parboaboa

Separation Anxiety Adalah Gangguan Kecemasan pada Anak, Berikut Penjelasan Lengkapnya

Winda | Kesehatan | 01-11-2023

Separation anxiety (Foto: Finda TopDoc)

PARBOABOA – Separation anxiety adalah gangguan kecemasan atau masalah psikologis yang umum terjadi pada anak-anak. Kondisi ini sering terjadi pada bayi yang kerap merasa takut saat melihat orang baru.

Mereka cenderung merasa aman bersama orang tuanya dan khawatir saat ditinggal pergi, meski hanya dalam waktu sebentar saja.

Melansir dari Journal Stanford Medicine Children's Health, separation anxiety adalah salah satu jenis masalah kesehatan mental yang terjadi mulai dari bayi berusia 6 bulan.

Umumnya, mereka akan mengalami rasa gelisah, takut, dan cemas saat berpisah oleh orang tua atau pengasuhnya. Kondisi ini memang wajar terjadi pada anak-anak, khususnya balita.

Akan tetapi, respon yang terasa berlebihan patut diwaspadai karena dapat mengganggu kegiatan sehari-hari. Untuk itu, orang tua perlu mengetahui gejala separation anxiety (SAD) agar bisa membantu anak melewati kondisi tersebut.

Agar lebih memahaminya, berikut Parboaboa telah merangkum tentang apa itu separation anxiety beserta penjelasan lengkapnya. Simak sampai habis ya!

Apa Itu Separation Anxiety?

Separation anxiety (Foto: MKSA Children with Special Needs)

Separation anxiety adalah kondisi di mana anak akan merasa sangat sedih ketika mereka harus berpisah dengan orang tua atau orang terdekat dalam waktu yang sebentar.

Kondisi ini biasanya muncul pada bayi berusia 6 bulan dan berlangsung hingga sekitar usia tiga tahun. Pada umumnya, anak yang mengalami masalah ini sebagai bagian normal dari perkembangan mereka.

Anak akan belajar beradaptasi seiring berjalannya waktu, terutama ketika mereka mencapai usia tiga tahun. Namun, dalam kasus separation anxiety, anak cenderung memiliki reaksi berlebihan saat berpisah dengan orang tua.

Biasanya, mereka akan menangis dengan nada keras, merasa sangat sedih, takut, gelisah, dan cemas. Terkadang, kondisi ini bahkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari mereka, termasuk di sekolah.

Dengan kata lain, separation anxiety adalah gangguan kecemasan yang merujuk kepada serangan panic atau panic attack dalam kasus yang lebih parah.

Apakah Separation Anxiety Disorder Normal Terjadi?

Mengutip dari laman resmi Cleveland Clinic, masalah separation anxiety adalah reaksi alami yang normal terjadi pada bayi dan anak-anak saat mereka berpisah dari orang tua atau orang terdekatnya.

Pada tahap ini, anak mulai memahami dan memiliki kesadaran awal tentang hubungan emosional mereka.

Namun, ketika kecemasan ini mengganggu perilaku yang sesuai dengan usianya, maka perlu mendapatkan perawatan. Terapi dan pengobatan separation anxiety adalah langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

Gejala Separation Anxiety Disorder

Separation anxiety (Foto: Edward Elmhurst Health)

Setiap anak dapat menunjukkan gejala yang berbeda-beda. Namun, beberapa tanda umum yang biasanya terkait dengan separation anxiety adalah sebagai berikut:

  • Ketidaknyamanan tidur sendirian.
  • Mengalami mimpi buruk berpisah dengan orang tua atau orang terdekat.
  • Khawatir yang berlebihan.
  • Khawatir yang berlebihan terkait keselamatan anggota keluarga.
  • Ketakutan yang berlebihan terhadap kemungkinan tersesat dari keluarga.
  • Penolakan untuk pergi ke sekolah.
  • Kesulitan tidur jika orangtua atau pengasuh tidak berada di dekatnya.
  • Keluhan fisik seperti sakit perut, sakit kepala, atau masalah fisik lainnya.
  • Kondisi otot yang tegang atau mengalami nyeri.
  • Ketakutan berlebihan terhadap keselamatan diri sendiri.
  • Mengalami serangan panik atau tantrum saat berpisah dari orang tua atau pengasuh.
  • Rasa takut saat sendirian.
  • Mengompol di tempat tidur pada malam hari.
  • Kecemasan saat berhadapan dengan orang yang tidak dikenal atau belum pernah dilihat sebelumnya.
  • Menangis secara berlebihan bahkan ketika berpisah sebentar dengan orang tua.
  • Khawatir ketika salah satu atau kedua orang tua sedang pergi ke luar rumah.

