.

Hal itu mengakibatkan jumlah kasus dan kematian terkait COVID-19 telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir ini karena virus dengan varian baru telah menginfeksi banyak dari mereka yang belum di vaksin.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS