PARBOABOA, Jakarta – Tim negosiassi tarif Trump yang dikepalai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Scott Bessent pada Kamis (24/4) waktu Washington DC. Itulah puncak rangkaian pertemuan dan negosiasi dengan para stakeholder di AS baik dari pemerintah, asosiasi, maupun dunia usaha. Pada pertemuan tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani turut hadir.
Sebelumnya, delegasi Indonesia telah bertemu Ambassador Jamieson Greer dari United States Trade Representative (USTR), Secretary of commerce Howard Lutnick, dan Kevin Hassett, Director of the National Economic Council.
Menko Airlangga antara lain didampingi Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono, dan Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Washington DC Ida Bagus Made Bimantara.
Mereka juga membangun komuniksi dan menerima masukan dari para pengusaha, asosiasi bisnis antara lain dari Semi Conductor Industry Association, US-ASEAN Busiess Council, USINDO, dan sejumlah korporasi besar seperti Amazon, Boeng, Microsoft, Google. Semua dilkakukan terutama dalam rangka penguatan kerjasama Indonesia dan AS.
Pertemuan dengan pihak Amazon bahkan membuahkan hasil. Perusahaan yang didirikan dan dimiliki Jeff Bezos itu menegaskan akan melanjutkan investasi di Indonesia senilai USD 5 miliar setara Rp84,3 Triliun guna memperkuat ekosistem digital ekonomi hingga AI di Indonesia.
“Secara keseluruhan, baik itu pihak pemerintah di AS, asosiasi maupun dunia usaha, semua mengapreasiasi langkah-langkah yang dilakukan Indonesia,” kata Airlangga dalam konferensi pers virtual langsung dari Washington DC, Jumat (25/4/2025).
Dalam proses perundingan dan negosiasi, delegasi Indonesia sesuai amanat Presiden Prabowo Subianto selalu mengedepankan kepentingan nasional dengan tetap mendorong penguatan hubungan bilateral dengan AS.
“Upaya pendekatan Indonesia telah diterima dan diapresasi dengan sangat baik oleh USTR, secretary of commerce, maupun treasury secretary. Semua membuka ruang dialog serta memberi kesempatan untuk pembahasan teknis dalam dua minggu ke depan,” kata Airlangga yang saat memberikan keterangan pers didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Tawaran Indonesia kepada AS dirancang dengan semangt mewujudkan kerjasama perdagangan yang adil, fair dan square.
Ada lima manfaat dari proses negosiasi yang diharapkan rampung dalam 60 hari, yakni: pemenuhan kebutuhan energi nasional, akses pasar ke AS, deregulasi untuk meningkatkan kemudahan berusaha, memperoleh nilai tambah dengan kerjasama supply chain untuk industri strategis dan critical mineral dan akses ilmu pengetahun dan teknologi di bidang kesehtan, pertaninan, renewable energy.
Indonesia termasuk satu dari 20 negara yang memulai proses negosiasi di awal. Ini menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi advantage dalam posisi Indonesia di proses perundingan selanjutnya. Proposal Indonesia mendapat apresiasi positif dari pihak AS dan termasuk yang dianggap paling lengkap serta detail yang menggambarkan kerjasama yang saling menguntungkan.
“Feed back yang positif ini akan dijadikan bekal bagi kita untuk terus melakukan pembahasan di level teknis dengan tentu diharapkan akan terjadi manfaat,” imbuhnya.
Selanjutnya, kedua belah pihak menyetujui proses lebih intensif di tingkat teknis. Mereka sepakat mempersiapkan quoting qroup untuk 5 sektor khussu agar ada percepatan dalam pembahasan.
Indonesiah telah menandatangani non dislcousre agreement dengan USTR, artinya perundingan sudah masuk dalam fase negosiasi.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah akan melakukan pendekatan dan konsultasi internal dengan pemangku kepentingan di dalam negeri sambil terus berkomunikasi dengan pihak AS untuk melanjutkan proses negosiasi di tingkat teknis.