PARBOABOA - Demensia Alzheimer sering dikaitkan satu sama lain. Malah tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa demensia dan Alzheimer merupakan jenis penyakit yang sama.
Padahal, meski keduanya berkaitan, terdapat perbedaan demensia dan Alzheimer yang cukup signifikan. Lalu apa saja perbedaan demensia dan alzheimer? Yuk, simak artikel berikut ini.
Pengertian Demensia dan Alzheimer
Fungsi otak dapat menurun karena bertambahnya usia dan gangguan kesehatan lainnya. Inilah yang menyebabkan penurunan daya ingat yang memicu berbagai masalah kesehatan seperti demensia dan Alzheimer.
Penyakit demensia alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia. Selama sakit berlangsung, zat kimia dan struktur otak berubah sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak. Istilah demensia menggambarkan serangkaian gejala yang mencakup kehilangan memori, perubahan suasana hati, masalah dengan komunikasi dan penalaran. Gejala ini terjadi ketika otak mengalami kerusakan oleh penyakit atau kondisi tertentu termasuk penyakit Alzheimer.
Demensia dan Alzheimer sama-sama menyebabkan penurunan daya ingat. Hanya saja demensia dapat membuat seseorang menjadi pikun dan mengubah cara berpikir. Sedangkan alzheimer menyebabkan penurunan daya ingat yang disertai dengan penurunan kemampuan berbicara, berkomunikasi, dan perubahan perilaku.
Hubungan Demensia dan Alzheimer
Demensia bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan kumpulan dari gejala yang menyebabkan gangguan fungsi otak. Demensia digambarkan seperti payung yang menaungi beberapa penyakit, salah satunya adalah Alzheimer. Itulah mengapa demensia Alzheimer sering dikaitkan satu sama lain. Selain Alzheimer, demensia melingkupi penyakit gangguan fungsi otak lain seperti berikut ini.
- Demensia vaskular yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah pada otak;
- Demensia frontotemporal, menyerang lobus frontal dan temporal otak bagian depan dan samping;
- Lewy body dementia, terjadi akibat adanya penumpukan lewy body.
Perbedaan Demensia dan Alzheimer
Sejauh ini, tidak ada satu faktor utama yang telah diidentifikasi sebagai penyebab penyakit Alzheimer. Sangat mungkin bahwa kombinasi beberapa faktor mempengaruhi seperti usia, pembawa genetik, faktor lingkungan, gaya hidup dan kesehatan umum. Pada beberapa orang, penyakit ini dapat berkembang diam-diam selama bertahun-tahun sampai gejalanya muncul.
Usia
Usia merupakan faktor risiko terbesar untuk demensia. Demensia mempengaruhi satu dari 14 orang di atas usia 65 tahun dan satu dari enam di atas usia 80 tahun. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya Alzheimer pada usia muda adalah faktor genetik, down syndrome, gangguan kognitif ringan dan gaya hidup.
Pembawaan Genetik
Kita tahu bahwa ada beberapa keluarga yang jelas mempunyai pembawaan penyakit dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dalam keluarga, hal ini sering terjadi dimana penyakit muncul relatif lebih awal.
Dalam sebagian besar kasus, pengaruh gen penyakit Alzheimer yang diwariskan oleh orang tua tampaknya kecil. Jika orang tua atau anggota keluarga lain cenderung terkena Alzheimer, kemungkinan Anda sendiri terserang Alzheimer yang hanya sedikit lebih tinggi daripada orang yang tidak memiliki kasus Alzheimer pada keluarga dekatnya.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat berkontribusi pada timbulnya penyakit Alzheimer masih harus diidentifikasi. Beberapa tahun yang lalu, ada kekhawatiran bahwa paparan aluminium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer. Namun, ketakutan ini sebagian besar telah diabaikan.
Faktor Lain
Dapat dikarenakan oleh perbedaan kromosom, orang dengan down syndrome memiliki peningkatan risiko berkembangnya penyakit Alzheimer.
Orang yang memiliki cedera kepala berat atau leher (whiplash injuries) juga memiliki peningkatan risiko mengalami perkembangan demensia. Petinju yang menerima pukulan terus menerus di kepala juga memiliki risiko tersebut.
Gejala Alzheimer dan Demensia
Demensia ditandai dengan kesulitan dalam melacak waktu atau kehilangan arah yang sebelumnya sudah dihafal dengan baik. Jika dibiarkan, demensia akan menyebabkan kebingungan jangka panjang dan sering lupa, termasuk ketika mengingat nama dan wajah seseorang.
Gejala lainnya yaitu tidak mampu untuk menjaga kebersihan diri, sering mengulang pertanyaan, dan sulit mengambil keputusan. Selain itu, demensia juga memiliki dua tipe penyakit lain seperti demensia vascular dan lewy body dementia. Keduanya pun memiliki perbedaan dari penyakit Alzheimer.
Karena Alzheimer masuk dalam kelompok demensia, tidak heran bila gejala yang timbul terbilang mirip. Alzheimer diawali dengan menurunnya kemampuan untuk mengingat dan mempelajari hal baru.
Pengidap Alzheimer akut akan mengalami gejala yang lebih kronis seperti kecurigaan tak mendasar pada orang di sekitar, depresi, kesulitan berbicara, insomnia, halusinasi, berperilaku agresif, dan gangguan kecemasan.
Pengobatan Pasien Demensia Alzheimer
Karena terdiri dari berbagai jenis penyakit, pengobatan pasien demensia perlu disesuaikan berdasarkan penyakit tersebut. Beberapa penyakit bisa disembuhkan, tapi ada juga yang tidak. Pengobatan demensia yang bisa disembuhkan biasanya disebabkan oleh penyakit tumor, hipoglikemia, gangguan metabolisme, dan akibat konsumsi obat-obatan.
Sedangkan untuk pengidap Alzheimer, hingga saat ini masih belum ada obat yang bisa menyembuhkan pasien 100% dari penyakit ini. Namun, gejalanya dapat ditangani dan diperingan dengan mengonsumsi obat-obat tertentu.
Gejala yang dapat diatasi seperti masalah tidur, depresi, perubahan perilaku, dan kehilangan memori. Terdapat juga beberapa pengobatan alternatif bagi pengidap Alzheimer, seperti mengkonsumsi minyak ikan untuk meningkatkan dan menjaga fungsi otak.
Risiko demensia Alzheimer bisa dikurangi dengan menerapkan gaya hidup sehat. Menjaga pola makan dan olahraga teratur dapat mengurangi terkena jenis penyakit tersebut. Jaga tubuh Anda untuk terus aktif bergerak dan jangan lupa dukung dengan konsumsi Anlene setiap hari.