Ribuan Warga Palestina yang Dibebaskan Israel Disambut Haru di Khan Yunis, Gaza Selatan

Ilustrasi Pertukaran tahanan Palestina dan Israel di Gaza. (Foto: Dok. ANTARA)

PARBOABOA, Jakarta - Suasana haru dan penuh emosi menyelimuti Kota Khan Yunis, Gaza Selatan, pada Senin (13/10), ketika lebih dari 1.700 warga Palestina yang dibebaskan dari penjara Israel akhirnya tiba di tanah air mereka.

Pembebasan massal ini merupakan bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang diinisiasi berdasarkan rencana politik yang melibatkan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Ribuan warga Palestina yang selama setahun terakhir ditahan oleh otoritas Israel akhirnya tiba di Khan Yunis, sebuah kota besar di Gaza Selatan.

Menurut laporan Kantor Media Palestina untuk Urusan Tahanan, pada Senin (13/10), lebih dari 1.700 warga Gaza yang ditangkap sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023 telah dibebaskan dan dipulangkan.

Mereka tiba menggunakan bus-bus khusus dan disambut oleh lautan warga di alun-alun dekat Kompleks Medis Nasser, yang menjadi pusat penyambutan resmi.

Momen ini menandai salah satu gelombang pembebasan tahanan terbesar sejak konflik terbaru di Gaza pecah, dan menjadi simbol perjuangan panjang rakyat Palestina untuk kebebasan.

Setibanya di Gaza, para tahanan yang dibebaskan langsung diarahkan menuju rumah sakit lapangan yang telah disiapkan oleh otoritas kesehatan Palestina.

Pemeriksaan medis dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan kondisi fisik dan psikologis para tahanan yang diketahui mengalami berbagai bentuk tekanan selama penahanan di Israel.

Kantor media Palestina menyebut bahwa sebagian besar dari mereka mengalami malnutrisi dan gangguan kesehatan akibat kondisi penjara yang buruk.

Pemerintah Gaza menegaskan, tim medis gabungan akan melakukan pemulihan bertahap, termasuk dukungan psikososial bagi mereka yang mengalami trauma berat.

Media regional seperti Al-Araby TV menayangkan suasana emosional yang terjadi di alun-alun Khan Yunis. Ratusan keluarga terlihat menangis haru, saling berpelukan dengan kerabat mereka yang baru dibebaskan setelah berbulan-bulan tak mendapat kabar.

Spanduk bertuliskan “Selamat Datang Para Pahlawan Kebebasan” membentang di berbagai sudut kota, menandakan dukungan besar rakyat Gaza terhadap perjuangan para tahanan.

Warga juga menyerukan doa bersama untuk mereka yang masih berada di balik jeruji besi Israel, sebagai bentuk solidaritas nasional.
Selain 1.718 warga Gaza, Israel juga dikabarkan membebaskan 250 warga Palestina lainnya yang sebelumnya menjalani hukuman seumur hidup atau jangka panjang di wilayah Tepi Barat, Yerusalem, dan sejumlah lokasi di luar negeri.

Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya politik yang lebih luas untuk mengurangi ketegangan di kawasan, terutama setelah desakan internasional terhadap Israel meningkat tajam.

Sejumlah analis menilai pembebasan massal ini bisa menjadi pintu masuk bagi pembicaraan gencatan senjata yang lebih permanen antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina, meskipun tantangan politik dan keamanan masih sangat besar.

Sejak konflik 7 Oktober 2023, ketika serangan besar-besaran terjadi antara Hamas dan Israel, lebih dari 30.000 warga Palestina dilaporkan ditahan, dengan sebagian besar berasal dari Jalur Gaza.

Pembebasan kali ini memberi sedikit harapan bagi keluarga korban konflik yang masih kehilangan anggota keluarganya.

Meski demikian, situasi di Gaza tetap genting dengan blokade dan kerusakan infrastruktur yang parah.

Pemerintah lokal berharap momen ini menjadi awal bagi proses rekonsiliasi dan pemulihan kehidupan sosial warga Palestina di tengah ketegangan politik yang belum berakhir.

Editor: Norben Syukur
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS