Ethiopia dikabarkan
sedang mengembangkan platform media
sosial untuk menyaingi Facebook, Twitter, WhatsApp. Negara di timur Afrika itu
ingin agar media sosial lokalnya bisa menggantikan platform raksasa tersebut.
Upaya itu juga
dikonfirmasi oleh Ethiopian Information Network Security Agency. Meski begitu,
pemerintah belum berencana memblokir salah satu platform tersebut.
Shumete Gizaw selaku
Direktur Jenderal badan keamanan mengatakan, hal itu dilakukan demi mengurangi
ketergantungan terhadap perusahaan teknologi asing untuk ikut campur dalam
politik negara.
Dikutip dari New York Post, Selasa (24/8/2021),
Shumete mengatakan, langkah tersebut terinspirasi dari Tiongkok yang melakukan
pemblokiran media sosial Amerika Serikat dan mendorong warganya memakai
aplikasi buatan lokal.
"Alasan di balik
pengembangan teknologi dengan kapasitas lokal sudah jelas," kata Shumete.
"Menurut Anda, mengapa Tiongkok memakai WeChat?"
Media sosial lokal
buatan Ethiopia ini dikembangkan di tengah kondisi negara yang sedang tidak
kondusif.
Sejak tahun lalu,
pemerintah Ethiopia terlibat dalam konflik bersenjata dengan Tigray People's
Liberation Front (TPLF) yang menguasai wilayah Tigray di bagian utara.
Beberapa hari sebelum
pemilihan umum Ethiopia pada Juni 2021, Facebook memang menghapus jaringan akun
palsu yang menyasar pengguna domestik.
Jaringan tersebut
ternyata berhubungan dengan individu yang terkait dengan INSA, seperti dikutip
dari Reuters.
Facebook menyebut
bahwa akun-akun palsu tersebut terkait dengan individu yang terkait pemerintah
Ethiopia.
Kelompok hak asasi
manusia setempat juga mengkritik pemerintah karena penutupan layanan media
sosial, termasuk Facebook dan WhatsApp selama setahun terakhir
Berdasarkan data
Statista, saat ini ada sekitar enam juta pengguna Facebook di Ethiopia. Juru
bicara Facebook Afrika Kezia Anim-Addo enggan berkomentar soal rencana Ethiopia
dan tidak merespons tuduhan Shumete.
Shumete sendiri tidak
merinci tentang waktu dan anggaran untuk pengembangan aplikasi media sosial
lokal Ethiopia. Namun, mereka mengklaim platform
buatanya nanti akan dikembangkan pengembang lokal, alih-alih menyewa pihak luar
negeri.