Istana Minta Aparat Waspada, Ancaman Bom di Sekolah Internasional Jakarta Dipastikan Hoaks

Seorang personil Gegana Brimob Polda Metro Jaya melakukan koordinasi dengan menggunakan alat komunikasi usai melakukan penyisiran gedung sekolah karena adanya ancaman bom di Mentari Intercultural School Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (7/10/2025).(Foto: Dok.ANTARA)

PARBOABOA, Jakarta - Pemerintah menyoroti serius maraknya ancaman teror bom yang menyasar sekolah-sekolah internasional di Jakarta dan Tangerang Selatan.

Setelah dilakukan pemeriksaan intensif oleh aparat keamanan, seluruh laporan tersebut dipastikan tidak benar alias hoaks.

Istana pun meminta masyarakat tidak mudah percaya dan menyebarkan informasi tanpa verifikasi, karena dampaknya bisa memicu kepanikan di ruang publik.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi palsu, terutama yang berbentuk ancaman teror.

Menurutnya, isu yang beredar terkait bom di beberapa sekolah internasional baru-baru ini menimbulkan keresahan luas, khususnya bagi para siswa, orang tua, dan tenaga pendidik.

“Inilah yang menjadi kesadaran bagi kita semua bahwa sering kali informasi yang viral ternyata tidak benar. Sekarang banyak sekali hoaks yang sengaja dibuat untuk menimbulkan kepanikan,” ujar Prasetyo di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (10/10/2025).

Prasetyo menilai penyebaran kabar bohong seperti itu berpotensi menimbulkan dampak serius, apalagi jika menyangkut institusi pendidikan yang menjadi ruang aman bagi anak-anak.

“Kalau sudah menyangkut bom dan tempat pendidikan, itu sangat sensitif dan bisa berdampak psikologis bagi siswa serta guru,” tambahnya.

Pemerintah, kata dia, telah berkoordinasi dengan sejumlah lembaga keamanan seperti BIN, BNPT, dan Polri untuk memastikan tidak ada ancaman nyata serta mencegah kejadian serupa terulang.

Sementara itu, pihak kepolisian memastikan bahwa laporan ancaman bom di tiga sekolah internasional — Jakarta Nanyang School, Mentari Intercultural School di Tangerang Selatan, dan North Jakarta Intercultural School (NJIS) di Kelapa Gading — tidak terbukti.

Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor D. H. Inkiriwang, menjelaskan bahwa tim Gegana telah melakukan penyisiran di seluruh area sekolah sejak pagi.

“Tidak ditemukan benda mencurigakan, situasi aman dan kondusif,” ujarnya.

Laporan serupa juga diterima Polsek Kelapa Gading. Kapolsek Kompol Seto Handoko mengonfirmasi bahwa tim Jibom Gegana Polda Metro Jaya telah mensterilkan seluruh area NJIS dan tidak menemukan ancaman fisik.

Menurutnya, modus pelaku ialah mengirim pesan ancaman melalui WhatsApp kepada pihak sekolah.

Pola tersebut sama seperti teror yang terjadi di dua sekolah di Tangerang Selatan sehari sebelumnya. “Semua lokasi sudah diperiksa dan dinyatakan aman,” tegas Seto.

Penyelidikan sementara mengarah pada kemungkinan pelaku berasal dari luar negeri. Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Erick Frendriz, mengungkapkan bahwa pesan teror dikirim melalui nomor telepon yang terdaftar di Nigeria.

Polisi pun membentuk tim gabungan dari Polres Metro Jakarta Utara, Direktorat Reserse Kriminal Umum, dan Direktorat Siber Polda Metro Jaya untuk menelusuri sumber pesan tersebut.

“Kami dalami secara komprehensif dengan dukungan lintas satuan. Semua langkah kami tempuh demi memastikan keamanan publik,” kata Erick dalam keterangan resminya, Kamis (9/10/2025).

Erick juga memastikan kondisi Jakarta Utara aman dan terkendali. Polisi telah menempatkan personel terbuka dan tertutup di sekitar sekolah-sekolah internasional, serta menyiagakan pasukan 24 jam untuk menjaga rasa aman warga.

“Kami ingin masyarakat tetap tenang. Polri hadir di lapangan untuk memastikan situasi tetap kondusif,” imbuhnya.

Dari hasil penyelidikan, diketahui pelaku tidak hanya mengirim ancaman, tetapi juga menuntut tebusan sebesar 30 ribu dolar AS yang diminta dikirim melalui aset kripto ke alamat digital tertentu.

“Pihak kepolisian sedang berkoordinasi dengan platform kripto untuk melacak transaksi tersebut,” kata Kompol Seto Handoko.

Modus ini menunjukkan adanya upaya kejahatan siber lintas negara yang memanfaatkan kepanikan publik demi keuntungan finansial.

Pemerintah pun mengingatkan kembali pentingnya literasi digital di tengah derasnya arus informasi.

Prasetyo Hadi menegaskan, masyarakat harus memastikan validitas setiap kabar sebelum menyebarkannya, terutama yang menyangkut isu keamanan nasional.

“Mohon jangan mudah terpancing. Periksa dulu kebenaran informasi sebelum membagikannya,” ujarnya.

Pemerintah berharap kesadaran kolektif ini dapat menekan potensi penyebaran hoaks dan menjaga stabilitas sosial di tengah upaya percepatan pembangunan nasional, termasuk di wilayah timur seperti Papua yang kini tengah menjadi fokus percepatan pembangunan infrastruktur dan keamanan.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS