PARBOABOA, Papua - Kantor Staf Kepresidenan (KSP) memberikan peringatan kepada Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua untuk segera menghentikan aksi brutal yang tidak berkemanusiaan.
Terlebih lagi aksi-aksi kejahatan ini diarahkan kepada masyarakat sipil, fasilitas layanan publik, fasilitas kesehatan dan pendidikan.
"KKB harus segera menghentikan tindakan yang sama sekali tidak memiliki rasa kemanusiaan ini. Aparat penegak hukum harus bertindak dan melakukan penegakan hukum secara tegas dan tuntas atas serangkaian aksi teror KKB," ucap Deputi V KSP Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan HAM Jaleswari Pramodhawardani dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/9/2021)
Serangan yang dilakukan Kelompok Kekerasan Bersenja (KKB) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9), tidak hanya pada TNI-Polri, tapi juga menyerang tenaga kesehatan.
Salah seorang Nakes dilaporkan tewas setelah dianiaya dengan brutal dan ditendang ke jurang oleh kelompok tersebut.
Salah seorang nakes yang selamat menceritakan, awalnya, pada Senin (13/9) sekitar pukul 07.00 WIT, para nakes yang tengah bertugas di Puskesmas Kiwirok diberi tahu bahwa akan ada penyerangan teroris KKB kepada aparat TNI-Polri.
Anggota teroris KKB lalu mengirim pesan kepada nakes, yang isinya meminta nakes tetap tenang dan bersiaga untuk mengobati anggota teroris KKB yang terluka akibat penyerangan ke TNI-Polri.
Pada pukul 09.00 WIT suara baku tembak antara TNI-Polri dengan teroris KKB mulai terdengar. Namun para nakes tetap tenang dan bersiaga di puskesmas.
Situasi seketika berubah sekitar pukul 09.05 WIT. Para teroris KKB yang awalnya berjanji tidak menyerang nakes malah langsung menuju Puskesmas Kiwirok dan memecahkan kaca bangunan. Tak hanya itu, mereka juga menyiram bangunan dengan bensin dan melakukan pembakaran.
Di dalam barak dokter yang dibakar itu, ada 5 orang nakes, salah satunya dokter. Mereka langsung melarikan diri ke luar barak saat api mulai membesar, tapi langsung dikejar dan dianiaya KKB.
Setelah membakar dan menyerang nakes di barak khusus dokter, para anggota teroris KKB lalu bergeser ke barak perawat pada pukul 11.15 WIT. Para nakes lainnya langsung bersembunyi. Namun saat itu KKB memecahkan kaca-kaca dan mendobrak pintu. Mereka juga menyiram bensin di barak medis dan membakar. Saat barak khusus perawat sudah mulai terbakar hebat, 4 orang suster melarikan diri bersembunyi di kamar mandi.
Akhirnya para nakes pun lari ke rumah warga yang tidak jauh dari barak langsung dikejar komplotan teroris KKB bersenjata lengkap.
Dibelakang rumah warga terdapat jurang yang cukup terjal dengan kedalaman 500 meter, untuk menyelamatkan diri ke 4 nakes kemudian melompat ke dalam jurang.
Sesampainya di dalam jurang, ke 4 nakes awalnya sudah merasa aman. Tapi ternyata para teroris KKB ikut turun ke jurang dan mengejar mereka.
Salah seorang nakes langsung bersembunyi saat mengetahui teroris KKB turun ke jurang, tapi tidak dengan 3 orang suster rekannya.
Ketiga suster ini ditangkap, ditelanjangi dengan cara merobek pakaiannya dengan parang. Setelah ditelanjangi kemudian dianiaya secara tidak manusiawi. Paha mereka ditikam, muka ditonjok dan pelecehan seksual hingga pingsan.
Mereka kemudian menendang 3 suster itu ke dalam jurang sekitar 300 meter. Satu dari 3 suster itu, yakni Suster Gabriela, akhirnya tewas akibat penganiayaan itu.
Sembilan orang nakes selamat telah dievakuasi dari Kiwirok menggunakan helikopter TNI dan tiba di Lapangan Makodam XVII Cenderawasih, Jayapura, pada Jumat (17/9/2021) pagi tadi.