Penyebab Separation Anxiety Disorder

Separation anxiety (Foto: Pixabay)

Terdapat beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab separation anxiety adalah sebagai berikut:

  • Pengalaman traumatis yang dapat menyebabkan stres pada anak, seperti sakit parah yang memerlukan perawatan di rumah sakit, kematian seseorang yang dekat, atau kehilangan hewan peliharaan.
  • Pola perlindungan berlebihan dari orang tua yang mungkin memperkuat rasa ketergantungan anak pada mereka.
  • Adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat gangguan kecemasan atau gangguan mental lainnya, yang dapat mempengaruhi anak.
  • Keterikatan yang kuat antara anak dan orang tua atau pengasuhnya.
  • Adanya gangguan kecemasan lain, seperti serangan panik atau fobia, yang dapat berdampak pada respons anak terhadap perpisahan.
  • Kemungkinan adanya depresi atau gangguan obsesif kompulsif pada anak.
  • Proses adaptasi anak terhadap lingkungan yang baru, seperti saat pindah rumah atau sekolah.
  • Tingkat stres yang dialami oleh pengasuh anak.
  • Kondisi fisik anak seperti rasa tidak enak badan, kelaparan, atau kelelahan yang dapat memperburuk gejala anxiety.
  • Penggunaan gaya pengasuhan yang mungkin tidak memberikan anak kesempatan untuk mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri.
  • Kehilangan orang tua atau pengasuh yang dapat memicu kecemasan berpisah pada anak.

Diagnosis Separation Anxiety

Untuk mendapatkan diagnosis separation anxiety pada bayi, seorang psikiater anak atau tenaga kesehatan mental lainnya akan melakukan evaluasi kesejahteraan mental anak kamu.

Biasanya melibatkan pemantauan gejala kecemasan terhadap perpisahan dari anggota keluarga minimal selama 4 minggu.

Selain itu, jika anak kamu mengalami keluhan fisik, tenaga medis akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan meneliti kemungkinan penyebab dan gejalanya.

Cara Mengatasi Separation Anxiety pada Bayi

Separation anxiety (Foto: Revere Health)

Mengatasi separation anxiety adalah langkah penting dalam mendukung perkembangan emosional dan menjaga kesehatan mental yang akan dirasakan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:

1. Menyapa Bayi dengan Lembut Sebelum Berpisah

Saat akan berpisah dari bayi, penting untuk memulai dengan menyapa mereka dengan lembut. Kamu dapat berbicara pada bayi dengan suara yang lembut, memberikan senyuman, dan memberikan perhatian khusus sebelum memulai proses perpisahan.

Perlakukan tersebut akan membantu membentuk ikatan emosional yang positif sebelum kamu meninggalkan mereka.

2. Tampilkan Senyuman dan Ekspresi Wajah Ceria Saat Berkomunikasi

Ekspresi wajah kamu memiliki dampak besar pada perasaan bayi. Saat berinteraksi dengan bayi, pastikan untuk menampilkan senyuman dan ekspresi wajah yang ceria.

Ini akan memberikan kesan positif tentang momen perpisahan dan membantu mengurangi kecemasan bayi.

3. Buat Momen Perpisahan Menjadi Pengalaman Menyenangkan

Penting untuk menjadwalkan waktu perpisahan dengan konsisten, seperti saat pergi bekerja. Selalu pastikan momen perpisahan menjadi pengalaman yang positif.

Kamu dapat memberikan pelukan atau ciuman singkat, katakan "sampai jumpa" dengan penuh kasih sayang, dan pastikan untuk selalu berlaku konsisten dalam pendekatan ini. Konsistensi membantu bayi merasa lebih aman.

