Membaca Strategi Diplomasi Indonesia di Level Kawasan dan Global

Wamen Luar Negeri RI, Pahala Nugraha Mansury. (Foto: Dokumen FMB9)

PARBOABOA, Jakarta - Indonesia menjadi salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang cukup diperhitungkan di panggung global selama satu dekade terakhir.

Dengan mengusung kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia setidaknya mampu berdiri di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi dunia.

Pahala Nugraha Mansury, Wakil Menteri Luar Negeri RI, menjelaskan salah satu aspek krusial Indonesia menggaet perhatian dunia adalah diplomasi ekonomi.

Strategi ini, kata Mansury, sukses diterapkan di tengah tantangan global seperti perang dagang, proteksionisme, hingga krisis geopolitik.

“Indonesia berhasil memperluas akses pasar melalui 27 perjanjian perdagangan internasional, membuka akses pasar baru di Amerika Latin, Afrika, dan Karibia,” jelas Mansury dalam diskusi bertajuk 'Satu Dasawarsa Diplomasi Indonesia Hadapi Dinamika Global', yang digelar secara daring pada Senin (23/9/2024).

Menurutnya, diplomasi ekonomi berimbas pada peningkatan investasi asing langsung (FDI), dari USD28 miliar pada 2014 menjadi USD50 miliar pada 2023. 

Di periode 2019-2020, diplomasi Indonesia juga menunjukkan hasil positif dengan menjabat sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Indonesia menjadi pionir sejumlah kebijakan penting di forum DK PBB. Salah satunya adalah memperbaiki metode kerja Komite Sanksi 1267.

Komite Sanksi 1267 adalah lembaga di bawah Dewan Keamanan PBB yang dibentuk untuk mengawasi penerapan sanksi terhadap individu dan entitas yang terkait dengan Al-Qaeda dan Taliban. 

Komite ini bertanggung jawab untuk menetapkan daftar sanksi, termasuk pembekuan aset, larangan perjalanan, dan embargo senjata. 

Tujuannya adalah untuk mencegah pendanaan terorisme dan mendukung upaya internasional dalam memerangi ekstremisme.

Selain itu, Indonesia juga mendorong resolusi mengenai perempuan dalam penjaga perdamaian global.

“Kepemimpinan Indonesia di DK PBB membuktikan bahwa Indonesia semakin diperhitungkan di tingkat global,” jelas Mansury.

Dalam konteks diplomasi multilateral, Indonesia menjadi negara yang getol memperjuangkan hak-hak Palestina di forum-forum internasional, dengan mendorong resolusi di PBB yang menuntut penghentian okupasi Israel.

Ribuan ton bantuan kemanusiaan juga telah disalurkan ke Palestina, sebagai bentuk komitmen nyata dalam mendukung warga Palestina yang terimbas konflik​. 

Mansury berkata, "Indonesia terus mendukung solusi dua negara sebagai jalan keluar yang sah sesuai ketentuan hukum internasional​."

Dalam konteks diplomasi kesehatan, jelas Mansury, Indonesia menoreh capaian positif selama masa Pandemi Covid-19. 

Ia mengklaim, Indonesia berhasil mengamankan 516 juta dosis vaksin, di mana 26,5% diperoleh melalui hibah internasional.

Pada tahun 2022, Indonesia menunjukkan kemampuannya sebagai negara yang diperhitungkan dengan menjadi tuan rumah Presidensi G20, meskipun di tengah situasi global yang rumit akibat pandemi dan krisis geopolitik.

Konsensus internasional untuk mendorong kerja sama konkret dalam pemulihan pasca-pandemi sukses dibangun.

Menurut Mansury, inisiatif-inisiatif tersebut memainkan peran penting dalam menciptakan pemulihan ekonomi global yang inklusif dan berkelanjutan.

"Dokumen G20 Action for Strong and Inclusive Recovery yang dihasilkan menunjukkan komitmen Indonesia untuk pembangunan ekonomi yang adil bagi semua​," tegasnya.

