PARBOABOA, Jakarta – Proyek Jalan Inspeksi yang menjadi bagian dari proyek normalisasi Kali Ciliwung di Jalan Pucung, Balekambang, Kramat Jati, Jakarta Timur diduga mangkrak sejak 2017.
Padahal proyek yang mulanya dicanangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta era Joko Widodo tahun 2012-2014 dan berlanjut pada era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini tujuannya mengatasi banjir dari luapan Kali Ciliwung.
Di proyek Jalan Inspeksi tersebut nantinya dilintasi kendaraan-kendaraan yang akan merawat kali Ciliwung. Hanya saja, pembangunan jalan Inspeksi di pinggiran Kali Ciliwung, Balekambang itu saat ini terbengkalai. Jalan sepanjang 200 meter yang sudah dibangun akhirnya rusak, retak-retak, dan ditumbuhi tanaman liar.
“Ini paku bumi masih ada di sini, cuma (pembangunannya) enggak diterusin. Tadinya itu sampai sono, daerah Rindam Jaya. Ini tuh awalnya buat jalan kendaraan yang mengambil sampah di kali,” ujar Sukiman, warga sekitar bantaran Kali Ciliwung kepada Parboaboa.
Sukirman menjelaskan proyek pembangunan Jalan Inspeksi itu mangkrak sejak Ahok lengser dan berganti Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia pun menyayangkan mangkraknya pembangunan jalan Inspeksi tersebut. Padahal, jalan itu akan membuka peluang ekonomi bagi warga.
“Warga aturan bisa buat dagang-dagang malam di sini, enak padahal,” terang dia.
Warga lainnya, Hasan juga menyayangkan proyek mangkrak itu. Menurutnya, pembangunan yang ada hanya menghabiskan anggaran, sebab banyak material bangunan yang sudah dibeli tapi tak terpakai.
“Itu di sana masih ada ribuan paku bumi, ya jadi ketutup pohon dan rumput aja,” ucapnya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengatakan akan kembali melanjutkan proyek normalisasi Kali Ciliwung di 18 kelurahan, termasuk Balekambang, Februari lalu.
Nantinya, lebar Kali Ciliwung menjadi 35 hingga 50 meter dengan proyek normalisasi tersebut. Normalisasi itu meliputi pembangunan tanggul, perkuatan tebing, dan pembangunan jalan inspeksi dengan lebar 6 hingga 8 meter di sepanjang bantaran Ciliwung.
ketgamb Jalan beton yang dibangun mulai retak. (Foto: PARBOABOA/Muazam) #end
Selain itu, pekerjaan juga mencakup peningkatan kapasitas tampung alir dari 200 meter kubik per detik menjadi 570 meter kubik per detik hingga penataan kawasan.
Kini Pemprov DKI sedang melakukan pembebasan lahan. Pada 2021 hingga 2022 total ada 324 bidang atau setara 66.515 meter persegi lahan yang dibebaskan untuk proyek normalisasi. Lahan itu tersebar di enam kelurahan yakni Balekambang, Cawang, Cililitan, Rawajati, Tanjung Barat, dan Gedong.
Rinciannya, Balekambang sebanyak 25.800 meter persegi, Cawang sekitar 17.600 meter persegi, Cililitan 8.365 meter persegi, Rawajati 4.919 meter persegi, Tanjung Barat 5.276 meter persegi, dan Gedong sebesar 4.555 meter persegi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap proyek normalisasi Ciliwung akan selesai pada tahun 2024.
“Kita harapkan dalam dua tahun hingga akhir 2024 yang 17 km itu Insya Allah selesai. Sehingga normalisasi sungai Ciliwung betul-betul rampung dan akan sangat mengurangi banjir,” ujar Jokowi pada Februari lalu.
Sementara Pantauan PARBOABOA di lapangan, turap beton yang semula digunakan untuk proyek normalisasi terbengkalai begitu saja di sepanjang bantaran Kali Ciliwung. Turap di bantaran Ciliwung itu terlihat ditumbuhi rerumputan dan pepohonan. Jalan beton yang dibangun pun tampak mulai retak dan berlubang.