Netanyahu Umumkan Gencatan Senjata, Iran: Belum Ada Kesepakatan

Israel umumkan gencatan senjata dalam perang melawan Iran (Foto: Unsplash)

PARBABOA, Jakarta - Setelah gelombang serangan dan ketegangan memuncak, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya mengumumkan kesepakatan gencatan senjata dengan Iran, Selasa (24/6/2025). 

Kesepakatan ini ditegaskan sebagai hasil koordinasi penuh dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Dalam pernyataan resminya, Netanyahu mengungkapkan bahwa Israel telah menyetujui usulan Trump untuk menghentikan serangan, setelah mempertimbangkan bahwa tujuan utama operasi militer telah tercapai.

“Dengan mempertimbangkan tercapainya tujuan operasi, dan dalam koordinasi penuh dengan Presiden Trump, Israel menyetujui usulan presiden untuk gencatan senjata bilateral,” demikian bunyi pernyataan resmi kantor Perdana Menteri, dikutip dari Al Jazeera.

Israel juga memperingatkan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam jika kesepakatan itu dilanggar. 

“Israel akan merespons dengan keras terhadap setiap pelanggaran gencatan senjata,” lanjut pernyataan tersebut.

Menurut Netanyahu, keputusan gencatan senjata diambil usai rapat dengan Menteri Pertahanan dan Kepala Mossad. Dalam pertemuan itu, Israel mengklaim telah mencapai seluruh target Operasi Rising Lion, bahkan melampauinya.

“Israel telah menghilangkan dua ancaman eksistensial langsung sekaligus – baik di bidang nuklir maupun rudal balistik,” ujar kantor Perdana Menteri.

Israel juga mengklaim telah merebut kendali penuh atas wilayah udara di atas Teheran, menghancurkan pusat komando militer Iran, dan menggempur puluhan target strategis milik pemerintah Iran.

Sebelum pengumuman dari pihak Israel, Presiden AS Donald Trump terlebih dahulu menyampaikan di media sosial bahwa kesepakatan gencatan telah dicapai. 

Dalam unggahan pada Senin (23/6/2025) waktu setempat, Trump menulis bahwa gencatan senjata akan dimulai dalam waktu sekitar enam jam.

“Telah disepakati sepenuhnya antara Israel dan Iran bahwa akan ada gencatan senjata penuh dan total selama 12 jam, dan setelah itu perang akan dianggap selesai,” tulis Trump.

Dia berharap kesepakatan ini bisa menjadi langkah menuju perdamaian yang bersifat permanen antara kedua negara yang selama ini berseteru keras.

Belum Ada Kesepakatan

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi membantah adanya kesepakatan gencatan senjata pada waktu yang diumumkan Trump. 

Melalui akun media X miliknya, Abbas menyatakan belum akan mengakhiri serangan hingga Israel menghentikan gempuran militernya terlebih dahulu.

“Sampai saat ini, tidak ada 'kesepakatan' yang tercapai terkait gencatan senjata maupun penghentian operasi militer," tegas Abbas dalam pernyataannya. 

Namun demikian, ia menyebut apabila Israel menghentikan tindakan agresi, maka pihaknya "tidak akan melanjutkan serangan balasan setelah batas waktu tersebut.”.

Ia menambahkan bahwa keputusan final mengenai penghentian seluruh operasi militer Iran akan ditentukan pada waktu yang akan datang.

Sementara di lapangan, situasi masih sangat mencekam. Iran meluncurkan rentetan rudal balistik ke sejumlah wilayah Israel hanya beberapa saat sebelum pengumuman gencatan disampaikan. 

Beberapa gedung dan fasilitas kesehatan dilaporkan hancur. Korban jiwa pun berjatuhan. Iran mengklaim bahwa serangan terakhir mereka di wilayah utara Israel menewaskan sedikitnya sembilan orang. 

Namun otoritas Israel menyebut sejauh ini baru empat korban jiwa yang teridentifikasi, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Tim penyelamat Israel masih melakukan pencarian di reruntuhan, sehingga jumlah korban kemungkinan masih akan bertambah.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS