PARBOABOA, Pematangsiantar - India saat ini dilaporkan tengah dilanda dua bencana sekaligus, yakni suhu panas ekstrem dan banjir bandang.
Dilansir kantor berita Associated Press, Selasa (17/5/2022), sedikitnya delapan orang tewas akibat banjir dan longsor yang dipicu hujan deras di kawasan timur laut.
Menurut keterangan Nazreen Ahmed, pejabat administratif distrik Dima Hasao, Negara Bagian Assam, bencana itu memutus jalur transportasi kereta api.
Ia mengatakan, nyaris 200.000 orang di wilayah itu terisolasi, dikarenakan jalanan dan jembatan hancur-lebur oleh banjir longsor.
Sejauh ini pemerintah telah mengerahkan sejumlah helikopter dan tentara guna membantu usaha penyelamatan warga yang terdampak.
Menurut para pejabat, empat orang meninggal pada Senin akibat hujan deras dan longsor di Negara Bagian Arunachal Pradesh.
Dua orang di Kota Itanagar meninggal karena rumah yang mereka huni dihantam batu besar. Sedangkan dua pekerja konstruksi di lokasi berbeda meninggal karena longsor. Empat orang lainnya juga dilaporkan keninggal di Negara Bagian Assam.
Departemen Meteorologi India meramalkan hujan yang sangat deras dalam empat hari ke depan di wilayah itu.
Banjir dan longsor kerap terjadi di wilayah India sebelah utara, dekat Himalaya. Para ilmuwan mengatakan penyebabnya tak lain karena panasan global yang mencairkan es.
Pada tahun 2020, banjir bandang menewaskan hampir 200 orang dan menghancurkan perumahan di Negara Bagian Uttarakhand. Lebih mengerikan lagi, pada 2013 ribuan orang meninggal di wilayah yang sama oleh banjir
Suhu 49 Derajat Celcius
Sementara itu, gelombang panas melanda wilayah India bagian utara pada pekan ini. Suhu udara di sebagian wilayah ibu kota New Delhi tercatat mencapai rekor tertinggi, yakni 49,2 derajat Celsius.
Ini merupakan gelombang panas kelima yang melanda India sejak Maret lalu. Otoritas setempat mengimbau warga untuk mengambil langkah pencegahan karena suhu udara diprediksi akan tetap tinggi.
Mereka memperingatkan bahwa gelombang panas bisa memicu gangguan kesehatan bagi yang rentan, termasuk bayi, warga lanjut usia dan orang-orang dengan penyakit kronis.
Badan prakiraan cuaca setempat menyarankan warga yang tinggal di wilayah utara untuk tidak keluar rumah, kecuali terpaksa, dan mengonsumsi banyak air meskipun tidak haus.
Negara bagian Himachal Pradesh, Haryana, Uttarakhan, Punjab dan Bihar secara khusus mengalami kenaikan suhu udara dalam beberapa hari terakhir.
Disebutkan, Departemen Urusan Cuaca India bahwa suhu udara kemungkinan akan menurun 2-4 derajat Celsius di beberapa area, tapi mungkin tidak ada jeda dari panas yang hebat.
Gelombang panas yang parah telah menewaskan jutaan orang dan mengganggu mata pencaharian warga di India bagian utara pada musim panas ini.
Awal bulan ini, Perdana Menteri (PM) Narendra Modi meminta para kepala menteri negara bagian untuk merancang rencana mitigasi dampak gelombang panas ekstrem saat suhu udara meningkat lebih cepat dari biasanya.
Sementara gelombang panas umum terjadi di India, khususnya pada Mei dan Juni, musim panas diketahui dimulai lebih awal tahun ini dengan suhu udara tinggi tercatat sejak Maret ketika gelombang panas pertama menerjang.
Suhu udara rata-rata maksimum saat itu tercatat sebagai yang tertinggi dalam 122 tahun terakhir.