PARBOABOA – Sangat jarang sebuah kendaraan bermotor dijadikan ikon sebuah daerah. Biasanya kota atau daerah menjadikan ikonnya dengan wujud hewan atau tanaman. Tetapi Kota di Sumatera Utara ini menjadikan ikonnya sebuah kendaran bermotor roda tiga yang disebut Becak Siantar.
Ya, Kota Siantar memang dikenal dengan moda transpotrasi unik satu ini. Becak Siantar yang kerap ditemui di pusat kota siantar tampil gagah dengan suaranya yang gahar.
Kendaraan itu adalah motor tua produksi pabrikan Inggris, Motor Birmingham Small Arms yang kerap disingkat BSA.
Malah saking lekatnya dengan Kota Pematangsiantar, kepanjangan BSA pun sering diplesetkan sebagai Becak Siantar Asli.
Motor BSA asal Inggris yang disulap menjadi becak penumpan memang sudah sangat lama berada si Kota Pematangsiantar.
Bisa dipastikan, motor gede (Moge) BSA yang diubah menjadi becak hanya ada di Kota Pematangsiantar.
Motor BSA modifikasi digunakan sebagai moda transportasi umum sejak tahun 1970 di Kota Pematangsiantar.
Konon motor-motor tua itua dalah bekas peninggalan penjajah Belanda dan tentara Sekutu yang ditingalkan sesaat setelah kemedekaan Indonesia.
Bnayak motor BSA yang dibiarkan begitu saja yang sebagian besar memang dalam keadaan rusak dan dan terbengkalai.
Para pemuda Pematangsiantar kemudina memperbaiki kendaraan bekas yang tergeletak tak terpakai itu.
Tak hanya BSA, pemuda Siantar juga mencoba memperbaiki motor-motor peningglan sekutu lainnya seperti Harley dan BMW.
Mereka memperbaiki motor-motor tersebut dan memodifikasinya dengan menggandengankan dengan bak penumpang, sehingga memiliki kapsitas angkut yang lebih besar.
Setelah Indonesia merdeka, bangsa Belanda kemudian meninggalkan tanah Pematangsiantar. Bnayak kendaran-kendaran yang mereka tinggalkan tergeletak begitu saja seperti halaman-halaman rumah dan di tepi-tepi jalan desa.
Lalu di tahun 1958 ada pemuda Pemtangsiantar yang mencoba mengutak-atik dan memeperbaiki motor-motor tersebut. Ternyata motor-motor tersebut masih bisa digunakan.
Motor BSA menjadi yang paling banyak digunkan sebagai motor pengannkut barang dan juga penumpang. Dengan menambahkan bak penumpang disisi sampingnya membuat motor BSA ini menjadi kendaraan roda tiga layaknya becak.
Tahun 70-an BSA menjadi moda transportasi berrmesin di kota Pematangsiantar. Sebelumnya moda yang dikenal adalah sado atau delman yang ditarik oleh kuda.
Motor BSA yang memiliki tenaga cukup besar menjadi populer di kalangan para ibu-ibu yang ingin berbelanja.
Para pemuda pun beramai-ramai mencari motor BSA lain ke daerah sekitarnya seperti dari daerah Aceh hingga ke Pulau Jawa.
Pada tahun 1971, ada sekitar 3000 unit becak BSA di kota Pematangsiantar. Moda transportasi unik itu sangat berperan dalam kemajuan ekonomi di Kota Pematansiantar sebagai kota tujuan berbelanja masyarakat dari daerah sekitar yakni Samosir, Tobasa, Simalungun, dan Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan.
Tahun 1972 motor gede dengan kekuatan 350 cc hingga 550 cc ini berhenti diproduksi oleh pabriknya di Inggris.
Pemberhentian produksi BSA akibat munculnya kendaraan ringan dan lebih irit asal Jepang, yaitu Honda.
Padahal dari sisi ketahanan, jelas motor BSA memiliki kekuatan yang lebih tinggi. Kendaraan BSA ini memang dipersiapkan untuk kebutuhan militer dan perang.
Motor gede dengan suara knalpot besar ini juga sudah masuk dalam cagar budaya.
BSA sudah jadi ikon yang sangat melekat dengan Pematangsiantar.
Sebuah tugu pun dibangun ditengah pusat kota yang berbentuk sebuah Becak BSA khas Pemtangsiantar.
Di masa sekarang ini, perkembangan moda transportasi yang telah merambah ke sistem jaringan internet membuat becak BSA Siantar sangat sepi peminat.
Perkembangan angkutan umum, ojek online, Sepeda Motor pribadi membuat Becak BSA kalah populer.
Bahkan para pemilik becak BCA mengkhususkannay menjadi becak pariwisata.
Saat ini hanya sedikit pemilik motor BSA yang menggunakan kenddaraan itu untuk mengangkut penumpang, banyak yang hanya menyimpannya sebagai koleksi antik. Biasanya mereka hanya mengendarainya untuk even-even saja.