Dari Baruga Unhas, Menhan Bunyikan Alarm Bahaya Korupsi dan Ancaman dalam Negeri

Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin memberikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin Makasar (Foto: dok. Kemenhan)

PARBOABOA, Jakarta - Gedung Baruga Universitas Hasanuddin pada Selasa (9/12/2025) siang berubah menjadi ruang konsolidasi gagasan. 

Ribuan mahasiswa memenuhi aula, sementara Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, berdiri tegak di atas panggung. 

Alih-alih menyampaikan pidato formal, ia membuka perjumpaan dengan nada yang lebih menyerupai komando tempur: “Serang itu korupsi! Serang itu ilegal!”

Bagi Sjafrie, musuh bangsa saat ini bukan sekadar ancaman dari luar, melainkan praktik busuk yang menggerogoti dari dalam. 

Ia menunjuk praktik under invoicing yang, menurutnya, telah berlangsung lebih dari dua dekade dan merongrong sendi-sendi perekonomian nasional.

“Inilah yang mengancam kedaulatan ekonomi kita," ujarnya, mengutip siaran Youtube Unhas TV.

Korupsi dan pelanggaran hukum, kata Sjafrie, tumbuh subur di ruang-ruang strategis, mulai dari pelabuhan, bandara, hingga birokrasi yang dibiarkan lamban. 

Ia menyindir pola kerja yang disebutnya “bukan lambat-lambat asal kelakon, tapi lambat-lambat masuk jurang.”

Di hadapan para mahasiswa, ia juga menuturkan bagaimana praktik penyelundupan dan peredaran barang ilegal pernah berlangsung begitu lama tanpa hambatan. 

“Adik-adik mahasiswa adalah negarawan, hanya belum duduk di kursi negarawan,” ujarnya.

Simbol Persatuan dari Timur

Pada bagian lain pemaparannya, Sjafrie mengingatkan posisi strategis kampus sebagai simpul pemersatu bangsa. 

Ia menyebut Universitas Hasanuddin bukan hanya tempat belajar, tetapi juga simbol persatuan yang lahir dari kawasan Indonesia Timur.

“Kita harus menjaga Universitas Hasanuddin ini sebagai universitas yang menjadi simbol persatuan nasional yang berasal dari Indonesia Timur,” pesannya.

Baginya, perjuangan bangsa tidak pernah lahir dari ruang kosong. Ia tumbuh dari simpul-simpul peradaban yang hidup di ruang pendidikan.

“Sangat diperlukan simpul-simpul yang menyemangati perjuangan kita. Dan Unhas adalah salah satu tempat di mana hadir para pejuang dengan kapasitas yang sangat tinggi,” tegasnya.

Nilai Bhinneka Tunggal Ika pun ditegaskan sebagai fondasi yang tak boleh goyah di tengah arus global yang kian kompleks.

“Bhinneka Tunggal Ika itu ampuh, jadi kita jangan sampai mengabaikan persatuan dan kesatuan nasional,” katanya.

Arah Baru Pertahanan Nasional

Kuliah umum itu tidak berhenti pada isu moral dan politik kebangsaan. Sjafrie juga menjabarkan arah baru pertahanan nasional. 

Ia menyampaikan bahwa pertahanan Indonesia bukan hanya urusan militer, melainkan kewajiban kolektif seluruh warga negara.

“Pertahanan negara kita, Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta, jadi tidak seorangpun lepas kewajiban untuk mengamankan kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia,” ujarnya.

Ia kemudian memperkenalkan konsep sistem pertahanan yang disebut Perisai Trisula Nusantara sebagai sistem perlindungan strategis untuk darat, laut, udara, serta instalasi vital energi nasional dari ancaman modern, termasuk serangan drone seperti yang terjadi pada kilang minyak Irak beberapa waktu lalu.

Di sela-sela suasana tegang karena tema serius, semangat mahasiswa justru semakin menyala. Seruan “Ewako!” berkali-kali memecah ruangan, disambut gelombang tepuk tangan yang tak putus. 

Forum berlangsung interaktif. Pertanyaan demi pertanyaan mengalir dari mahasiswa, menandai bahwa pesan yang disampaikan tidak jatuh ke ruang hampa. 

Di akhir acara, pihak Universitas Hasanuddin menyerahkan plakat penghargaan sebagai simbol penghormatan atas kehadiran dan pesan kebangsaan yang disampaikan.

Editor: Defri Ngo
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS