Trump Siap Hadir KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. (Foto: Dok. AFP)

PARBOABOA, Jakarta - Konfirmasi kehadiran Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada KTT ke-47 ASEAN Oktober mendatang di Kuala Lumpur menandai babak baru hubungan Amerika Serikat dengan Asia Tenggara.

Di tengah pusaran geopolitik global, pertemuan ini diprediksi akan membawa nuansa strategis bagi stabilitas dan kerja sama ekonomi regional, mengingat sejarah panjang pertemuan puncak ASEAN yang sejak 1967 menjadi motor integrasi kawasan.

Pengumuman penting ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, di hadapan anggota parlemen saat mempresentasikan Rencana Malaysia ke-13 (RMK13) pada Kamis, menandakan komitmen Malaysia sebagai tuan rumah yang siap memperkuat posisi ASEAN di panggung global.

Kabar konfirmasi ini tidak datang tiba-tiba, melainkan merupakan tindak lanjut dari undangan resmi yang sebelumnya telah disampaikan kepada Presiden Trump melalui Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio.

Dalam kunjungan kehormatannya ke Kantor Perdana Menteri Malaysia pada 10 Juli, Rubio membawa pesan Washington yang menekankan pentingnya hubungan strategis dengan Asia Tenggara.

Kehadiran Trump di KTT ke-47 ASEAN sekaligus akan bertepatan dengan KTT ke-13 ASEAN-AS, menegaskan eratnya hubungan kerja sama kedua pihak.

Dalam pemaparan di Parlemen Malaysia, Anwar Ibrahim membagikan detail percakapan teleponnya dengan Trump pada Kamis pagi pukul 06.50 waktu setempat.

Dalam percakapan tersebut, Trump menyampaikan penghargaan mendalam atas peran proaktif Malaysia dalam upaya perdamaian kawasan, khususnya kontribusi signifikan negara itu dalam memfasilitasi penyelesaian konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja.

Sikap apresiatif ini membuka ruang bagi diplomasi yang lebih intens di kawasan yang sejak lama menjadi fokus perebutan pengaruh antara kekuatan besar dunia.

Selain isu perdamaian regional, Anwar juga mengungkap bahwa percakapan dengan Trump turut menyinggung berbagai isu perdagangan bilateral yang sedang hangat dibahas.

Negosiasi mengenai tarif impor menjadi salah satu poin krusial, dengan Trump dikabarkan setuju untuk meninjau ulang tarif yang dikenakan kepada Malaysia, paling lambat sehari setelah percakapan tersebut.

Diskusi intensif juga terus berlangsung antara Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri (MITI) Malaysia dengan Perwakilan Dagang AS serta Menteri Perdagangan AS, membuka harapan pada kesepakatan dagang yang lebih menguntungkan kedua pihak.

Marco Rubio sendiri berada di Kuala Lumpur sejak Juli lalu untuk menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-58, di mana Malaysia memimpin jalannya agenda besar ASEAN 2025.

Kehadirannya bukan hanya sebagai representasi diplomasi, tetapi juga untuk memastikan kelancaran persiapan kunjungan Presiden Trump pada Oktober mendatang.

Penentuan tanggal kunjungan secara pasti kini tengah difinalisasi pemerintah Washington, selaras dengan padatnya agenda kenegaraan Trump menjelang akhir masa pemerintahannya.

Kehadiran presiden Amerika Serikat pada KTT ASEAN bukanlah hal baru. Tercatat, terakhir kali seorang presiden AS menghadiri pertemuan puncak di Kuala Lumpur adalah Barack Obama pada November 2015.

Saat itu, kehadiran Obama menjadi simbol keterlibatan AS dalam kerangka kemitraan strategis Asia-Pasifik.

Sejarah mencatat, sejak KTT ASEAN pertama pada 1976 di Bali, Indonesia, pertemuan ini konsisten menjadi forum tertinggi bagi para pemimpin Asia Tenggara untuk merumuskan kebijakan bersama demi menjaga stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan kerja sama lintas batas di kawasan.

Dengan konfirmasi kehadiran Trump, KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur diperkirakan akan memperkuat momentum diplomasi regional di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks.

Malaysia, dengan peran aktifnya, tampaknya siap memanfaatkan peluang ini untuk memposisikan ASEAN sebagai aktor utama dalam percaturan global yang terus berubah.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS