PARBOABOA, Bangkok – Sejak pekan lalu, Thailand diterjang badai tropis Tianmu hingga menyebabkan sebanyak enam orang tewas dan 70 ribu rumah warga terendam banjir. Keenam orang yang tewas itu tersebar di sejumlah provinsi.
Para pejabat di Thailand, Senin (27/9), memperingatkan bahwa hujan monsun mungkin akan memperluas banjir yang telah melanda 27 provinsi, atau lebih sepertiga dari seluruh provinsi di negara itu.
Saat ini, Badai tropis Tianmu telah menyebabkan banjir di 30 provinsi di Thailand. Menurut departemen tersebut, daerah ibu kota negara menjadi kawasan yang terkena dampak paling parah.
Pihak berwenang melaporkan bahwa level air di Sungai Chao Phraya di Bangkok terus meningkat. Tentara pun mendirikan penghalang untuk melindungi sejumlah situs arkeologi di sekitar sungai tersebut agar tidak hancur.
PM Prayuth Chan-ocha dan beberapa anggota Kabinet pada Minggu (26/9) berkunjung ke wilayah utara Thailand, ke Provinsi Sukhothai, untuk bertemu dengan korban banjir dan membagikan paket bantuan.
Dengan upaya ini, pemerintah berharap tragedi akibat banjir pada 2011 lalu tak terulang. Saat itu, seperlima kota Bangkok terendam dan lebih dari 500 orang tewas.
Pemerintah Metropolitan Bangkok pun menyatakan bahwa mereka akan memantau ketat level air di Chao Phraya. Mereka juga sudah menyiagakan pompa air jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
"Kami akan memberikan peringatan kepada warga jika ada pertanda level air naik dan ada risiko banjir bandang," ujar Gubernur Bangkok, Aswin Kwanmuang, sebagaimana dikutip AFP.
Saat ini, banjir memang menjadi salah satu ancaman besar di Bangkok, terutama karena pembangunan perumahan mewah yang menggusur lahan pertanian. Dulu, lahan pertanian itulah yang menjadi daerah resapan banjir.
Berdasarkan laporan media lokal, rencana pencegahan banjir Bangkok masih terhambat karena masalah pembebasan lahan di sejumlah titik.