PARBOABOA, Pematangsiantar - Sebuah bom seberat 907 kilogram buatan Amerika Serikat ditemukan di dasar sungai seberang Istana Kerajaan Kamboja di ibu kota Phnom Penh pada Kamis waktu setempat.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (6/5/2022), saat ditemukan, penjinak bom segera dipanggil guna mengeluarkan bahan peledak mematikan tersebut.
Bom AN-M66, yang berisikan lebih dari 500 kilogram bahan peledak, itu ditemukan saat pengerukan dan pembersihan di titik pertemuan Sungai Mekong dan Tonle Sap, kata Pusat Aksi Ranjau Kamboja kepada AFP.
"Jika bom ini meledak bisa menyebabkan kerusakan besar pada hotel, rumah, atau bahkan Istana Kerajaan. Sangat beruntung bagi Kamboja," ujar Direktur Jenderal Heng Ratana melalui akun Facebook-nya.
Dari keterangan Ratana, bom itu kini telah dipindahkan dari ibu kota untuk dijinakkan di tempat lain yang jauh lebih aman. .
Amerika Serikat menjatuhkan jutaan bom di Kamboja dan Laos selama Perang Vietnam yang berlangsung pada 1960-an dan 1970-an sebagai upaya untuk menghantam pangkalan Komunis.
Namun, Washington kemudian menjadi donatur bantuan utama ketika Kamboja bangkit dari tragedi genosida Khmer Merah yang menyebabkan dua juta orang meninggal akibat kerja paksa, kelaparan, dan eksekusi massal selama tahun 1975 hingga 1979.
Efek dari serangkaian bom itu sudah lama dirasakan. Sekitar 20.000 warga Kamboja tewas dalam 40 terakhir akibat menginjak ranjau darat atau persenjataan yang tidak meledak saat perang.
Sekitar dua kali lipat dari angka itu adalah korban terluka dan banyak yang kehilangan kaki.
Kerajaan Kamboja berjanji untuk membersihkan semua ranjau dan persenjataan yang tidak meledak pada 2025.