4. Beri Dukungan Emosional dengan Sering Menghibur dan Memeluk Bayi

Tak bisa dipungkiri, separation anxiety adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi karena mereka hanya merasa aman jika bersama dengan orang tuanya. Jika mereka merasa cemas atau rewel saat berpisah, penting untuk memberikan dukungan emosional.

Respon yang tepat saat bayi menangis atau mencari perhatian adalah dengan menghibur mereka. Kamu bisa memeluk bayi, menyanyikan lagu-lagu lembut, atau memberikan mainan yang dapat menghibur mereka.

5. Kenalkan Konsep Merangkak Menjauh dari Orang Tua Secara Perlahan

Selanjutnya, cara tepat mengatasi separation anxiety adalah dengan mengenalkan konsep merangkak menjauh dari orang tua. Tujuannya adalah untuk membantu bayi merasa lebih nyaman dengan perpisahan.

Ini dimulai dengan meninggalkan mereka sebentar secara bertahap meningkatkan durasi perpisahan seiring berjalannya waktu. Hal ini membantu bayi untuk terbiasa dengan pemisahan yang lebih lama nantinya.

6. Latihan Tinggalkan Bayi Sebentar

Kamu juga dapat melatih bayi dengan tinggalkan mereka sebentar dalam pengawasan yang aman, misalnya di ruangan yang sama, sebelum kamu pergi. Ini membantu bayi untuk merasa lebih nyaman ketika berpisah.

7. Perkenalkan Bayi dengan Lingkungan dan Orang Baru

Salah satu cara untuk mengurangi kecemasan perpisahan adalah dengan terus memperkenalkan bayi dengan lingkungan baru dan orang-orang yang berbeda.

Hal tersebut akan membantu bayi kamu menjadi lebih terbiasa bertemu dengan orang lain dan menjalani pengalaman sosial yang beragam.

8. Hindari Meninggalkan Bayi Saat Rewel

Penting untuk menghindari meninggalkan bayi saat mereka merasa sangat rewel atau cemas. Cobalah untuk menenangkan mereka terlebih dahulu sebelum mencoba perpisahan.

9. Bacakan Buku Cerita tentang Perpisahan

Bacakan buku cerita tentang perpisahan kepada bayi kamu. Buku ini dapat membantu bayi memahami konsep perpisahan dan mengurangi kecemasan mereka dengan cara yang bersifat edukatif dan menghibur.

10. Lakukan Psikoterapi

Jika kecemasan perpisahan pada bayi kamu sangat parah dan berlangsung lama, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang profesional seperti seorang psikoterapis atau psikolog anak.

Mereka dapat memberikan panduan dan dukungan yang lebih khusus dalam mengatasi masalah ini. Dalam beberapa kasus, psikoterapi sangat diperlukan untuk membantu bayi mengatasi kondisi gangguan kecemasan tersebut.

Dengan menggunakan metode terapi yang dikenal sebagai cognitive behavioral, kita dapat membantu mengembangkan kemampuan kognitif atau pemahaman anak. Selain itu, terapi keluarga juga dapat meningkatkan hasil yang positif.

Kapan Harus ke Dokter?

Separation anxiety adalah respon emosional yang umum terjadi pada bayi dan anak usia dini. Namun, disarankan bagi orang tua untuk segera ke dokter keluarga jika kondisi tersebut terus berlanjut.

Beberapa pertandanya adalah ketika kondisi tersebut mengganggu anak dan keluarga secara signifikan, atau saat gangguan SAD yang dialami anak lebih parah dibandingkan dengan kecemasan yang umum dialami anak dengan usia yang sama dengannya.

Selain itu, para orang tua juga bisa mempertimbangkan untuk membawa si kecil ke dokter saat tanda-tanda separation anxiety pada bayi terus berlanjut hingga selama 4 minggu atau lebih.

Dalam kesimpulannya, separation anxiety adalah gangguan kecemasan berlebihan akan perpisahan yang umum terjadi pada anak, khususnya balita mulai usia 6 bulan.

Dalam hal ini, peran serta orang tua sangat diperlukan untuk membantu anak melewati kondisi tersebut. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Editor : Juni

Tag : #separation anxiety    #gangguan kecemasan    #kesehatan    #separation anxiety disorder    #separation anxiety adalah   

BACA JUGA

BERITA TERBARU