Komitmen lain terbukti saat Indonesia berperan aktif dalam mendorong pembentukan Pandemic Fund selama Presidensi G20 untuk meningkatkan kesiapan global menghadapi pandemi di masa depan, terutama bagi negara-negara berkembang yang rentan.

Tak hanya itu, Indonesia memainkan peran penting di ASEAN, terutama selama Keketuaan ASEAN 2023.

Mansury menjelaskan bahwa Indonesia berupaya mewujudkan visi jangka panjang ASEAN untuk menjadikan kawasan ini lebih tangguh dalam menghadapi tantangan global.

Salah satu inisiatif utama adalah ASEAN Indo-Pacific Forum, yang menghasilkan 93 proyek kerja sama senilai USD 38,2 miliar.

Melalui kepemimpinan di ASEAN, Indonesia telah memperkuat posisi Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dunia dan memastikan stabilitas regional di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah.

Capaian diplomasi Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir, kata dia, mencerminkan komitmen negara ini untuk aktif membentuk tatanan dunia yang lebih adil, stabil, dan damai.

Indonesia tidak hanya terlibat dalam dialog global, tetapi juga berfungsi sebagai motor penggerak dalam mencari solusi kolektif terhadap berbagai tantangan besar, mulai dari perdamaian dan keamanan hingga perubahan iklim dan pemulihan ekonomi.

Secara sederhana, diplomasi oleh suatu negara adalah seni menjaga hubungan antar negara, yang menjadi jembatan bagi tersebut dalam menjalin kerjasama dengan negara lain.

Asep Setiawan dalam bukunya 'Teori dan Praktik Diplomasi' menjelaskan, diplomasi merupakan seni dan praktik negosiasi yang dilakukan oleh wakil-wakil negara. 

Melalui negosiasi ini, tulisnya, negara-negara berusaha mencapai kesepakatan yang dapat menguntungkan kepentingan nasional masing-masing. 

Sementara itu, Diplomat India kuno, Kautilya menyebut, diplomasi bertujuan untuk melindungi kepentingan negara sendiri, baik dalam bidang ekonomi, perdagangan, maupun komersial. 

Selain itu, diplomasi juga bertujuan melindungi warga negara di luar negeri, meningkatkan prestise nasional, serta menjalin persahabatan dengan negara-negara lain.

Melalui diplomasi, negara-negara berusaha menjaga kebebasan politik dan integritas teritorial mereka.

Untuk mencapai hal ini, diplomasi dilakukan dengan cara memelihara hubungan baik dengan negara-negara sehaluan, menetralkan ancaman dari negara yang memusuhi, serta memperkuat hubungan dengan negara-negara sahabat.

Ada dua model diplomasi, yaitu diplomasi klasik dan modern. 

Diplomasi klasik lebih fokus pada negosiasi, konsesi, menciptakan perselisihan yang positif, serta ancaman. Sedangkan diplomasi modern menekankan pada kerja sama, akomodasi dengan beberapa prasyarat, serta oposisi yang tidak selalu disertai ancaman.

Contoh diplomasi yang pernah dilakukan oleh Indonesia adalah Perundingan antara Soekarno dengan Letnan Jenderal Christison, di mana Christison, sebagai pemimpin pasukan sekutu AFNEI, akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto. 

Selain itu, Perundingan Roem-Royen juga menjadi salah satu bukti keberhasilan diplomasi Indonesia. Dalam perundingan ini, Indonesia berhasil mencapai kesepakatan dengan Belanda, yang pada akhirnya membuka jalan bagi kembalinya pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta, serta penghentian perang gerilya oleh pasukan Indonesia.

Diplomasi Indonesia, seperti yang tercermin dalam dua peristiwa penting tersebut, menunjukkan bahwa hubungan antarnegara dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam mencapai tujuan politik, ekonomi, dan sosial yang lebih besar. 

Melalui diplomasi, negara mampu memastikan posisinya di tengah-tengah percaturan internasional tetap kuat dan dihormati.

Editor: Gregorius Agung
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS